Delapan belas

4.7K 635 30
                                    

Salam hangat dari Win untuk para Readers tercinta

Jangan lupa makan hari ini

Jangan lupa like dan komen, dan juga jangan lupa rekomendasikan cerita ini pada teman-teman kalian

'Selamat Membaca'

Haechan, Karina, Yoshi dan Lia memilih untuk sembunyi di salah satu kamar di sayap kanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haechan, Karina, Yoshi dan Lia memilih untuk sembunyi di salah satu kamar di sayap kanan. Mereka menutup pintu dengan terburu-buru.

Haechan menengokkan kepalanya ke sana ke mari untuk melihat barang yang sekiranya bisa untuk mengganjal pintu. Netranya menangkap rak buku kayu berukuran sedang. Tanpa banyak bicara dia langsung menuju ke arah rak buku kayu itu.

"Yosh, ayo cepetan bantu gue angkat ini buat ganjal pintu."

Yoshi dengan sigap membantu Haechan mengangkat rak buku kayu lalu meletakkannya tepat di depan pintu. Di rasa sudah aman, Haechan langsung memukul udara dengan keras.

"Bangsat!! Bangsat!! Bangsat!! Boneka setan!! Boneka sialan!! Anjing!!" Segala bentuk umpatan keluar dari bibir Haechan. Nafasnya naik turun karena emosi.

"Ji-jihoon." Lia berjongkok lalu menangis di sana. Kejadian yang terjadi beberapa menit yang lalu berputar bagai kaset rusak di otaknya.

"Boneka bangsat!!" Yoshi juga emosi. Dia kehilangan temannya tepat di depan matanya tentu saja membuat Yoshi marah dan merasa bersalah.

"Terus sekarang kita harus gimana?" ucap Karina yang sedang mendudukkan dirinya di pinggiran ranjang. Dia sedang berusaha menenangkan dirinya sendiri.

"Gue juga nggak tau, sialan!!" Haechan mengacak rambutnya frustasi.

"Gue takut banget, gue mau pulang, perut gue juga mual," ucap Lia di sela-sela tangisannya.

"Kita semua juga takut Li, kita semua juga mau pulang bukan lo aja. Lo tenangin diri lo dulu," ucap Yoshi.

"Untuk saat ini lebih baik kita di sini dulu. Gue nggak mau ketemu boneka sialan itu lagi," ucap Haechan.

Semuanya mengangguk menyetujui ucapan Haechan. Mereka juga tidak mau bertemu dengan boneka terkutuk itu. Setidaknya mereka aman di sini untuk saat ini.

Entah di lain waktu mereka tetap aman atau tidak bersembunyi di kamar ini.









***









Jeno, Jaemin, Renjun dan Junkyu masih berada di tempat yang sama. Mereka masih berada di kamar sayap kanan pojok lantai satu.

Jeno semakin pucat karena luka yang ada di perutnya masih mengeluarkan darah. Jaemin selalu ada di sisinya untuk membantu menghentikan darah agar tidak terus keluar.

Hide or Die | 00 Line (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang