Salam hangat dari Win untuk para Readers tercinta
Jangan lupa makan hari ini
Jangan lupa like dan komen, dan juga jangan lupa rekomendasikan cerita ini pada teman-teman kalian
'Selamat Membaca'
Di kamar lantai satu, Jeno, Jaemin, Renjun dan Junkyu terasa hening. Jeno yang tertidur karena tubuhnya yang lemah. Renjun yang duduk bersandar pada dinding dekat ranjang terantuk antuk karena mengantuk dan kelelahan.
Junkyu yang masih terjaga dengan hp yang menyala. Dia sedang berusaha mengirim pesan pada teman-temannya dan tidak mendapat balasan sama sekali, baterai ponselnya juga mau habis membuat dia mendengus pelan.
Sedangkan Jaemin, dia masih terjaga di samping Jeno untuk memeriksa keadaan Jeno. Darahnya sudah tidak keluar sederas tadi namun wajah Jeno sangat pucat karena kebanyakan darah yang keluar.
"HAECHAN."
Mereka terkejut bukan main ketika mendengar teriakan itu. Renjun yang mengantuk langsung terjingkat kaget. Jeno juga terbangun dari tidurnya, sedangkan Junkyu? Dia yang paling kaget sampai tak sengaja ponselnya terlepas dari tangannya hingga terjatuh ke lantai.
"Haechan." Jaemin berucap lirih.
Jeno langsung menatap Jaemin yang terbengong setelah mengucapkan kata Haechan. Jeno menyentuh lengan Jaemin untuk menyadarkannya.
"Bangsat!! Jangan Haechan." Di akhir kalimat, suara Jaemin mengecil.
Jaemin, Jeno, Haechan, Renjun dan Yangyang sudah sahabatan sejak SMP. Mereka berlima selalu ke mana-mana bersama bahkan saat masuk SMA dan perguruan tinggi mereka memutuskan untuk sekolah dan kuliah di tempat yang sama.
Jaemin paling dekat dengan Haechan, mungkin karena sifat Haechan yang hangat membuat Jaemin yang pendiam menjadi nyaman.
Mereka bertiga sudah kehilangan Yangyang dan mereka tidak mau kehilangan Haechan. Haechan bagai matahari di tengah-tengah mereka. Walau Haechan berisik tapi mereka sangat bersyukur memiliki Haechan.
Renjun meneteskan air matanya, "Enggak, gue mohon jangan lagi," ucap Renjun dengan bahu yang bergetar.
Jeno hanya diam, dia tidak mampu berbicara. Air matanya pun ikut mengalir dari kedua sisi matanya. Dadanya begitu sesak.
"Chan, maafin gue," ucap Jeno dalam hati.
"Enggak, pasti gue salah denger. Biar gue pastiin sendiri." Renjun bangkit dari tempatnya lalu berjalan ke arah pintu.
"Jun, mau kemana?" tanya Jaemin dengan mata yang menyorot kesedihan.
"Gue mau mastiin kalau itu bukan Haechan." Renjun memegang ujung meja di sebelah kiri lalu menatap Junkyu yang berada paling dekat dengannya, "Bantu gue angkat ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hide or Die | 00 Line (✓)
FanfictionPermainan petak umpet dimulai. Sembunyi jangan biarkan dia menemukanmu atau kamu akan mati. "Hihihi kamu ketahuan" ⚠️DILARANG KERAS PLAGIAT Start : 11 Juli 2023 Finish : 05 Agustus 2023 ©windyzulia, 2023 🥇🥈🥉 🎖️ Nomer 1 di #karina (20/07/23) 🎖️...