Sebelas

5.1K 507 7
                                    

Salam hangat dari Win untuk para Readers tercinta

Jangan lupa makan hari ini

Jangan lupa like dan komen, dan juga jangan lupa rekomendasikan cerita ini pada teman-teman kalian

'Selamat Membaca'

Jaemin membersihkan darah Jeno dengan baju entah milik siapa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaemin membersihkan darah Jeno dengan baju entah milik siapa. Dia mengambilnya asal di salah satu koper yang ada di kamar itu.

Jeno meringis kecil ketika Jaemin melingkarkan kain kaos yang sudah di robek untuk mengikatkannya perut Jeno yang terluka. Itu dia lakukan supaya darah tidak terus keluar dari perut Jeno.

Pintu kamar sudah di ganjal oleh meja yang cukup besar oleh Renjun dan Junkyu. Lalu menyumpal lubang yang dibuat oleh boneka Anna dengan kain hingga lubang tertutup dengan sempurna.

Jam sudah menunjukkan pukul dua dini hari, berarti mereka sudah bermain selama tiga jam. Dan selama tiga jam itu mereka sudah kehilangan empat teman mereka.

"Kakak lo belum bales juga?" tanya Renjun yang duduk menyender pada meja yang mengganjal pintu. Di sisinya juga ada Junkyu yang duduk sambil memainkan kaosnya sendiri.

Jeno menggeleng lemah, "Belum, kakak gue biasanya bangun jam lima."

Jaemin melirik jam yang ada di dinding, "Masih jam dua, berarti kita harus nunggu tiga jam lagi."

"Coba lo telpon aja Jen kakak lo, tiga jam itu masih lama dan kita nggak bisa menjamin kalau nggak ada korban selanjutnya," ucap Junkyu.

"Udah, tadi sempet gue telpon tapi nggak di angkat. Kakak gue kalau tidur kayak kebo."

Jeno menyenderkan punggungnya di kepala ranjang dibantu Jaemin. Darah masih terus keluar dan merembes dari kain yang membalutnya, tapi itu lebih baik dari pada tadi.

"Gue pusing banget. Giselle, Soobin, Yangyang, Felix terus nanti siapa lagi." Renjun menghela nafas kasar.

"Lo emang nggak ingat sama sekali Jen gimana caranya biar permainannya berakhir?" tanya Jaemin yang duduk di pinggiran ranjang menjaga Jeno dan sesekali memeriksa luka Jeno.

"Gue nggak ingat karena yang akhiri permainannya dulu pacar kakak gue, gue cuma ngelihat dari jauh, jadi nggak tau apa yang mereka lakuin biar permainannya berakhir."

"Gue nggak mau mati." Junkyu yang memainkan kaosnya berucap lirih.

"Maaf... Maafin gue karena nyaranin permainan ini." Jeno menatap teman-temannya dengan tatapan bersalah.

"Bukan sepenuhnya salah lo Jen, kita semua juga ngeiyain," ucap Jaemin.

"Iya Jen, lagian lo juga udah kasih peringatan buat kita di awal tapi kita tetep mau ikut main," Renjun ikut menimpali.

Tok tok tok

"Halo ini Anna... Apa ada orang."

Mereka semua langsung terdiam dan menegang. Renjun dan Junkyu dengan sigap mempersiapkan diri, takut jika boneka Anna berhasil mendorong pintu yang sudah diganjal meja.

Tok tok tok

Ketukan kedua kembali terdengar namun tidak ada suara boneka Anna. Hanya ada suara ketukan.

Jaemin mengambil sapu dari pojok ruangan lalu menghampiri Renjun dan Junkyu. Jaemin menyelipkan gagang sapu ke gagang pintu agar tidak bisa di putar lalu bergabung dengan Renjun dan Junkyu di bawah meja.

Jeno sendiri sudah pindah ke bawah samping ranjang. Tidur beralaskan karpet untuk bersembunyi jika saja lubang yang tadi di sumpal kembali terbuka. Jeno tidak ingin boneka Anna melihatnya ada di dalam sana.

Dor dor dor dor

Pintu yang tadinya diketuk pelan sekarang digedor dengan beruntal hingga membuat Jaemin, Renjun dan Junkyu yang ada di bawah meja kaget bukan main.

Sreekkkk

Sreekkkk

Sreekkkk

Suara gesekan terdengar di balik pintu. Jaemin rasa boneka Anna sedang menggoreskan pisaunya di pintu.

"Dia ngapain?" Junkyu bertanya pada Jaemin dan Renjun tanpa mengeluarkan suara.

Jaemin yang mengerti langsung membalas dengan cara yang sama, "Kayaknya dia lagi goresin pisau di pintu."

Junkyu mengangguk mengerti. Suara goresan masih terdengar membuat Renjun bergidik ngeri. Renjun membayangkan jika yang di gores adalah kulitnya.

Tap tap tap

Suara langkah kaki yang menjauh membuat mereka bertiga menghela nafas lega. Jaemin mengintip dari bawah meja, dia mau cari tahu apakah lubang di pintu itu masih tertutup atau tidak.

Jaemin kembali menghela nafas lega ketika lubangnya masih tertutup rapat dan tidak ada lubang lain yang dibuat boneka Anna.

"Gue rasa udah aman," ucap Jaemin.

"Gila, selama gue hidup baru kali ini gue tegang banget sampai kebelet berak," ucap Renjun sambil mengelus dadanya pelan.

"Kalau permainan ini udah selesai, gue bakar tuh boneka," ucap Junkyu.

Junkyu apakah kamu yakin bisa membakar boneka itu?....




..... Bagaimana jika boneka itu membunuhmu lebih dulu?























 Bagaimana jika boneka itu membunuhmu lebih dulu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_BERSAMBUNG_

20 Juli 2023

Hide or Die | 00 Line (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang