CHAPTER 28

152 7 0
                                    

"Musim selalu berubah, begitupun manusia, kadang baik. Kadang mereka bahkan sampai  menusuk dari belakang"

HELLOOOW SEMUA, MAAF YAK INI BARU NULIS LAGI, KARNA ADA ORANG ISENG YANG ACAK² AKUN INI, TAPI TENANG DIA UDAH MINTA MAAF.

DONT FORGET TO VOTE AND COMENT

FOLLOW ME nurkadriana

AND MY INSTAGRAM, NURKADRIANAAAAA

KRITIK DAN KOMEN APABILA ADA TYPO ATAU PENGGUNAAN KATA YANG SALAH!!.

HAPPY READING





🥀🥀

     Hari menjelang petang tak membuat gadis itu segera bangkit dan bergegas pulang, gadis itu asik dengan pikiran yang kosong menatap hamparan air laut yang begitu tenang dengan ombak kecil.

Valerie sedari tadi hanya diam menatap laut biru itu rambutnya berterbangan lembut terkena angin yang begitu menyejukkan hatinya.

"Apa kau ingin bunuh diri??"

Vale tersentak kaget mendengar suara tersebut dengan pelan ia membalikkan tubuhnya menghadap seseorang yang baru-baru saja mengeluarkan sepatah kalimat yang ditujukan untuknya, maybe.

"Mengapa kau kemari, kau menguntitku?!"cerca Vale menatap malas pria yang berdiri dengan balutan pakaian kasual kantoran.

"Apakah percaya dirimu ini sangat tinggi?, Seseorang datang kesini memiliki urusan masing-masing, bukan hanya untuk melihat gadis seperti dirimu"sentak datar pria itu, Nathan gertamaja.

"Percaya diri itu bagus, lagipula mengapa kau kesini sana jangan menggangguku aku hanya ingin sendiri dan tidak ingin diganggu"usir Vale dengan pelan, kemudia berbalik lagi melihat laut.

  "Sifat mu hampir sama dengan adikku, jika ia ingin mencurahkan isi hatinya dengan tenang dia akan datang kemari dan mencurahkan semuanya"ujar Nathan sambil juga memperhatikan hamparan laut yang tenang.

Alis Vale menukik heran mendengar cerita pria yang ada di belakangnya, sikapnya ini mirip sekali dengan bunglon pikirnya.

"Bahkan, penyakit yang kau derita hampir sama dengan penyakit adikku dulu"ujar Nathan dengan lirih.

Vale berbalik menatap Nathan dengan ekspresi terkejutnya, bagaimana pria ini mengetahui penyakit yang dideritanya, Nathan yang paham akan tatapan Vale yang meminta penjelasan segera menganggukkan  kepala pelan sambil memperlihatkan senyuman tipis.

"Sehari setelah kita bertemu aku menyuruh anak buahku mencari informasi tentang mu sedetail mungkin"ujar Nathan.

"Maaf karna aku tahu hal ini menyangkut urusan pribadimu, tapi sungguh aku hanya penasaran bukan untuk menyebarkannya ke publik."sambu Nathan.

Vale menganggukkan kepalanya mengerti, dengan pelan ia mengangkat wajahnya menatap wajah Nathan yang kembali termenung, tak ada wajah yang mengesalkan, yang Vale lihat hanya ada guratan penyesalan yang amat mendalam dari hati Nathan saat ini.

OUR DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang