Dua puluh empat

4.5K 508 21
                                    

Salam hangat dari Win untuk para Readers tercinta

Jangan lupa makan hari ini

Jangan lupa like dan komen, dan juga jangan lupa rekomendasikan cerita ini pada teman-teman kalian

'Selamat Membaca'

Hyunjin dan Yeji memilih untuk kembali ke persembunyian awal mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyunjin dan Yeji memilih untuk kembali ke persembunyian awal mereka. Di salah satu kamar lantai dua sayap kiri, dan sembunyi di belakang lemari.

Mereka berjongkok saling menggenggam tangan dengan erat. Hyunjin sesekali mengintip ke arah pintu yang tertutup. Mereka mengganjal pintu dengan meja nakas yang kecil karena di kamar ini tidak ada meja besar atau rak buku yang bisa digunakan untuk mengganjal pintu.

"Jin, kita aman kan di sini?" tanya Yeji.

Hyunjin menatap Yeji teduh lalu tersenyum, "Lo aman sama gue. Gue nggak akan biarin lo kenapa-kenapa."

"Gue takut." Hyunjin langsung memeluk Yeji lalu mengusap punggungnya lembut berusaha memberi ketenangan.

"Semua bakal baik-baik aja, percaya sama gue," ucap Hyunjin lembut.

Yeji tidak menjawab dan semakin mempererat pelukannya pada Hyunjin. Yeji merasa jika dirinya akan aman bersama kembarannya.

Ceklek

Mereka terkejut ketika mendengar suara gagang pintu yang di permainkan. Hyunjin mengintip dari tempat persembunyiannya dan mendapati seseorang di belakang pintu sedang berusaha membuka pintu.

Ceklek ceklek ceklek

"Hyunjin, gue takut." Yeji mencengkram baju belakang yang Hyunjin kenakan.

"Nggak apa-apa, semua bakal baik-baik aja." Hyunjin mengusap rambut belakang Yeji sambil memberikan bisikan bisikan penenang.

Jdddarrr

Mereka berdua terlonjak kaget mendengar pintu yang dibuka dengan cara di dobrak. Hyunjin mengintip dan melihat pintu sudah terbuka menampilkan boneka Anna yang berjalan masuk.

"Halo ini Anna... Ada orang disini?"

Yeji semakin mengeratkan pelukannya pada Hyunjin dan menyembunyikan wajahnya di dada Hyunjin.

Tap tap tap

Suara langkah kaki yang mendekat membuat dua orang bersaudara itu menegang. Jantung keduanya berdetak kencang dengan tubuh yang dibasahi oleh keringat dingin.

Hyunjin segera melepaskan pelukannya pada Yeji, lalu menatap kembarannya itu teduh. Tatapan itu membuat jantung Yeji semakin berdetak kencang, entah kenapa Yeji tidak suka tatapan itu.

"Kalau terjadi apa-apa, Lo lari yang kenceng. Nggak usah nengok ke belakang dan lari aja yang kenceng." Hyunjin berbicara dengan nada berbisik.

Yeji menggeleng, "Lo gimana?"

Hide or Die | 00 Line (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang