CHAPTER 13

104 12 0
                                    

Holaa para readers, apa kabar?
**
Don't forget vote and coments
**
Follow me nurkadriana
**

**Happy reading**



"Huuft, kau mengharapkan apa, kau ingin aku menciummu"goda Kenneth saat melihat Vale memejamkan matanya.

"Tidak, kau yang kepedean"malas Vale sambil beranjak ingin pergi meninggalkan Kenneth

"Sayang, aku merindukan manjamu padaku, kemana Vale ku yang selalu bermanja padaku?, Kemana dia kemana kau membawanya pergi?"tanya Kenneth, Vale tak berbalik gadis itu menormalkan nafasnya yang berseru sesak, ia tekan dadanya menusuk, kata perkata yang diucapkan Kenneth seolah menyadarkan dirinya bahwa sifatnya dulu jauh dengan sifatnya yang sekarang.

"Kau selalu menangis akhir-akhir ini, apa aku tak pantas untuk menjadi penopang kepalamu dan menjadi sandaran bahumu?, Aku ini bukan orang asing yang mengenal dirimu singkat, aku punya hubungan denganmu punya ikatan denganmu saat kita masih saja belia, kau gadis manis yang selalu tersenyum kepadaku, apa kau ingat?"ujar Kenneth dengan panjang lebar.

"Ak-aku, a-aku? Maaf  aku telah membuat dirimu bagaikan orang asing beberapa hari ini, aku kacau pikiran ku rasanya kacau Ken, rasanya aku ingin membenturkan kepalaku ini hingga pecah"racau Vale berbalik dan memeluk Kenneth erat lalu dibalas pria itu tak kalah hangatnya.

"Tenanglah, percayalah semuanya akan baik-baik saja"ujar Kenneth.

"Akhh hiks aku juga sa-ma merindukan diriku yang du-lu Ken, aku juga kacau meli-hat diri-ku yang sekarang hiks aku juga sama merindukan jati diriku, aku lelah"parau Vale mencengkram erat bahu Kenneth.

"Kau boleh lelah tapi menyerah? Jangan. aku tahu dunia seperti ini adalah hal yang kejam jika kau menyerah mereka semua akan menertawakanmu, kau lelah? Istirahatlah tenangkan pikiranmu lalu setelah itu bangkitlah dengan pikiran dan kepala yang dingin, kau mengerti maksudku kan?"tanya Kenneth.

"Mengapa kau sangat bijak dalam merangkai kata-kata, ayahku saja tak pernah mengatakan itu"omel Vale.

"Karna aku adalah gurumu, guru dihatimu"goda Kenneth mengecup pelipis gadis itu pelan.

***

BRAKK..

"Tidak, Valerie kau tidak berhak tersenyum di dunia tidak berhak, kau hanya lahir untuk menderita dan aku yang harus mendapatkan semuanya, termasuk Kenneth ia juga akan menjadi milikku dan akan jatuh ke dalam dekapanku, jika saja aku tak bisa merebut Kenneth aku pastikan Valerie juga tak bisa"tekan El dengan penampilan yang kacau akibat menangis setelah melihat adegan Kenneth mengecup dahi Vale lembut, ia tak suka.

"Dan wajah itu–"

PYARR...BRAK..

"WAJAH ITU HANYA AKU YANG BERHAK MEMILIKINYA, VALERIE TAK PANTAS MEMPUNYAI WAJAH SEPERTIKU DAN NYARIS SEMPURNA DI MATA ORANG-ORANG, HANYA AKU. HANYA AKUU"Teriak El frustasi memikirkan betapa banyaknya yang memuji wajah Vale, tanpa melihat dirinya yang juga memiliki wajah yang nyaris sama dengan kakaknya.

"Hanya aku yang berhak Valerie, hanya aku satu-satunya aku valeda arabella yang pantas menjadi predikat utama dan hanya aku yang pantas di pandang bukan kau Valerie, wajah kita sama tapi sifat dan hati kita berbeda, kita sama tapi takdirmu berbeda denganku jika kau buruk maka akulah yang terbaik"tekan El terduduk lemas bagai tak memiliki tulang.

Gadis itu memegang dada kirinya sambil meringis, karna kebanyakan berlari dan berteriak jantungnya berdetak lebih kencang, jika jantungnya berdenyut maka syarafnya juga akan ikut tertarik karna alat bantuan yang ada di dalam jantung gadis itu.

El tidak akan hidup jika saja tak ada alat pembantu itu, hanya alat itu yang mampu mempertahankan diri El yang kini berdiri kokoh, tanpa alat itu El tak akan memiliki hidup lagi, hidup El hanya tergantung alat-alat medis.

***

"Malang sekali, yang satu tak mendapatkan kasih sayang, satu lagi memiliki penyakit yang mematikan, ck Malang sekali nasib kalian berdua"hina Susi, memasuki tenda El yang berantakan oleh barang-barang gadis itu.

"Jaga mulutmu, kau tak usah ikut campur urusanku, apa yang akan terjadi jika Valerie mengetahui jika kau telah menghinanya seperti ini di hadapanku"ujar El, bangkit lalu tersenyum miring yang ditujukan untuk Susi,

"Aku tak masalah jika jalang itu mengetahuinya, aku malah gembira karena pura-pura ku tak harus sampai bertahan lama, aku membencinya karna dia orang tuaku telah tiada, karna keluargamu bitch"sentak Susi menunjuk wajah El, yang tersenyum mengejek menatap dirinya dari atas hingga ke bawah.

"Ituu, kesalahanmu yang tidak becus atas suruhan ku, aku memberikan waktu selama dua tahun memberikanmu upah yang fantastis, tapi kau sangat lambat bahkan lewat setahun melakukannya, inilah akibatnya jika kau main-main denganku, dengar jika kali ini kau tidak berhasil lagi keluargamu yang juga ada di Dubai akan aku lenyapkan, waktumu hanya 4 bulan 1 bulan telah berlalu sisa 3 bulan lagi jika kau gagal, ucapkan selamat tinggal kepada mereka."ancam El memberikan suruhan lewat Irish matanya agar Susi keluar.

Susi melangkah keluar tenda dengan wajah yang telah dibanjiri oleh air mata, ia mengacak rambutnya frustasi, ia menyesal telah mengikuti arahan El hanya demi uang sekarang lihatlah keluarganya kini yang telah menjadi korban, orang tuanya tiada hanya karna dirinya karna keegoisan nya tentang uang membuatnya tanpa berpikir panjang.

Misi yang ditawarkan El bukanlah misi yang mudah jika ia gagal lagi mungkin keluarganya jauhnya yang akan terkena getahnya.

Susi hanya bersandiwara berteman dengan Vale karna dengan mendekati gadis itu misinya sedikit demi sedikit akan terlaksana, misinya ini adalah nyawa taruhan nyawa.

"Sulit memang, Vale selalu baik kepadaku tapi apa yang kulakukan aku mengkhianati nya, aku sungguh sangat menjadi wanita yang kejam untuknya"gumam Susi.

***

"Kau sudah baikan?, Lebih baik kita ke tenda, ini sudah larut malam dan juga udaranya semakin mendingin"ujar Kenneth.

"Aku masih ingin disini"gumam Vale yang masih bersandar di dada bidang Kenneth.

"Tidak kita harus masuk, nanti kau sakit aku bisa khawatir,ayolah aku sekarang tidak ingin berdebat"geram Kenneth menarik lembut pergelangan tangan Vale.

"Heeum, kau menyebalkan. I love you"gumam Vale berlari meninggalkan Kenneth yang masih tersenyum di tempatnya.

"Gadis itu benar-benar"ujar Kenneth tersenyum gemas, hanya Vale yang mampu membuat seorang Kenneth gerova galaksi salah tingkah dengan semburat merah di pipinya.























" Lelah dengan keadaan?, ingin menyerah?,jangan lakukan percayalah Tuhan mengujimu karna kau adalah yang terpilih menjadi kepercayaannya di bumi, bangkitlah lakukan langkahmu dengan doa  doa yang tulus"

KENNETH GEROVA GALAKSI




























thanks for reading in my story

Don't forget vote and coments

And see you again

Babay

🥀💋






Salam dari author our destiny ✨💋


To be continued.

OUR DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang