Rupanya Leon berulah dan membuat Henry marah. Ada komisi yang menindak korupsi datang dan menangkap Surya terkait suap. Tentu saja keadaan perusahaan jadi carut marut, apalagi kepemilikan semua saham Rukma ternyata sudah berpindah pada Leon. Henry tak menyangka bahwa istrinya akan senekat itu untuk melindungi cucu-cucu haramnya.
"Tega kamu, Sayang." Henry elus pipi Rukma dengan begitu cinta. Tapi wanita itu tak mungkin bisa mendengarnya karena Henry telah menyuntikkan racun ke selang infusnya beberapa saat lalu. Tentu saja pasien yang tadinya tengah terlelap tidur itu pun menjemput ajalnya. Inilah titik puncak kemarahan dan kekecewaan Henry pada istrinya. Hingga baginya nyawa Rukma tak berharga lagi.
"Kali ini aku marah padamu," tuturnya pelan berurai air mata. "Kurang apa aku dalam mencintaimu selama ini, hm? Jahat sekali kamu, Sayang."
Ke mana arah kasus Surya ini, Henry tahu lambat laun akan sampai padanya juga. Dia akan terseret dalam arus yang Leon ciptakan untuk menggulung habis bisnisnya. "Cucu sial*nmu itu hari ini menikah. Tentu saja, aku tak akan pernah rela jika dia ataupun dua saudaranya hidup bahagia. Kamu sudah pergi, lalu bagiku sudah tak ada lagi yang berharga di dunia ini."
Henry menangis, dan berdiri gemetar dengan disangga tongkat di samping brankar istrinya. "Cintaku sama sekali tak berarti untukmu, 'kan? Kamu tetap memilih mereka daripada aku ataupun keturunanku. Kamu lebih mencintai pria itu! Maka, mereka satu persatu akan menyusul kamu dan pria brengs*kmu!"
***
"Heran deh! Dari tadi kamu nggak berhenti senyum, Ta. Seolah kamu yang jadi pengantinnya, bukan Bang Leon dan Kak Naila." Romeo duduk sambil memangku Atta yang asyik mengontrol pesawatnya dengan remot di tangannya. Sementara Jelita duduk di sampingnya dengan anggun dan benar kata Romeo, senyum tak lepas menghias wajah jelitanya.
"Aku suka baju ini, Meo! Sungguh! Kita serasi sekali. Iya, 'kan?" Bahkan sudah berkali-kali Jelita mengambil gambar dengan ponselnya terkait penampilan serasi mereka. "Apalagi, tadi kamu bilang bahwa aku cantik!" Tak dikatakan pun, semua orang tahu bahwa Jelita amat sangat cantik. Cuma hari ini, dia mengenakan kerudung pashmina di mana baru pertama kali dia kenakan. Jadi, cantiknya bertambah. Terkhusus bagi kekasihnya yang mempunyai ide untuk memakai baju pasangan hari ini.
"Mungkin cuma kamu yang menganggap demikian, tapi tidak dengan orang lain. Sudah dua kali aku dengar orang berbisik soal kita. Semua menyayangkan kamu yang cantik tapi berpasangan denganku yang apa adanya begini."
Romeo sedang menggerutu tapi kalimat itu terdengar lucu, makanya Jelita tertawa di sampingnya. Lalu sebagai respon wanita itu begitu saja bergelayut di satu lengan Romeo. "Tangan kamu, Ta. Jaga jarak!" Sekali lagi, Romeo mengingatkan kekasihnya. "Imanku tak sekuat yang terlihat."
Jelita lepas tangannya lalu lagi-lagi tertawa. "Kalo begitu, gimana kalo kita duduk di sana!" tunjuk Jelita pada meja dan beberapa kursi yang sudah dihias cantik dengan bunga. Leon sebentar lagi akan mengucap akad di sana.
"Jangan mengganggu pernikahan Bang Leon. Nanti kita bikin sendiri yang lebih indah dari ini."
"Kapan?" Jelita mengerling nakal.
"Kamu memang sengaja jadi penggoda! Kuatkan imanku, Yaa Allah."
"Yanda! Aku mau turun!" Atta merosot dari pangkuannya lalu menuju pesawatnya yang tergeletak di lantai. "Aku mau ke Ayah Leon dulu!"
"Eh, Atta! Sini aja sama Yanda." Leon sedang bersiap, jadi Romeo akan menghalangi Atta mengganggunya. "Apa yang bisa Yanda bantu?" Romeo ikuti Atta yang berjongkok sambil mengamati pesawat pemberian Leon kemarin lusa. Sesuai janji, Leon mengajak Naila membeli mainan itu untuk putranya.
"Atta cuma ingin tunjukin pesawat ini ke Ayah. Atta sudah bisa menerbangkannya dengan benar."
"Nanti, ya. Ayah Leon sedang bersiap. Acara bentar lagi dimulai." Romeo menggendong Atta lalu duduk lagi ke tempatnya semula.
![](https://img.wattpad.com/cover/341199766-288-k267851.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Romeo Untuk Jelita
RomansaJelita Asmara, nama yang cantik. Secantik orangnya. Namun sayang, jodoh tak kunjung datang. Kenapa kira-kira? Apa karena kutukan? Rasanya ingin menghilang kala acara kumpul keluarga digelar. Lelah mencari jawaban jika lagi-lagi dia ditanya, kapan n...