Ditemani rasa lelah dan sakit, Jelita memasuki sebuah kamar yang kata Leon itu kamarnya. Dia tak bersemangat melakukan apapun setelah Leon membuka semua aib keluarganya.
"Mama bukan anak kandung Kakek." Satu kalimat itu sudah mencabik hatinya, melunturkan semangatnya. Tapi ternyata masih ada kalimat lanjutannya dan kian menambah sakit dan rasa malu yang luar biasa. "Nenek selingkuh dan mama lahir sebagai hasil hubungan gelap itu."
Kenapa Leon yang jarang di rumah itu banyak tahu?
Mungkin pria itu lahir memang untuk menjadi penemu rahasia.
Satu lagi yang rasanya menjadi alasan yang masuk akal dari semua keegoisan yang sangat jahat dari seorang Henri Gunawan pada mama papa dan ketiga saudaranya.
"Kakek sangat mencintai Nenek. Jadi dia tak sanggup menyakitinya untuk membalas pengkhianatan itu. Maka dilampiaskan lah rasa sakit dan benci itu pada kita."
Apa mamanya sudah tahu rahasia ini?
Sudah.
Di malam sebelum Mala pergi ke Bandung. Saat dia memohon agar berhenti menjodohkan Jelita seperti wanita yang tak laku saja.
Kini Jelita meringkuk seperti anak kucing yang malang di atas kasur empuk yang disediakan untuknya. Semua properti itu dari sang papa. Kata Leon, selama ini pria itu tak pernah putus kontak dengan papa mereka bahkan sedang berada di luar negeri sekalipun.
Ah, kebencian terlanjur mengakar untuk pria yang kelak menikahkannya itu. Maka setelah tahu fakta apa yang terjadi sebenarnya di balik berita besar perselingkuhan sang papa dengan sekretarisnya beberapa tahun silam, Jelita tak serta merta jadi iba.
Apalagi telah lama tak berjumpa.
Sulit mengurai rasa pahit yang mendera. Mending dia tinggal tidur saja.
***
Tidur di pangkuan sang ibu, Ken menangis seperti bayi, dan yang bisa Mala lakukan adalah memberi usapan lembut tanpa menuntut. Dia akan tunggu sampai putra sulungnya itu menceritakan kisah apa di balik tangisnya.Ken memang jadi amat rapuh setelah perceraiannya.
"Mama," suara Ken yang serak karena tangis.
"Hmm. Katakan," titah Mala dengan kelembutan.
"Aku jatuh cinta, Mama."
Segaris senyum tercetak di wajah designer ternama itu untuk pengakuan sang putra. "Lalu air mata ini artinya apa? Kamu bisa membawanya untuk berkenalan dengan Mama."
Ken bangkit dari pangkuan yang menenangkan itu lalu siap membagi sakit yang menyertai perasaan cintanya yang baru tumbuh di hatinya.
"Namanya Monic."
Mala menunggu setiap kata yang akan keluar dari Ken yang kini sedang mencoba membuat air matanya tak menetes lagi.
"Segala apa yang ada pada dirinya, Ken suka."
"Kamu sudah katakan itu padanya?"
Ken mengangguk lalu sebuah kenyataan membuat air matanya tumpah lagi. "Ken mengakuinya. Perasaan untuknya."
"Lalu?"
Ken terdiam.
"Dia menolakmu?"
Ken menggeleng dan sungguh demi apapun, rasa iba menguat begitu saja. Tapi tetap saja ada yang harus dia bagi pada Mala karena andai sebuah rumah tangga yang sedang dia damba bersama Monic, kenyataan pahit itu harus dia buka di awal.
Sedih yang Ken jemput di awal.
"Monic wanita yang sangat baik. Membantu dan mengasihi banyak orang. Berlelah untuk mereka yang susah. Sedikit demi sedikit pesonanya membawa Ken ke arah yang baik juga. Akhir-akhir ini Ken ingin jadi orang baik, seperti dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Romeo Untuk Jelita
RomansaJelita Asmara, nama yang cantik. Secantik orangnya. Namun sayang, jodoh tak kunjung datang. Kenapa kira-kira? Apa karena kutukan? Rasanya ingin menghilang kala acara kumpul keluarga digelar. Lelah mencari jawaban jika lagi-lagi dia ditanya, kapan n...