CHAPTER 9

127 12 11
                                    

Holaa para readers, apa kabar?!
**
Don't forget vote and coments
**
Follow nurkadriana
**

**Happy reading**




Tak terasa kini malam hari telah tiba, teman-teman serta Vale sendiri kini tengah duduk membentuk lingkaran dibalut dengan tikar sederhana, meskipun bagitu senyum kian tak pernah pudar dari wajah Vale saat melihat keantusiasan warga yang juga turut serta berbincang-bincang dengan teman dan juga dirinya.

Kini di tengah-tengah mereka terdapat api unggun yang telah dibuat oleh teman sebaya Vale, ternyata bener kata peninggi kampusnya di desa ini saat telah malam hari udaranya akan mendingin bagaikan desa ini seperti  berada di Swiss,

"Oh iya bi, apakah kita boleh mendengarkan kehidupan di desa ini, sebenarnya kami sudah diberitahukan oleh dosen kami tapi itu tidak cukup menambah informasi kita dan sedikit kurang untuk bahan skripsi atau tugas kuliah kami"jelas Susi memulai lagi percakapan kepada wanita paruh baya yang ada di hadapannya dengan panggilan bibi, biar lebih akrab kata wanita itu.

"Hanya seperti yang kalian lihat tadi siang, jika warga panen padi kita akan turut membantu ke ladang mereka untuk mendapatkan upah, jika tak mendapatkan upah hanya padi yang sudah di olah yang akan kita terima, juga kalau juragan lele disini panen di empangnya beliau dengan senang hati menjualnya kepada kami bahkan dengan harga murah, walaupun kadang kami tak mempunyai uang kami akan hanya berkerja, sedikit-sedikit membantu beliau, kami sebenarnya juga berharap agar dapat dilihat oleh negara-negara lain untuk membantu kami, selama bertahun-tahun hanya kalianlah yang datang ke desa ini dan mengunjungi kami sebelumnya tak ada seorangpun yang tahu akan desa yang kami huni ini"jelas bibi, sambil tersenyum lebar diakhiri dengan kalimat terakhirnya dengan raut wajah sendu.

"Jangan khawatir bi, saya dan juga teman-teman saya, pastikan desa ini akan mendapatkan hak saat kami telah keluar dari desa ini, dan saya janji saya akan membantu perekonomian warga disini tanpa terkecuali"ujar Vale

"Benarkah?, Terima kasih nak kalian sangat benar-benar mempunyai hati yang mulia, bibi harap kedepannya kalian semua akan sukses di kemudian hari"ucap bibi lirih.

"Sepertinya ini waktu kita untuk mencari kayu bakar, jika tidak kalian tidak akan bisa memasak apapun tanpa kayu itu yang akan menjadi bara nantinya "ujar bibi bangkit dari duduknya.

"Jangan khawatir, semua jalan telah ditandai dengan kain berwarna merah dan bibi yakin kalian tidak akan tersesat karna bisa melihat kain itu nanti"sambung bibi yang diangguki oleh semua orang

***

Dengan menggunakan obor maupun senter hp mereka semua berjalan serentak menelusuri hutan rimbun akan pohon-pohon yang rindang dan lebat, mereka semua sebenarnya agak ngeri karna suasana di malam hari ini cukup bisa membuat bulu kuduk mereka berdiri.

"Vale"panggil Susi pelan.

"Hm"

"Entah mengapa suasana malam ini seperti film horor yang sering aku tonton, aku merinding melihat pohon-pohon yang lebat ini"gumam Susi yang didengar oleh Vale.

"Sudahlah, kau sudah terlalu berhalusinasi karna keseringan menonton horor kan?, Sudah diam dan lanjutkan tak usah banyak protes, jika kau protes terus kita tidak akan mendapatkan kayu bakar dan akan tetap berada di dalam hutan ini lebih lama"sebal Vale sambil memungut kayu bakar .

OUR DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang