Salam hangat dari Win untuk para Readers tercinta
Jangan lupa makan hari ini
Jangan lupa like dan komen, dan juga jangan lupa rekomendasikan cerita ini pada teman-teman kalian
'Selamat Membaca'
Hyunjin dan Yeji tidak tahu harus ke mana lagi. Setelah kejadian yang menimpa mereka beberapa menit yang lalu, mereka berdua berlari menuju lantai dua.
Mereka sedang bersembunyi di balik pot besar di lantai dua sayap kiri. Mereka bersembunyi di situ sementara karena hanya tempat itu yang bisa mereka temukan di lorong kosong ini.
Yeji sejak tadi belum berhenti menangis karena teringat Seungmin yang mati mengenaskan. Belum lagi kejadian dimana dia melihat tumpukan mayat teman-temannya.
Hyunjin hanya bisa memeluk Yeji sambil menenangkan kembarannya itu. Dia mengusap-usap kepala Yeji. Akhirnya setelah beberapa saat, tangisan Yeji mereda. Hyunjin melepas pelukannya pada Yeji lalu menatap kembarannya itu dengan tatapan teduh.
"Lo bakal selamat dari sini," kata Hyunjin pelan. "Gue udah janji sama mama buat jagain Lo, dan sekarang itu janji gue sama lo juga."
Yeji tidak menjawab. Dia kembali memeluk Hyunjin, memeluk kembarannya itu dengan sangat erat. Yeji merasa bersyukur karena ketika permainan dimulai, Hyunjin segera menariknya dan mengajaknya untuk bersembunyi. Kalau tidak ada Hyunjin, entah bagaimana nasib Yeji, mungkin dia sudah mati bergabung dengan beberapa temannya.
Dan sampai sekarang, Hyunjin masih bersama Yeji. Kembarannya itu tidak pernah sekalipun meninggalkannya, dan tidak pernah sekalipun melepas genggaman tangannya. Dia merasa aman bersama Hyunjin.
"Ji," kata Hyunjin. Yeji pun melepas pelukannya dan menatap Hyunjin. "Ayo kita cari tempat sembunyi yang lain."
"Kenapa?" tanya Yeji. "Mending kita di sini aja. Gue takut."
"Boneka itu bisa nemuin kita sewaktu-waktu, di sini nggak aman Ji, boneka itu bisa dengan mudah lihat kita di sini," ucap Hyunjin.
Sebenarnya Yeji enggan berpindah tempat sembunyi lagi. Dia sudah kelelahan setelah berlari ke sana ke mari. Yeji ingin tidur, namun matanya tidak mengantuk sama sekali. Dia terlalu takut dengan situasi ini.
Yeji akhirnya mengiyakan perkataan Hyunjin. Laki-laki itu membantu Yeji berdiri. Dia kemudian mengecek situasi.
"Ji, kalau nanti ada apa-apa sama gue, Lo lari yang kenceng ya. Tinggalin gue nggak apa-apa." Sebelum kembali berjalan, Hyunjin berpesan pada Yeji.
"Lo ngomong apa sih, gue nggak akan ninggalin lo, kita harus terus sama-sama," ucap Yeji sambil menatap Hyunjin kesal, tidak suka dengan perkataan Hyunjin barusan.
Hyunjin menghela napasnya. Hyunjin tidak bisa menjamin, karena situasi mereka sangat mencekam, tidak adanya hp juga membuat keadaan mereka dua kali lipat lebih terancam. Tanpa hp, mereka tidak bisa menghubungi teman-temannya dan mencari tahu keadaan teman-temannya.
Hyunjin hanya bisa pasrah saja. Hyunjin dengan pelan mulai berjalan dan menggenggam erat tangan Yeji. Matanya menatap sekitar dengan was-was, langkahnya dibuat se-pelan mungkin agar tidak menimbulkan suara.
Mereka berjalan berdua menyusuri lorong bagian sayap kiri lantai dua mencari kamar yang sekiranya bisa mereka gunakan untuk bersembunyi.
Hyunjin pikir jika mereka pergi ke kamar yang berada di ujung, kemungkinan untuk boneka Anna ke sana sangat kecil.
Tapi jika boneka Anna menemukan mereka di sana, maka melarikan diri dari sana sangat susah, jika hal itu terjadi maka mereka akan terpojok. Hyunjin memilih untuk mencari kamar di bagian tengah.
Mereka terus berjalan pelan. Di setiap belokan, mereka akan berhenti dulu untuk mengintip dan memastikan keadaan aman. Setelah itu, barulah mereka lanjut berjalan.
Mereka tiba di bagian tengah lantai dua sayap kiri. Kamar tersebut dia buka dengan perlahan. Di sini wangi karena ada lilin aroma terapi yang menyala. Ini adalah kamar yang ditempati Renjun dan Jihoon. Di villa ini hanya kamar ini yang memiliki toilet di dalam.
Mereka tetap berjalan, hingga tiba-tiba, terdengar suara gaduh dari dalam toilet.
Hyunjin dan Yeji terkesiap kaget. Suara gaduh tersebut semakin nyaring. Seolah ada yang sedang bertengkar di dalam sana.
"Itu...siapa?" tanya Yeji dengan takut.
Hyunjin menggeleng, dia juga tidak tahu itu siapa.
"Ayo lari..." ucap Yeji sambil menarik-narik baju bagian bawah Hyunjin.
"Tapi gimana kalo itu salah satu temen kita?" tanya Hyunjin.
Hyunjin mulai melangkah menuju toilet. Namun Yeji segera menarik tangan Hyunjin, hingga dia berbalik menghadapnya.
"Jangan ke situ," Yeji menggeleng melarang Hyunjin.
Suara gaduh kini berhenti membuat jantung mereka berdua berdetak kencang. Hyunjin mundur sambil menggenggam erat tangan Yeji.
Brak! Pintu toilet tiba-tiba terbuka dengan keras.
Kosong... Tidak ada siapa-siapa
Hyunjin menelan ludahnya dengan susah payah. "Ayo... Kita cari tempat lain. Disini ada yang nggak beres," ucap Hyunjin sambil menarik tangan Yeji untuk berlari keluar dari kamar itu.
Hyunjin bersyukur karena di luar dia tidak menemukan boneka Anna sehingga dia bisa leluasa berlari untuk mencari tempat sembunyi yang lain.
_BERSAMBUNG_
Anjir part ini aku ketik jam tiga pagi, aku yang ngetik tapi aku ikut deg degan soalnya kamarku ada kamar mandi dalam 😭
26 Juli 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Hide or Die | 00 Line (✓)
FanfictionPermainan petak umpet dimulai. Sembunyi jangan biarkan dia menemukanmu atau kamu akan mati. "Hihihi kamu ketahuan" ⚠️DILARANG KERAS PLAGIAT Start : 11 Juli 2023 Finish : 05 Agustus 2023 ©windyzulia, 2023 🥇🥈🥉 🎖️ Nomer 1 di #karina (20/07/23) 🎖️...