CHAPTER 8

132 14 0
                                    

Hola para readers, apa kabar?!
**
Jangan lupa follow nurkadriana sebelum membaca yh!!
**
Vote and coments yang banyak!!
**

**Happy reading**








Hening menyelimuti mobil yang dihuni oleh temannya dan juga Vale dan El, tanpa disadari oleh semua orang Vale menitikkan air matanya lagi jari lentiknya mencoba terus menghapus cairan bening tersebut.

Meskipun gadis itu terlihat baik-baik saja nyatanya ia beberapa kali meremas pakaian bagian dadanya.

Temannya Susi yang sadari tadi memperhatikannya seketika menyentuh tangan Vale lembut, Vale tersentak kecil sambil menghapus air matanya pelan.

"Kau tak apa?,selama perjalanan kau tak berhenti menangis"tanya Susi meremas pelan tangan Vale.

Pertanyaan itu sukses membuat penghuni di mobil itu menatap ke arah Vale tak terkecuali El yang sadari tadi memainkan kukunya.

El mematung melihat kakaknya menangis, seumur hidupnya El tak pernah sekalipun melihat Vale menangis, dan apakah semenyakitkan itu? Batin El bertanya. Bagaimana tidak lingkar mata Vale memerah bengkak hidung gadis itupun memerah membuktikan sadari tadi Vale menangis tersedu-sedu dalam diam.

"Ah, aku tak apa hanya saja tadi aku tiba-tiba memikirkan hal-hal yang menyedihkan."ujar Vale seraya kembali menatap ke arah jendela.

"Benarkah?, Tapi jika kau memikirkan hal-hal yang menyedihkan tak perlu kau sampai sesegukan ini Vale, sepertinya kau memiliki masalah yang berat, ayo katakan masalahmu agar beban di kepalamu tidak terlalu berat"ujar panjang Susi.

"Tidak, aku tidak mempunyai masalah mungkin hanya pikiranku yang larut entah kemana, tak perlu khawatir aku tak apa"yakin Vale seraya menatap Susi dengan pandangan yakinnya.

"Huh! Baiklah terserah dirimu saja"acuh Susi melepaskan genggaman tangan mereka.

El tidak mengeluarkan sepatah katapun dari bibirnya, ia hanya cukup diam mencari tau sumber dari kesedihan Vale, meskipun ia sedikit ragu dengan kata hatinya.

"Em, kak apa kak kanneth akan pergi kkn juga?"tanya El, Vale menoleh sejenak lalu membuang kembali pandangannya ke arah jendela dan ia mendengus malas.

"Ya lalu?"tanya Vale

"Tidak, aku hanya ingin tau"balas El tanpa menatap Vale.

"Apa kakak tidak merindukan kak kanneth?, Aku yakin pasti kak kanneth juga merindukanmu itu karena kalian saling mencintai"sambung El menatap Vale yang kembali mendengus.

"Aku dan dia sudah bertemu seharian kemarin, kami mengeluapkan rasa rindu kami dengan pelukan hangat dan kecupan manis, tapi karena ia menyebut nama seseorang yang kubenci, aku jadi ilfil bicara lagi dengannya"balas Vale dengan suara yang menyindir.

"Nama siapa?"tanya El, bingung.

"Namamu."terang Vale tanpa menatap El.

El mengepalkan kedua tangannya emosi,berarti vale membencinya begitu? Pikir El menautkan keningnya marah.

3 jam berlalu.

OUR DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang