Salam hangat dari Win untuk para Readers tercinta
Jangan lupa makan hari ini
Jangan lupa like dan komen, dan juga jangan lupa rekomendasikan cerita ini pada teman-teman kalian
'Selamat Membaca'
Seungmin, Hyunjin dan Yeji saling terdiam dengan pikiran masing-masing. Tubuh mereka lelah dan mata mereka mengantuk. Mereka tidak mungkin tidur di situasi seperti ini.
Pagi sebentar lagi menjemput tapi mereka masih terjebak dalam permainan setan ini. Mereka bingung harus melakukan apa. Mereka sangat takut memikirkan hal-hal yang akan terjadi jika permainan ini tidak segera dihentikan.
Air mata Seungmin kembali menetes ketika mengingat kenangan-kenangan yang dia lalui bersama Han. Han adalah sahabatnya, kalau tidak ada Han dia tidak tahu akan seperti apa kehidupan perkuliahannya. Han adalah orang baik yang mengajaknya berteman pada waktu awal ospek.
"Woy, gue boleh duduk di sini nggak?" Seungmin menatap Han yang tersenyum ke arahnya. Seungmin mengangguk membiarkan Han duduk di sebelahnya.
"Nama gue Han Jisung, gue lebih suka dipanggil Han. Gue dari gugus sembilan, kalau lo?"
"Gue Kim Seungmin dari gugus tujuh," ucap Seungmin datar.
"Dari fakultas apa kalau boleh tahu?" tanya Han lagi membuat Seungmin menatapnya bingung. Dalam pikiran Seungmin, kenapa orang ini banyak tanya padahal mereka baru saja kenal.
"Hukum," ucap Seungmin singkat.
Han terkejut dengan binar mata bahagia, "Wah sama, gue juga fakultas hukum. Boleh temenan kali kita?"
Seungmin hanya diam tidak menjawab pertanyaan Han hingga membuat Han berdecak kesal.
"Sombong amat, entar orang sombong kuburannya sempit." Ucapan Han membuat Seungmin tidak terima. Seungmin menatap Han tajam.
"Lo banyak omong banget sih, bisa nggak diem aja gitu."
"Gue punya mulut ya harus ngomong lah. Orang bisu aja pengen ngomong, kok gue yang nggak bisu nggak boleh ngomong," ucap Han santai.
"Ck... Berisik."
"Jangan gitu ah, pokoknya mulai hari ini kita temenan." Han tersenyum lebar lalu meletakkan satu kaleng minuman di depan Seungmin.
"Gue nggak haus," ucap Seungmin setelah melihat minuman yang diletakkan di hadapannya.
"Gue nggak nanya. Itu tuh sebagai tanda pertemanan kita."
Air mata Seungmin menetes deras jika mengingat kenangan itu. Seungmin selalu berbicara cuek waktu awal bertemu Han. Dia hanya berucap singkat dan sering kali mengabaikan Han, namun Han masih tetap baik padanya. Mengajaknya berbicara dan mengenalkannya pada temannya yang lain. Kalau tidak ada Han mungkin Seungmin tidak memiliki teman.
"Kita harus pindah dari sini." Ucapan Hyunjin membuat Seungmin kembali tersadar dari nostalgia kenangan masa lalu.
"Mau pindah ke mana? Di luar bahaya," ucap Yeji.
"Di sini juga bahaya. Kalau kita diam aja di sini, bisa aja boneka itu rusak pintu ini. Lihat sendiri kan banyak pisau yang nempel di pintu." Hyunjin menunjuk tiga pisau yang menancap di pintu akibat ulah boneka Anna.
"Gue nggak mau kemana-mana, kalau lo mau keluar silahkan. Gue di sini aja," ucap Seungmin datar.
"Lo yakin?" Seungmin mengangguk menjawab pertanyaan Hyunjin sedangkan Hyunjin menghela nafas panjang.
"Ada orang nggak? boleh gue masuk? Gue bingung mau sembunyi di mana?" Suara lirih terdengar dari balik pintu membuat ketiga orang itu saling melempar tatap.
"Siapa?" Yeji bertanya dengan nada berbisik.
"Suaranya kayak suara Felix," ucap Seungmin.
"Felix masih hidup?" tanya Hyunjin.
"Awalnya gue sembunyi sama dia tapi kita kepisah waktu lari dari boneka sialan itu. Gue rasa itu beneran suara Felix," ucap Seungmin.
"Kalau bulan Felix gimana?" tanya Yeji sambil mencengkram baju bagian bawah Hyunjin.
"Tapi itu suara Felix, gue yakin dia masih hidup." Seungmin sangat yakin jika suara yang terdengar di balik pintu adalah suara Felix.
"Jangan gegabah min," ucap Hyunjin mengingatkan.
"Halo... Ada orang nggak?" Suara lirih dari balik pintu kembali terdengar.
"Dengar kan? Itu suara Felix."
Seungmin hendak membuka pintu namun tangannya dicekal oleh Hyunjin, "Lo nggak inget, kita berdua barusan ketemu sama yang mirip Soobin? Bisa aja itu bukan Felix."
"Tapi Soobin udah mati, kalau Felix masih hidup." Seungmin melepas cekalan tangan Hyunjin dengan kasar.
"Lo tau dari mana Felix masih hidup hah?"
"Gue bareng dia. Dia cuma kepisah aja sama kita."
Seungmin mulai menurunkan gagang pintu, mengabaikan Hyunjin yang berusaha menghentikannya.
Ceklek
Pintu terbuka dan kosong tidak ada siapa pun di luar. Seungmin mengerutkan keningnya bingung. Dia memberanikan diri untuk keluar dan mengecek. Mungkin Felix belum pergi jauh.
Dua langkah setelah Seungmin keluar, tiba-tiba saja sebuah pisau melayang dan mengenai kepalanya. Seungmin ambruk dengan kepala atas yang terbelah.
AAAAAAAAAA
Yeji berteriak histeris melihat kejadian itu. Hyunjin yang melihatnya juga melotot kaget. Hyunjin melihat boneka Anna sedang berjalan ke arah mereka. Boneka itu tersenyum senang ketika melihat pisau yang menancap membelah kepala Seungmin.
Hyunjin dengan cekatan menarik tangan Yeji dan berlari keluar kamar mandi. Dia meninggalkan Seungmin yang sudah tidak bergerak di sana. Membawa saudara kembarnya untuk pergi menyelamatkan diri.
Seungmin telah gugur, delapan orang ditemukan.
_BERSAMBUNG_
26 Juli 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Hide or Die | 00 Line (✓)
FanfictionPermainan petak umpet dimulai. Sembunyi jangan biarkan dia menemukanmu atau kamu akan mati. "Hihihi kamu ketahuan" ⚠️DILARANG KERAS PLAGIAT Start : 11 Juli 2023 Finish : 05 Agustus 2023 ©windyzulia, 2023 🥇🥈🥉 🎖️ Nomer 1 di #karina (20/07/23) 🎖️...