Salam hangat dari Win untuk para Readers tercinta
Jangan lupa makan hari ini
Jangan lupa like dan komen, dan juga jangan lupa rekomendasikan cerita ini pada teman-teman kalian
'Selamat Membaca'
Jeno berjalan pelan di lorong sayap kiri lantai dua sendirian. Mata tajamnya bergerak lincah untuk mencari keberadaan boneka Anna.
Jeno sebenarnya dari kamar yang ada di sebelah kamar persembunyian Hyunjin dan Yeji tadi, tapi dia memutuskan pindah karena merasa di sana tidak aman.
Tap tap tap
Jeno langsung sigap bersembunyi di balik jam dinding besar ketika mendengar langkah kaki mendekat ke arahnya.
Semakin mendekat suara itu membuat Jeno menahan nafasnya. Benar saja itu suara langkah kaki boneka Anna.
Boneka Anna berjalan melewatinya. Boneka itu tidak menyadari keberadaannya karena suasana yang gelap dan Jeno yang tidak bergerak sedikit pun.
Bone Anna menuju ruangan yang tidak jauh dari kamar yang di tempati Hyunjin dan Yeji. Ruangan itu adalah ruang olahraga yang disediakan untuk para penyewa villa.
Entah siapa yang bersembunyi di dalam sana. Jeno berharap tidak ada yang bersembunyi di sana dan jika ada semoga mereka baik-baik saja.
Setelah memastikan boneka Anna masuk ke dalam ruang olahraga, Jeno langsung kembali melanjutkan jalannya untuk turun ke lantai satu.
Saat kakinya menginjak tangga terakhir, tubuhnya menegang ketika melihat darah yang berceceran di lantai. Darah itu dari arah kolam renang menuju kamar lantai bawah sebelah kiri.
Jeno meneguk ludahnya dengan susah payah lalu kembali melanjutkan jalannya.
"Pssttt"
Tubuhnya kembali menegang ketika telinganya menangkap sebuah suara. Matanya menatap kembali ke atas untuk memantau boneka Anna.
"Jeno ini gue Jaemin."
Jeno langsung menatap ke arah sumber suara. Jaemin sedang berjongkok di balik sofa. Jaemin bersembunyi di sana sejak awal tapi tidak ketahuan oleh boneka Anna.
Langkah kakinya langsung membawanya ke arah Jaemin dan langsung ikut berjongkok untuk ikut bersembunyi di sana.
"Lo dari tadi di sini?" tanya Jeno. Jaemin mengangguk sebagai jawaban.
"Renjun sama Junkyu ada di kamar mandi dapur. Tadi waktu gue mau nyelametin Junkyu, Renjun datang duluan terus bawa Junkyu ke sana." Jaemin menjelaskan sambil berbisik.
"Terus itu darah siapa? Bukan salah satu dari teman-teman kita kan?"
Jaemin diam beberapa saat lalu berucap, "Itu darah Giselle. Giselle udah nggak ada. Gue lihat dengan mata kepala gue sendiri tadi." Jaemin mengepalkan tangannya kuat.
Sedangkan Jeno diam memproses semua perkataan Jaemin. Rahangnya mengeras begitu otaknya berhasil memproses.
"Yang lain gimana?" tanya Jeno lagi.
"Seungmin sama Han tadi bareng Giselle tapi mereka lolos dan sekarang mereka ada di situ." Jaemin menunjuk kamar lantai satu paling pojok sebelah kanan menggunakan dagunya.
Tap tap tap
Suara langkah kaki membuat keduanya saling bertatapan. Lalu detik berikutnya mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Ternyata itu adalah Junkyu dan Renjun. Mereka berdua berusaha menaiki tangga sambil menatap ke sana ke mari untuk mencari keberadaan boneka Anna.
"Jun, kyu, sini." Jaemin sedikit meninggikan suaranya agar bisa di dengar.
Renjun dan Junkyu langsung menoleh ke arah Jaemin dan Jeno. Keduanya bergegas berjalan menghampiri Jaemin dan Jeno lalu ikut berjongkok di balik sofa besar itu.
"Kalian nggak ketahuan?" tanya Renjun pada Jeno dan Jaemin.
Jeno dan Jaemin menggeleng, "Gue dari tadi belum berhadapan langsung sama bonekanya padahal gue sejak awal sembunyi di sini," ucap Jaemin.
"Gue juga belum. Gue dari atas," ucap Jeno.
"Gue tadi hampir mati kalau aja Renjun nggak nyelametin gue," ucap Junkyu.
"Gue tadi lihat lo juga waktu Lo teriak minta tolong. Gue mau bantuin tapi Renjun datang duluan, syukur kalau lo berdua baik-baik aja." Junkyu mengangguk mendengar penjelasan Jaemin.
"Ngomong-ngomong itu darah siapa?" tanya Renjun.
"Giselle... Giselle udah nggak ada," ucap Jaemin.
"Maksud lo?"
"Giselle udah meninggal."
"Anjing!!" Renjun dan Junkyu mengumpat secara bersamaan
"Gue nyesel ikut permainan ini njing." Junkyu mengacak rambutnya frustasi.
"Gue kan udah bilang jangan nyesel kalau udah mulai." Jeno menatap datar Junkyu.
"Gue nggak tau kalau permainannya beneran bisa buat meninggal."
"Jen jujur sama gue lo pernah ikut permainan ini sebelumnya kan?" Jaemin menatap Jeno serius.
"Pernah."
"Terus kenapa lo malah ajak kita main ini kalau lo udah pernah anjing!" Renjun menatap Jeno nyalang.
"Sebelumnya nggak ada korban yang sampai meninggal, jadi gue nggak tau kalau yang sekarang beneran ada yang meninggal."
"Emang lo main sama siapa sebelumnya?" tanya Jaemin.
"Sama kakak gue, pacarnya terus teman-teman pacarnya. Kita semua main cuma tiga jam dan di detik terakhir salah satu teman kakak gue luka tapi nggak sampai meninggal."
"Terus ini kita bakalan berhenti kalau udah lima jam?" tanya Junkyu.
Jeno menggeleng lemah, "enggak, permainan ini bakalan terus lanjut kalau nggak di selesaiin."
Renjun mengacak rambutnya frustasi, "Gimana caranya njing? Gimana caranya biar permainan ini selesai?"
Jeno menggeleng lemah, "Gue nggak tahu, gue lupa." Jeno berucap lemah.
"Bangsat! Gue takut banget sama tuh boneka, pisau yang dia bawa buat badan gue merinding," ucap Junkyu.
"Gue juga bingung kenapa yang ini agresif. Waktu dulu bonekanya kalem nggak agresif kayak gini."
"SOOBIN DI BELAKANG LO!!"
Suara teriakan di lantai dua menghentikan obrolan mereka. Mereka saling melempar tatap sampai suara teriakan kembali terdengar.
"SOOBIN"
_BERSAMBUNG_
16 Juli 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Hide or Die | 00 Line (✓)
FanfictionPermainan petak umpet dimulai. Sembunyi jangan biarkan dia menemukanmu atau kamu akan mati. "Hihihi kamu ketahuan" ⚠️DILARANG KERAS PLAGIAT Start : 11 Juli 2023 Finish : 05 Agustus 2023 ©windyzulia, 2023 🥇🥈🥉 🎖️ Nomer 1 di #karina (20/07/23) 🎖️...