CHAPTER 18

98 9 1
                                    

Holaaa para readers,,apa kabar??!
**
Don't forget vote and coments
**
Follow me nurkadriana
**

**Happy reading**


Tesss..tes...tes

Bunyi air yang sedari tadi turun membasahi balkon tak membuat gadis itu beranjak sedikitpun dari tempatnya, derasnya hujan seakan-akan mengetahui isi hati gadis cantik yang kini merenung dengan raut wajah datar.

Gadis itu sudah terlalu lelah menangis, air matanya telah habis terkuras karena hanya menangisi seorang pria yang ia cintai, batinnya berkecamuk bertengkar tak tau menahu isi hatinya mengatakan apa,

Wajar bukan??!, Seorang gadis menangisi pria yang selalu menjadi sandaran dirinya yang kini membina hubungan serius dengan adik kandungnya sendiri?!.

"Apakah aku tak berhak bahagia, kau selalu saja seperti ini kepadaku, jika aku tersenyum sedikit saja kau akan menghilangkan senyumku dengan mudah dengan duka yang engkau hadirkan"gumam Vale bersamaan dengan gemuruh petir yang menyambar pot tepat disamping tangannya.

"Jika boleh aku ingin menemuimu, aku ingin bercerita panjang lebar denganmu, tapi itu tak bisa kulakukan ini mustahil, sungguh dadaku rasanya panas dengan semua hal yang terjadi hari ini."sambungnya menghadap langit.

"Perkataannya dan perilakunya sangat jauh berbeda dengan apa yang ia lakukan hari ini, ini bukan hal yang sepele bagiku ini cukup serius"

"Ia mengatakan hanya akan mencintaiku, hanya akan menikahiku, dan hanya akulah cinta terakhirnya, itu bohong perkataannya benar-benar dusta belaka"tekan Vale merosot jatuh ke pinggir Pagar balkonnya.

Brukkk...

Vale pingsan seketika saat itu juga, pria yang sedari tadi hanya berdiri di dekat jendela seketika mendongakkan wajahnya untuk menahan air matanya yang ingin keluar membanjiri wajah tegasnya.

Dengan langkah lesu dan pelan pria itu jongkok menyamakan dirinya dengan wajah Vale yang pucat tergeletak di lantai balkon yang dingin dan juga basah itu.

"Aku melakukan ini demi kita, hanya tunggu waktu yang tepat saja aku akan membawamu dari orang-orang munafik yang ada di rumah ini, bertahanlah pretty."gumam Kenneth sambil dengan perlahan mengangkat tubuh Vale pelan ke arah kasur gadis itu.

***

Pagi pukul 9:15

Mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk melalui pintu balkonnya yang sama sekali tidak terkunci dan hanya terbuka lebar bagai tak berpenghuni.

Valerie beranjak lalu bersandar di kasurnya sambil kembali menatap kearah balkon dengan datar tanpa ekspresi di wajahnya.

Lagi, Vale merasa harinya akan muram seperti ini juga besok dan seterusnya, bangun tanpa gangguan sedikitpun dari pria yang selalu bersama dirinya akhir-akhir ini, beda dan asing betapa asingnya mereka berdua sekarang.

Vale Meraih handphone nya di atas nakas, gadis itu membuka aplikasi berlogo warna hijau kemudian menggulir mencari kontak pria yang selama ini yang telah mengisi hatinya.

Ken🤑🤠

Kemarin

Sampai bertemu besok honey ♥️

OUR DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang