"Bubu...." ucap Lisa kepada Taeyong, yg lebih sering Lisa panggil dengan sebutan Bubu.
"Kenapa Li? Tumben mampir kantor gw"
"Lo kan ahli IT, bisa minta tolong nggak?"
"Nah kan curiga gw pasti ada maunya" Taeyong memicingkan matanya.
"Ayolah.....lo kan bestie gw, dan cuma lo si paling jago IT yg bisa nolong gw" mohon Lisa dengan puppy eyesnya.
"Jangan gitu dong, lo tau gw paling nggak bisa nolak permintaan lo"
"Jadi....gw mesti ngapain?""Hack rekening bank orang" celetuk Lisa.
"Mau ngerampok rekening bank siapa? Papa lo? Nggak usah di rampok juga pasti diwarisin ke lo kan?" Taeyong terkekeh.
"Ye....bukan papa"
"Bukan mau nyolong duit orang juga, cuma mau tau no rekening itu atas nama siapa""Oh....easy itu, berapa no rekeningnya?"
"Nah itu dia.....gw belum tau no rekeningnya"
"Lah trus gimana gw ngecek nya?"
"Lo hack dulu aliran dana di Yongsan International School of Seoul, cari murid atas nama Kim Si-an....aliran dananya di transfer dari siapa?"
"Hah? Double pelanggaran dong? Itu sekolah international dengan sistem keamanan tinggi Lisa.....mana bisa dihack coba?"
"Bisa....nggak ada yg nggak bisa dihack seorang Bubu"
"Astaga Lisa...itu terlalu beresiko, dan....sejak kapan lo pro sama yg melanggar hukum?"
"Ada hal penting yg lagi gw selidiki"
"Perasaan lo belum wisuda, udah jadi jaksa aja main nyelidiki?"
"Kenapa nggak minta Jaehyun aja bikin surat perintah penyelidikan ke sekolah, sekolah akan ngasih cuma-cuma kalo surat perintahnya dari kejaksaan""Mana bisa ada surat perintah dari kejaksaan kalau nggak ada laporan"
"Ya tinggal bikin laporan ke kantor polisi"
"Ish.....nggak semudah itu, pokoknya Jaehyun nggak boleh tau dulu, cukup lo aja yg gw kasih tau"
"Gw jadi curiga...." Taeyong memicingkan matanya.
"Nanti gw ceritain.....cariin dulu"
"Iya....sekarang banget?"
"Banget.....gw tungguin"
Setelah lumayan lama menunggu....Taeyong menemukan satu nomor rekening yg secara continue mengirim uang ke sekolah untuk keperluan sekolah siswa atas nama Kim Si-an.
"Ketemu"
"Mana?"
"Ada satu nomor rekening, yg setiap tanggal 1 jam 00.00am mengirim uang ke sekolah dengan keterangan biaya sekolah Kim Si-an"
"Kalau dilihat dari tanggal dan waktunya yg sama setiap bulannya, kemungkinan besar di setting boot untuk autodebit" jelas Taeyong.
"Pemiliknya....si orang yg transfer itu...siapa?"
"Didaftarkan bukan atas nama pribadi, ini.... No rekening atas nama perusahaan"
"Sebentar....." ucapan Taeyong terjeda, matanya membola."Kenapa?" bingung Lisa menatap Taeyong dan monitor di hadapannya bergantian.
🦋🦋
Saat ini Lisa duduk di dalam mobilnya yg terparkir di depan halaman Yongsan International School of Seoul.
Lisa sungguh tidak ingin sedikitpun mempercayai ucapan Bright tapi nyatanya ucapannya benar.
Nomor rekening seseorang yg mengirim uang setiap bulannya untuk biaya sekolah anak Yoomi terdaftar atas nama perusahaan yg Yuta pimpin.
Baru saja Lisa memikirkan semua kemungkinan-kemungkinan itu, lamunan Lisa buyar ketika melihat Yoomi datang untuk menjemput anaknya pulang sekolah.
Lisa segera keluar dari mobilnya dan berlari kecil kearah Yoomi."Lisa?" kaget Yoomi melihat Lisa di hadapannya, Lisa yg terkahir kali kabur saat bertemu dengan Yoomi kini malah Lisa yg datang menemui Yoomi.
"Bisa bicara?" tanya Lisa to the point.
"Bisa....tapi boleh gw bawa anak gw pulang dulu?"
...........
"Gw seneng akhirnya lo mau ketemu gw Lisa"
"Gw nggak suka bass basi, Ravi mana?"
"Hah?" bingung Yoomi.
"Iya Ravi....bapaknya anak lo, mana dia sekarang?"
"Nggak ada Li.." lirih Yoomi menunduk.
"Nggak ada itu kemana?"
"Gw....nggak tau....Lisa"
"Nggak tau.....atau sebenarnya lo tau tapi lo nggak mau ngasih tau siapapun karna diancem seseorang?"
"Maksudnya?"
"Gw ke rumah keluarga Ravi, dan keluarga Ravi bilang dia hilang sejak 7tahun yg lalu dan sampai saat ini nggak ada kabar dan nggak bisa dihubungi. Dan lo satu-satunya orang terdekat Ravi saat itu, yakin lo nggak tau apa-apa?"
"Gw bukan orang terdekatnya, gw cuma budak nafsunya. Dan gw nggak peduli dia ada dimana"
"Whatever apapun julukan antara kalian berdua, yg jelas Ravi bapaknya anak lo"
"Dia nggak pernah ngakuin ini anak dia, bahkan dia nyuruh gw buat gugurin dan ngeludahin gw saat itu"
"Lo pantes dapetin itu" sindir Lisa.
"Apapun julukan lo buat gw, gw terima Lisa... Gw emang salah tapi disini Ravi juga salah, kenapa lo malah nyariin dia? Manusia biadab macem dia nggak akan pernah berubah, ngotorin bumi doang nggak sih" lirih Yoomi ketika mengingat kembali pertengkaran hebat antara dia dengan Ravi di malam itu, ketika Yoomi menginginkan pertanggung jawaban dari Ravi untuk bayi yg dikandungannya.
"Ngotorin....bumi? Maksud lo?"
"Ravi hilang.....nggak mungkin lo nggak tau kalau denger dari ucapan lo barusan""Gw nggak tau"
"Lalu.....bisa jelasin tentang ini?" tanya Lisa menyodorkan print out rekening yg selalu mengirim uang sekolah untuk putri Yoomi membuat mata Yoomi membola.
"Kenapa Yuta yg bayarin uang sekolah untuk anak lo setiap bulannya selama dua tahun terkahir ini?"
"Setelah Ravi.....lo sekarang ngincer Yuta?"
"Belum puas lo hancurin gw waktu itu? Masih mau lanjut part dua?"
"Kenapa diem?" tanya Lisa dengan nada mulai meninggi."Gw....gw nggak tau Lisa...."
"Kalo lo nggak tau kenapa lo diem aja waktu ada orang asing bayarin sekolah anak lo? Kenapa bukan bapaknya hah?" bentak Lisa.
"Lo ngincer Ravi waktu itu dan gw cuma bisa diem dan nangis, tapi kalo kali ini lo ngincer Yuta juga...."
"Gw seret lo ke penjara dengan semua bukti penipuan lo ke gw waktu itu. Dan gw kirim anak lo ke panti asuhan selama ibunya membusuk di penjara, ngerti lo?" ucap Lisa dengan nada berapi-api.🦋🦋
Lanjut?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Partner Having Fun (Lalisa-Haruto)
FanfictionJust Partner for having fun, no for s*x