Satu

12.7K 808 74
                                    

Salam hangat dari Win untuk para Readers tercinta

Jangan lupa makan hari ini

Jangan lupa like dan komen, dan juga jangan lupa rekomendasikan cerita ini pada teman-teman kalian

'Selamat Membaca'

"Tinggal dua hari lagi kita di sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tinggal dua hari lagi kita di sini. Terus balik deh ke rutinitas kuliah dan tugas. Ngapain ya enaknya yang seru gitu." Chaewon berbicara sambil rebahan di sebelah Karina yang sedang memakan snack.

"Main game aja yuk," ucap Felix yang duduk di kursi bersama Han dan Seungmin.

Mereka semua sekarang sedang berada di ruang tv lantai dua villa. Tempat itu merupakan ruangan bersantai. Sudah empat hari mereka berlibur bersama di sini dan tinggal tersisa dua hari sebelum liburan mereka berakhir.

Mereka sebanyak 18 orang, jadi villa yang mereka sewa juga besar. Villa yang mereka sewa memiliki dua tingkat dengan delapan kamar. Tiga kamar dengan kamar mandi dalam dan lima kamar tanpa kamar mandi dalam.

"Game apaan? Kalau game hp males gue nggak bisa." Karina menimpali.

"Main kartu aja yuk. Gue bawa kartu," ucap Haechan sambil mengangkat kartu remi miliknya.

"Nggak seru ah, kemarin kan udah," ucap Giselle. Sempat-sempatnya dia menyahut padahal dirinya saat ini sedang ghibah dengan Yeji dan Lia.

"Gue laper deh. Kalian laper ga?" Yeji menatap teman-temannya.

"Barusan aja kita tuh bakar-bakar daging dan lo udah laper lagi?" Hyunjin saudara kembar Yeji bertanya sambil menggelengkan kepalanya.

"Ya mana gue tau, orang faktanya gue laper sekarang."

"Pesan aja deh di aplikasi, mumpung masih jam sembilan." Han memberi saran.

"Hyunjin pesenin, gue nggak punya saldo." Yeji menyengir ke arah Hyunjin.

"Ck... Yaudah cepetan mau apa? Sekalian dah yang lain kalau mau pesen biar jadi satu."

Pada akhirnya semua ikut memesan makanan walau hanya sekedar makanan ringan atau minuman. Sambil menunggu makanan datang, mereka kembali ke kesibukan masing-masing.

"Gue ada permainan," ucap Jeno sambil memetik gitarnya membuat teman-temannya berfokus kepadanya.

"Permainan apaan? Kalau kartu dan kawan-kawannya skip," ucap Chaewon.

"Gue yakin permainan ini belum pernah kalian mainin sebelumnya."

"Permainan apa sampai kita belum pernah main?" Jihoon bertanya namun fokusnya masih berada di ponsel. Dia sedang mabar bersama Haechan, Junkyu, Yoshi dan Felix.

"Petak umpet."

"Anjing! apaan belum pernah? itu mah permainan kita sejak kecil," ucap Soobin yang duduk di sebelah Jeno.

"Tapi yang ini beda."

"Bedanya apa?" tanya Chaewon.

"Yang ini main petak umpetnya sama boneka. Nanti kita yang ngumpet bonekanya yang jaga."

"Maksudnya gimana njing, gue nggak paham dah maksud lo. Mana bisa boneka yang benda mati itu jaga terus nyariin kita." Renjun yang sejak tadi diam ikut menimbrung.

"Bonekanya dirasuki arwah."

"Bangsat! Gue sampai gagal nembak musuh gara-gara ucapan lo. Loh loh cok tolongin cok gue dikepung musuh!! Walah bangsat gue mati!" Haechan membanting hpnya ke meja lalu menyenderkan punggungnya ke kursi.

"Maksud ucapan lo apa Jen?" ucap Seungmin.

"Jadi nanti kita ritual dulu manggil arwah biar bisa rasukin bonekanya, kita butuh beberapa barang buat pemanggilan arwah dan salah satunya boneka."

Penjelasan Jeno membuat yang lain ikut penasaran.

"Apa aja emang barangnya?" Jaemin yang baru datang dari arah pintu depan bertanya. Tangannya membawa tiga kantong plastik yang merupakan pesanan mereka tadi.

"Ini siapa yang pesen makan?" tanya Jaemin sambil mengangkat tinggi keresek yang dia bawa.

Sejak tadi Jaemin di teras depan villa untuk merokok dan baru masuk ketika ada kurir makanan datang.

"Aaaaaa makanan gue." Yeji langsung berdiri dan mengambil makanan itu dari tangan Jaemin.

Para ciwi-ciwi yang lain mengikuti Yeji untuk ikut menyerbu makanan. Entah ya tapi perut cewe tuh kebanyakan perut karet, habis makan tapi kalau ada makanan ya tetep di makan.

"Lanjutin Jen, barang apa aja dan gimana cara mainnya?" Jaemin berucap kembali sambil duduk di samping kanan Jeno. Sekarang posisi Jeno di tengah-tengah Jaemin dan Soobin.

"Kita butuh boneka, beras, benang merah buat jahit sama kuku para pemain. Udah itu aja."

"Anjing!! Nggak ah serem gitu, pakai kuku segala." Jihoon menggeleng ribut.

"Tapi keknya seru, kapan lagi lo main petak umpet bareng setan," ucap Seungmin.

"Nggak usah aneh-aneh, gue denger permainan itu bahaya." Yoshi ikut menimpali sambil memakan kentang goreng bersama Giselle.

"Hmm, kata orang permainan itu bisa bikin meninggal." Jeno membenarkan ucapan Yoshi.

"Anjing! Kalau gitu nggak usah. Entar beneran meninggal berabe urusannya," ucap Haechan.

"Udah gapapa, kan cuma katanya. Belum tentu terjadi kan? Kita coba aja," ucap Han.

"Lo gila! Tuh permainan bisa bikin mati! Dan Lo mau coba-coba!" Haechan berteriak ke arah Han.

"Cuma katanya, lo nggak tau faktanya gimana," ucap Han.

"Udah udah kok malah berantem sih kalian." Lia mencoba melerai.

"Kan apa salahnya dicoba. Dan juga mana mungkin boneka bisa ngebuat kita mati," ucap Han masih kekeh dengan pendiriannya.

"Kalau ada apa-apa lo mau tanggung jawab?" Haechan bertanya dengan tatapan kesal pada Han.

"Gue bakal bertanggung jawab penuh." Han dengan percaya diri mengiyakan.

"Yang lain setuju juga nggak?" tanya Jeno memastikan jika yang lain juga setuju.

"Lakuin ajalah, gue juga penasaran," ucap Yeji yang diangguki oleh para ciwi yang lain.

"Yaudah....








"Tapi kalian jangan nyesel." ucap Jeno.















_BERSAMBUNG_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_BERSAMBUNG_

11 Juli 2023

Hide or Die | 00 Line (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang