Sembilan

5.4K 509 7
                                    

Salam hangat dari Win untuk para Readers tercinta

Jangan lupa makan hari ini

Jangan lupa like dan komen, dan juga jangan lupa rekomendasikan cerita ini pada teman-teman kalian

'Selamat Membaca'

Haechan berjalan menyusuri lorong lantai dua sayap kanan yang gelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haechan berjalan menyusuri lorong lantai dua sayap kanan yang gelap. Tujuannya hanya satu yaitu menemukan Yangyang dan memastikan sahabatnya itu baik-baik saja.

Tubuhnya membeku ketika matanya menatap sebuah objek yang sangat dia kenali.

Yangyang ada di sana...

Berlumuran darah....

Tubuh Haechan bergetar melihat bagaimana tubuh penuh darah itu di seret oleh boneka Anna untuk menuruni tangga.

Haechan terduduk di tempat ketika Yangyang sudah menghilang dari jangkauan matanya dan hanya menyisakan darah Yangyang yang berceceran di lantai.

Haechan berjengit kaget ketika sebuah tangan menepuk bahunya pelan. Haechan menghela nafas lega ketika melihat bahwa yang menepuknya adalah Yoshi.

Yoshi memberi gestur agar Haechan tidak berisik lalu membantu Haechan berdiri dan membawanya kembali ke dalam perpustakaan.

Yoshi menutup pintu perpustakaan dengan pelan lalu mengangkat meja dibantu oleh Jihoon untuk mengganjal pintu.

Haechan langsung terduduk di lantai dengan pandangan kosong. Sahabatnya sudah tiada dan dirinya melihatnya sendiri dengan matanya.

"Haechan kenapa?" tanya Jihoon pada Yoshi.

"Yangyang udah nggak ada."

Ucapan Yangyang membuat tiga orang lainnya terkejut. Karina memukuli kepalanya sendiri menyalahkan dirinya karena telah meninggalkan Yangyang sedangkan Lia menutup kedua telinganya sambil menunduk menangis.

"Yangyang gue minta maaf, harusnya gue nggak ninggalin lo," ucap Karina lirih.

"Bukan salah lo Rin. Jangan salahin diri kalian sendiri. Sekarang yang harus kita pikirin, gimana kita bisa keluar dari permainan ini," ucap Yoshi.

"Lo tau gimana caranya?" tanya Jihoon.

""Haechan tadi udah bilang, kita kabur dari sini. Yang terpenting kita harus bisa keluar dulu dari villa ini."

"Lo yakin itu nggak bahaya? Maksud gue, kita semua udah terikat sama permainan ini, kuku kita semua. Ingat kan? Takutnya kalau kita pergi itu juga bisa jadi malapetaka buat kita." Ucapan Jihoon membuat Yoshi menghela nafasnya kasar.

"Terus pakai cara apa lagi biar kita selamat?"

"Untuk saat ini lebih baik kita sembunyi dulu jangan biarin boneka itu nemuin kita. Itu lebih baik," ucap Karina.

Hide or Die | 00 Line (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang