CHAPTER 25

141 6 2
                                    

{PESAN TERAKHIRMU MEMBUATKU TRAUMA}

. VALERIE ARABELLA  .


Holaa para readers , apa kabar?!
**
Don't forget vote and coments
**
Follow me nurkadriana
**

**HAPPY READING**


TOK TOK..

"MASUK"

"permisi pak, saya hanya mengingatkan bahwa nanti pukul 11 siang kita akan bertemu dengan klien dari Dubai di resto xxx"ujar gadis dengan penampilan kantornya.

Sedangkan pria yang tadi dipanggil pak hanya mengangguk tanpa ekspresi apapun di wajahnya
Alisnya terangkat saat sekretarisnya itu diam mematung di tempatnya

"Ada lagi?"sentak pria itu.

"Maaf pak, ini ada beberapa berkas yang harus bapak tanda tangani untuk pengurusan kontrak dengan klien nanti"ungkap gadis itu menunduk.

Dengan sedikit kasar ia mengambil berkas tersebut kemudian menanda tangani kertas putih itu dengan lancar.

"Dengar, kau telah lama bekerja disini Dau kaupun pasti sudah mengetahui aturan dikantorku kan?"tanya pria itu dingin.

"Iya pak, sekali lagi saya minta maaf, kalau begitu saya permisi pak."pamit gadis itu meninggalkan ruangan bosnya.

Memijit pelipisnya pening pria itu menyandarkan kepalanya di kursinya dengan pelan, setelah beberapa menit pria itu membuka matanya yang terpejam tadi dengan pelan.

"Inaya, brengsek ini merindukan adik kecilnya"cicitnya pelan dengan mata memerah.

Yap dia adalah NATHAN GERTAMAJA ceo tersukses di usia 20 tahun, pria ini berperawakan tinggi tampan dan juga berkecukupan bahkan melebihi, cabang perusahaannya ada dimana-mana, saat ini Nathan ada dikantor utamanya yang dikenal dengan Nathan crop company.

"Sudah 3 tahun lamanya kau meninggalkan kakakmu ini, apa kau bahagia di atas sana hm?"

"Mommy kita telah tiada sayang, beliau terus memikirkan dirimu hingga dirinya sendiripun tak ia urus,"

"Kedua malaikatku telah pergi jauh dariku"

Betapa hancurnya pria itu saat mendengar kabar adiknya telah tiada karena mengidap penyakit yang mematikan, tak cukup sampai disitu 1 tahun setelah kepergian adiknya ibunya menyusul adiknya karena depresi yang dideritanya atas kepergian putri kecilnya.

Nathan tak menyalahkan takdir, ia hanya menyesal karena tak memberikan waktu yang banyak untuk melaikatnya, ia menyesal telah menolak permintaan adiknya dulu dan sekarang Nathan benar-benar sangat sulit untuk melupakan kisah pilu itu, melihat ayahnya yang menunduk sedih membuat bahunya yang kokoh ikut lesu jatuh tak berdaya.

BRAKK..

"YATUHAN BETAPA SUNYINYA KANTOR INI DAN ORANG-ORANG DIDALAMNYA SANGAT MENYEBALKAN,, APA KAU TAK PERNAH MEMPERKENALKAN DIRIKU PADA ORANG-ORANG DI KANTOR INI??!, MEREKA BEGITU SOK BERKUASA DAN INGIN MENENDANGKU TADI,"teriak seseorang yang tiba-tiba saja masuk dan menggebrak pintu ruangan Nathan.

OUR DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang