CHAPTER 24

110 8 0
                                    

Holaaa para readers, apa kabar??
**
Don't forget vote and coments
**
Follow me nurkadriana
**

**Happy reading**

"Vale berhenti."kalimat tegas itu membuat Vale menghentikan langkahnya menuju gerbang.

Vale berbalik dan menatap datar ayahnya yang menatapnya tajam dan dingin, Vale tak takut. Justru gadis itu membalas tatapan ayahnya dengan tatapan tajam pula.

"Ada apa?, Bicaralah cepat aku tak punya banyak waktu menunggu"datar Vale sambil mengalihkan tatapannya ke arah lain.
 
"Perbaikilah kosa katamu saat berbicara dengan orang tuamu sendiri"ujar ayah Vale.

"Ini ulahmu, kau yang membuat diriku seperti ini.Jangan menyalahkan ku pak, kau yang memulainya jadi tak usah merasa dirimu yang paling benar disini dan membuat diriku menjadi serba salah"balas Vale dengan kedua lengan didepan dadanya.

"Ayah akan menjodohkan mu dengan teman bisnis ayah, dan ayah memutuskan pernikahanmu akan berlangsung dengan pernikahan adikmu"datar ayahnya.

"Tapi--

"Dan kau tidak boleh menolaknya, jika kau menolaknya jangan salahkan jika salah satu dari temanmu celaka"ancam ayahnya pelan.

Vale mengetatkan rahangnya emosi, kedua telapak tangannya memerah akibat cengkramannya sendiri, dengan geram Vale menengadah menatap ayahnya dengan pandangan kecewa.

"Dirimu selalu saja seperti ini, kau selalu mengambil keputusan untuk keuntungan pribadi dirimu, kau tidak memikirkan ku yang akan menderita menjalani semuanya, aku sudah dewasa tapi cara bicaramu seolah-olah aku ini adalah anak kecil yang selalu ingin dikekang, itu adalah hal yang ku benci."sentak Vale.

"Kutekankan sekali lagi, aku bukanlah anak kesayanganmu yang manja itu aku adalah Vale anak yang slalu dilupakan oleh kalian, Valerie arabella, bukan valeda arabella "sambung Vale.

Ayahnya tak merespon apapun dan hanya diam mematung, tapi sedetik kemudian ayahnya memberikan suatu kertas dan berlalu pergi keluar rumah.

Vale membulatkan matanya tak percaya dengan apa yang tertulis dikertas tadi, dengan tangan bergetar Vale menyobek kertas itu dengan ekspresi ketakutan.

"KAU KETERLALUAN, AKU MEMBENCIMU!!"teriak Vale menggema diseluruh ruangan itu, mengundang Kenneth dan El yang langsung datang menghampirinya.

Vale menoleh saat melihat kedatangan Kenneth dengan pandangan berembun penuh dengan air mata.

Dengan badan yang bergetar Vale berjalan tergesa-gesa menghampiri Kenneth dan mencengkram kerah baju Kenneth kuat, ia menatap Kenneth dengan pandangan kecewanya, Kenneth menaikkan alisnya bingung sedangkan Vale tetap pada posisinya menatap Kenneth dengan netra yang terus mengeluarkan cairan beningnya.

"Mengapa?, Mengapa aku harus bertemu denganmu??,,,bajingan!"gumam Vale yang dapat terlihat seperti berbisik,tapi semua orang mendengarnya.

"Hari ini aku mengetahui semuanya, dan hari ini aku mengetahui betapa kotornya dirimu, aku tak menyangka ini Kenneth wow, aku terkejut sungguh"takjub Vale dengan nada bergetar.

"Aku begitu memujamu, mempercayaimu bahkan mencintai dirimu lebih dari diriku sendiri, tapi kau??, Kau begitu MENJIJIKAN!"ujar Kenneth dengan nada membentak diakhir kalimatnya.

"Apa yang kau katakan Vale?"tekan El mencengkram tangan Vale.

"Tunangan mu ini sangat menjijikkan El, baca kertas itu dan bukalah hatimu dan pikirkan baik-baik apakah kau ingin melanjutkan pernikahan mu atau tidak!"balas Vale pelan.

OUR DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang