49

365 35 15
                                    

"Jelasin ke gw kenapa? Kenapa lo terlalu ikut campur sama kehidupan gw? Kenapa lo berantakin hidup gw?"

"Gw-berantakin-hidup-lo?"

"Lo cuma orang asing yg tiba-tiba ketemu gw saat kecelakaan itu, lo udah tolongin gw dan gw terima kasih banget, tapi bukan berarti lo berhak ikut campur sama semua kehidupan gw"

"Orang-asing?" tanya Yuta menatap lekat kedua mata Lisa.

"Jelasin ke gw kenapa lo harus ngirim uang untuk sekolah anaknya Yoomi setiap bulannya?"
"Kenapa harus sok peduli sama anaknya Yoomi?"
"Ada tanggung jawab apa lo sama mereka?"
"Karna kasihan atau sebagai uang tutup mulut karna lo udah bunuh ayahnya?"

"Jadi mana hal yg lebih lo percaya?....Lalisa?"

"Apa maksudnya? Jelasin semuanya ke gw, gw merasa jadi orang paling bego sedunia" Lisa menangis terisak.

"Hanya percayai apa hal yg ingin lo percayai Lalisa"

"Dimana Ravi?"

"Kenapa lo pengen tau banget dimana dia sekarang?"

"Hanya ingin memastikan semua itu nggak bener, lo nggak mungkin bunuh orang kan? Lo nggak mungkin bunuh Ravi kan?"
"Yuta jawab......" tanya Lisa di sela tangisannya

"Kenapa gw harus menjelaskannya ke lo kalo pada akhirnya lo hanya mempercayai apa isi otak lo Li...."

"Dimana Ravi?" bentak Lisa.

"Disini.....di....dalam....gedung....ini" ucap Yuta dengan wajah sangat tenang menatap Lisa.

"Apa?" mata Lisa terbelalak.
Lisa faham apa makna kalimat yg barusan Yuta ucapkan, di-dalam-gedung-ini berarti terkubur di balik dinding kokoh gedung kantornya.

Lisa ingat gedung ini dibangun sekitar 5tahun yg lalu, saat Lisa menjadi mahasiswa baru dan Lisa fikir itu pertama kalinya Lisa bertemu Yuta yg seorang mahasiswa jurusan arsitektur semester empat.

Dan diawal mereka kenal di kampus, Yuta pernah bercerita kalau dia yg memdesain sendiri gedung kantor milik Papanya.

"Lo.....bukan Yuta yg selama ini gw kenal"

"Seperti apa gw menurut lo selama ini?"

"Yuta yg gw kenal nggak mungkin bisa nyakitin orang apalagi sampai bunuh orang"

"No....ini gw, lo yg nggak pernah kenal gw selama ini"

"Apa?"
"Jadi....bener lo udah....."
"Tapi kenapa?" ucap Lisa dengan nada bergetar.

"Apa yg ingin lo denger dari gw Li?"

"Kenapa? Kenapa lo bunuh Ravi?" teriak Lisa.

"Kenapa? Pacar lo udah ngehamilin sahabat lo, sering mukulin lo, dan maksa lo untuk menyerahkan semua aset yg lo miliki, lo masih nanya kenapa?"

"Itu urusan gw, bukan urusan lo, apapun kesalahanya bukan berarti lo berhak untuk mengakhiri hidup seseorang"
"Masih bisa menyelesaikannya lewat jalur hukum" bentak Lisa.

"Hukum? Itu hukum lo Lisa, bukan hukum gw" ucap Yuta berdiri dari tempat duduknya.

"Dia....selingkuhin lo, sering mukulin lo, bahkan berani bercinta sama cewek lain di hadapan lo dan membuat lo nekat menabrakan diri ke mobil yg melaju kencang"
"Lo....sempet koma, dia datang.....bukan untuk jenguk lo, tapi malah nyekik lo dan ngancem lo lagi kalau lo nggak mau tanda tangani surat balik nama semua aset lo"

"Lo tau darimana itu semua?"

"Yg mana? Tentang seberapa brengseknya bajingan itu ke lo? Lo sendiri yg cerita ke gw waktu lo dirawat di rumah sakit, lo ceritain semuanya"
"Kalau tentang bajingan itu datang ke rumah sakit dan nyekik lo, gw lihat sendiri"

Tubuh Lisa bergetar dan melemah mendengar semua penuturan Yuta.

"Jadi....hukum seperti apa yg lo perbuat ke Ravi?" lirih Lisa.

Yuta berjalan mendekati Lisa yg reflek memundurkan langkahnya.

"Gw.....tusuk dia..di sini" ucap Yuta menunjuk kearah rongga dada sebelah kirinya.
"Tepat di jantung...."

"Dia....langsung terkapar, terlalu lemah..... Segitu doang udah terkapar, tapi berani mukulin cewek"
"Tapi Lisa.....dia.....masih sempet ngatain lo sampah yg tidak berguna, terus....gw potong pita suaranya, disini......" Yuta menunjuk kearah lehernya.
"Abis itu dia nggak berisik lagi Lisa"

Plaaaakkkk.......sebuah tamparan kuat mendarat di pipi Yuta.

"Lo sinting? Bisa-bisanya lo ceritain semua itu setenang ini hah? Lo sakit jiwa? Trus apa bedanya lo sama Ravi?"
"Kalian berdua sama-sama monster"
"Kalo lo lenyapin Ravi, kenapa lo nggak lenyapin diri lo juga?"

"Gw bakal lakuin itu kalau memang itu perintah lo"

"Lo harus menebus semua kesalahan lo di depan hukum" bentak Lisa.
"Dan gw....gw yg akan seret lo ke penjara"

"Dengan senang hati.....cari buktinya, bukti kalau gw yg bunuh Ravi"
"Dan gw akan merasa sangat terhormat kalau kasus pertama lo bisa menjebloskan gw ke dalam penjara, ibu-jaksa-yang-terhormat"

"Gw bersumpah lo akan jadi orang yg paling gw benci di dunia ini kalau gw nggak berhasil jeblosin lo ke penjara" bentak Lisa sebelum melangkah pergi dari kantor Yuta.

"Dan gw tunggu hari itu" lirih Yuta menatap punggung Lisa yg semakin menjauh.


...............

"Ngomong apa sih Li....lo inget apa jawaban gw waktu lo pertama kali bilang itu ke gw?" ucap Yuta membawa Lisa ke dalam pelukannya.
"Lo adek gw....selamanya adek gw"

"Tapi gw nganggepnya nggak gitu"
"Lo tau pasti gw suka sama lo udah dari lama, tapi yg lo lakuin? Nolak gw tapi juga nggak pernah pergi jauhin gw, selalu berlindung dengan kalimat gw mirip adek lo yg udah meninggal"

"Sekarang lo tau kan kenapa gw nggak pernah bisa nerima perasaan lo? Karna gw tau hari ini pasti akan terjadi"
"Hari dimana kita akan berada di jalan yg berseberangan, memperdebatkan tentang teori hukum kita yg berbeda, dan hari dimana lo....akan berubah benci banget sama gw"











🦋🦋

"Lisa? Wow....suatu kehormatan lo datang nemuin gw" ucap Bright dengan smirknya.

"Darimana lo bisa tau semua itu?" lirih Lisa.

"Tau yg mana?"

"Semuanya....."

"Jadi.....lo mulai percaya ucapan gw Lisa?"
"Dan sekarang lo datang ke gw karna lo... Mentok nggak bisa nemuin bukti kalau Yuta yg udah bunuh Ravi, am I right?" bisik Bright.










🦋🦋

Lanjut sekarang apa besok? 🤔

My Partner Having Fun (Lalisa-Haruto)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang