40

511 55 14
                                    

"Lisa.......cowok lo mukul Bright"












🦋🦋

"Kenapa lagi masalahnya kali ini?" Lisa menatap tajam kearah Haruto yg kini duduk di hadapannya.

Haruto hanya diam tidak ada jawaban.

"Kalau nggak suka nggak harus mukul kan?" dengus Lisa.

"Nuna nggak tau apa yg dia ucapin ke aku"

"Iya apa? Gimana aku bisa tau kalau kamu nya diem aja daritadi?"

"Menjauh dari orang itu, dia psikopat gilak"

"Ya alasannya apa kamu bisa bilang dia psikopat hmm?"
"Kalau cuma cemburu bukan seperti itu caranya...."

"Aku nggak cuma cemburu nuna" ucap  Haruto dengan nada mulai meninggi.

"Ya terus apa namanya? Dari awal kenal Bright kamu bawaannya sensi banget kalo sama dia, dia diem aja udah buat kamu nggak seneng, dia ngomong dikit udah buat kamu pengen nonjok, dan itu nggak cuma sekali. Tapi setiap kali, kamu yg aneh" ucap Lisa dengan nada nggak kalah tinggi.

"Kok jadi nyalahin aku?" nada bicara Haruto semakin meninggi.

"Enggak...kamu nggak salah, aku yg salah karna terlalu mudah deket sama cowok-cowok yg sangat nggak kamu suka, gitukan yg pengen kamu denger?"

"Nuna kenapa sih? Segitunya belain orang itu"

"Kamu yg kenapa? Bukan tentang Bright, tapi tentang kamu.....bisa nggak jangan arogan, apapun masalahnya bisa dibicarakan baik-baik nggak perlu adu otot, apalagi sampai mukul orang di lingkungan kampus, biar apa coba? Biar dibilang jagoan?" Lisa nggak kalah ngotot.

"Lalisa......" bentak Haruto.

Lisa tersentak, teringat kembali adegan beberapa tahun yg lalu ketika sebuah ponsel melayang dan menghantam wajahnya, dengan teriakan yg sama, hanya orang yg di hadapannya.....berbeda.

Tubuh Lisa mendadak gemetaran.....air matanya luruh begitu saja.


Bayangan itu kembali lagi, bayangan yg sempat terhapus di memory otak Lisa kembali lagi.
Hari itu....beberapa tahun yg lalu, hari dimana lagi-lagi Lisa menemukan Ravi kekasihnya bercinta dengan Yoomi sahabatnya.
Tapi kali ini mereka melakukannya justru di apartment Lisa dan saat Lisa sedang sakit, Lisa yg tidak terima dengan perbuatan mereka malah balik mendapat bentakan dan cacian dari Ravi yg bahkan tidak segan untuk menampar dan menjambak Lisa.

Lisa yg sudah muak dengan semua kesabarannya selama ini dan mencoba mencari keadilan untuk dirinya malah berakhir dilempar ponsel tepat di wajahnya.

Kepala Lisa mendadak pusing, pandangannya menggelap sejenak karna sekuat itu hantaman di wajahnya. Lisa menguatkan diri untuk bangkit dari duduknya dan berlari keluar dari apartmentnya.

Tidak ada yg tau kalau Ravi searogan itu terhadapnya, tidak ada yg tau kalau selama ini Lisa seeing mendapat kekerasan dari Ravi. Karna semua yg terjadi selama ini Lisa simpan rapat-rapat.

Lisa terus berlari dengan derai air mata yg terus menetes, hingga akhirnya Lisa berhenti di tepi jalan raya.

Sempat terdiam beberapa saat menatap jalanan yg begitu ramai lalu lalang kendaraan bermotor. Tatapan Lisa kosong....dia sempat menatap seseorang di seberang jalan sana yg menatap kearahnya dan seperti mengatakan seseuatu kepadanya.

Orang itu.....seseorang di seberang sana....yg berdiri menatap kearah Lisa, seorang remaja.... Laki-laki?

"Don't..... Don't do this" teriak seseorang di seberang sana karna melihat Lisa terus melangkahkan kakinya kearah jalanan justru saat melihat sebuah minibus sedang berjalan kencang kearah nya.

Tapi....saat ini hati dan otak Lisa sedang tidak sinkron. Lisa tetap melangkahkan kakinya. Melangkahkan kakinya seperti dengan sengaja agar tertabrak minibus itu.

Dan Brugh.........seketika tubuh kecil Lisa terpental jauh sesaat setelah terhantam minibus dengan kecepatan tinggi.

Tubuh Lisa yg sempat berguling-guling beberapa kali sebelum berhenti dan bersimbah darah.

"Aku sempat melihat seseorang berlari kearahku, dia menangisiku? Tapi siapa? Wajahnya asing....tapi kenapa dia menangisiku?" ucap Lisa sebelum tak sadarkan diri.

"Nuna maaf....aku tidak bermaksud membentak" lirih Haruto berusaha menyentuh lengan Lisa, tetapi dengan segera Lisa tangkis.

Lisa memundurkan langkahnya perlahan menjauh dari Haruto.

"Nuna....maaf...."

"Menjauh dariku...." lirih Lisa dengan tatapan kosong.

"Nuna maaf...sungguh aku minta maaf...." lirih Haruto membawa Lisa ke dalam pelukannya.

"No.... Don't do this, jangan pukuli aku lagi" teriak Lisa histeris mencoba melepaskan diri dari pelukan Haruto.

"Nuna.....astaga....kenapa malah jadi seperti ini?" Haruto mencoba menenangkan Lisa di dalam dekapannya.

"Nuna.....i love you, very love you, aku nggak akan mungkin menyakitimu"
"Maaf......aku hanya sangat mengkhawatirkan mu, aku takut....teman yg nuna bilang baik itu akan melakukan seseuatu yg buruk pada nuna"

Dan akhirnya Lisa mulai tenang.

"Orang itu.....dia tau tentang masa lalu nuna" bisik Haruto.

"Hm?" Lisa menengadahkan wajahnya menghadap Haruto.

"Orang itu.....dia tau tentang mantan nuna dan si penghianat itu, dia bahkan tau siapa nama mereka berdua. Dan itu yg tadi orang itu ucapkan padaku"

"Darimana dia tau?"

"Ya mana aku tau....yg jelas dia stalker-in hidup nuna dan bisa dipastikan itu bukan hal yg baik"
"Nuna harus berhati-hati terhadapnya"

Lisa menatap lekat kedua bola mata Haruto.
"Maaf aku salah sangka terhadapmu" lirih Lisa.

"Udah biasa sih salah sangka terus sama aku"

"Tapi mukul orang di kampus tetap salah"

"Nuna masih ngebelain orang itu?" protes Haruto.

"Aku belum selesai....maksudku kalau mau mukul jangan di kampus, cari tempat lain yg nggak merusak reputasi kamu" celetuk Lisa membuat Haruto terkekeh.

"Nuna kiss me..."

My Partner Having Fun (Lalisa-Haruto)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang