Dua belas

5.2K 494 27
                                    

Salam hangat dari Win untuk para Readers tercinta

Jangan lupa makan hari ini

Jangan lupa like dan komen, dan juga jangan lupa rekomendasikan cerita ini pada teman-teman kalian

'Selamat Membaca'

Di perpustakaan, Haechan, Jihoon, Yoshi, Karina dan Lia masih memikirkan cara agar bisa keluar dari villa ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di perpustakaan, Haechan, Jihoon, Yoshi, Karina dan Lia masih memikirkan cara agar bisa keluar dari villa ini.

"Kata Junkyu lebih baik kita diam di sini dan bertahan agar boneka itu nggak nemuin kita atau masuk ke sini. Kita tunggu sampai jam lima." Jihoon memberitahu yang lainnya setelah mendapat pesan dari Junkyu.

"Jam lima itu masih lama. Iya kalau kita bisa bertahan, kalau enggak gimana? Mau mati?" ucap Haechan yang dari tadi duduk di lantai sambil menunduk.

"Lebih baik begini dulu Chan. Di luar bahaya, boneka itu berkeliaran nyari kita," ucap Yoshi.

"Gu-gue mau pulang hiks, gue takut, gue nggak mau mati," Lia kembali menangis setelah tadi sempat berhenti.

"Lo bisa diem nggak sih! Suara tangisan lo tuh berisik tau nggak? Gue makin pusing denger suara tangisan lo!" Ucapan Haechan membuat Lia semakin menangis.

"Lo kok ngomong gitu? Dia itu lagi ketakutan, lo nggak tau kan rasanya lihat dengan mata kepala lo sendiri temen lo jatuh dari lantai dua? Jadi lo nggak ada hak buat larang-larang Lia nangis." Karina berucap tegas lalu memeluk tubuh Lia.

"Udah udah, nggak usah bertengkar. Kita disini situasinya sama. Jadi gue harap kalian bisa saling kerja sama bukan bertengkar," ucap Yoshi menengahi.

Mereka semua terkejut ketika mendengar sebuah teriakan samar dari luar.

"Ada suara teriakan," ucap Jihoon.

Lia semakin mengeratkan pelukannya di tubuh Karina. Badannya bergetar ketakutan. Haechan yang duduk di lantai langsung berdiri.

"Suara siapa?" tanya Haechan.

"Gue dengernya suara Chaewon tapi satunya gue nggak tau suara siapa," ucap Karina.

"Anjing! Gue nggak mau ada korban lagi bangsat!" Haechan mengepalkan tangannya kuat, rahangnya juga mengeras.

"Gue rasa yang satunya suara Felix, tapi gue masih belum yakin," ucap Yoshi.

"Bangsat! gue ke sini mau liburan bukan mau mati!!" Jihoon menendang meja yang ada di sebelahnya.

"Bangsat! bangsat! bangsat! please jangan ada korban lagi," ucap Haechan dengan nada lirih di akhir.









***









Seungmin dan Han bersembunyi di ruangan bersantai di lantai dua. Mereka berdua duduk di balik meja besar panjang yang di atasnya ada tv dan beberapa alat game.

Hide or Die | 00 Line (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang