CHAPTER 12

104 15 9
                                    

Holaa para readers, apa kabar?
**
Don't forget vote and coments
**
Follow me nurkadriana
**

**Happy reading**


Bibi sadari tadi mengelus permukaan rambut Vale berniat menenangkan gadis itu yang masih terisak-isak.

"Kau harus kuat nak, meskipun mereka yang melahirkan mu, kau sebagai anak bisa saja ingin menyerah, tapi kau harus inget bila mereka semakin membuat dirimu tertekan kau bisa pergi dan cari rumahmu sendiri, carilah kebahagiaan mu"jelas bibi, Vale yang tengah masih di dalam dekapan bibi itu mendongak menatap bibi dengan pandangan kosongnya lalu menggangguk mengerti.

"Kak, aku ingin bicara denganmu"ujar El dengan kilatan tajam di iris matanya.

"Apa?"

"Temui aku dibiring sungai"ujar El beranjak meninggalkan semua orang.

Vale menatap bibi bingung,bibi yang mengerti tatapan itu seketika mengangguk meyakinkan Vale agar mengikuti gadis itu.

"Ada apa?"tanya Vale

"Apa kau senang bersandiwara kak?"tanya El, Vale menautkan kedua alisnya aneh.

"Mengapa aku harus bersandiwara?, jika memang itu yang terjadi di kehidupanku"jawab Vale datar.

"Itu bohong, itu sama sekali tidak seperti di kehidupan kita,  kau tau semua orang yang mendengar ceritamu menjadi iba dan kasihan terhadapmu, dan apa kau lihat tadi semua orang menatap buruk diriku, wow kau sangat pandai bersandiwara dan memutar balikkan fakta, aku yang tersiksa disini bukan kau, aku yang utama disini bukan kau, dan aku adalah wanita yang pantas dikasihani bukan kau, KAU MENGERTI?"ujar El yang diakhiri dengan bentakan di akhir kalimatnya.

"Lalu?, Kau fikir aku perduli?"tanya Vale

"Tidak"sambung Vale

"Seberapa kasihannya dirimu hingga kau mengatakan hanya kau yang pantas dikasihani?,seberapa unggulkah dirimu hingga ingin menjadi yang utama?, Dengar, yang kukatakan tadi adalah sebuah kebenaran, kebenaran yang telah terjadi di hidupku,bukan kebohongan yang selalu kau ucapkan dari bibirmu"ujar Vale tegas.

"Kau harusnya bangga, kau mempunyai kasih sayang yang berlimpah dari orang tua kita, kau mempunyai keduanya, jujur aku bahkan iri denganmu yang mendapatkan kasih sayang oleh keduanya, aku juga ingin merasakannya tapi tidak mereka hanya memperdulikan mu dan tidak pernah tertoleh sedikitpun memandangku yang ada di belakangmu,kau beruntung sangat sangat beruntung"jelas Vale, El berbalik memandang Vale dengan kilatan amarah, gadis itu berjalan maju menunjuk kakaknya sengit.

"Kau bilang aku beruntung?, Dimana beruntungnya aku ha? Itu hanya kasih sayang dari mereka karena aku sakit jika saja aku tak sakit mereka akan menyayangi dirimu bukan aku, apa kau fikir aku merasa senang disayangi hanya karna mendapat penyakit mematikan seperti ini?, Tidak . Aku tersiksa setiap kali sakit itu datang rasanya aku ingin mencabut jantung ini dari tubuhku dan melemparnya kemana-mana, aku tidak ingin penyakit ini tapi takdir memberikannya kepadaku, harusnya kau yang diberi penyakit ini dan menderita kau kau dan kau hanya kau yang pantas menderita, hanya kau."ujar El melototi Vale yang tidak bergeming sedikitpun dari tempatnya.

"Begitukah?, Untungnya takdir itu diturunkan untukmu bukan untukku, tuhan memang benar-benar adil dalam membagi takdir, seperti kau yang menderita karna sakitmu dan aku menderita karna tidak mendapat kasih sayang hingga aku sedewasa sekarang."santai Vale sembari menepuk pundak adiknya pelan dan pergi begitu saja meninggalkan El yang kini telah menangis terisak.

OUR DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang