CHAPTER 23

123 10 0
                                    

Holaa para readers, apa kabar?!
**
Don't forget vote and coments
**
Follow me nurkadriana
**

**Happy reading**

SREkk..

Suara gesekan pintu membuat seorang gadis yang saat ini tengah berkutat dengan laptopnya teralih dan menatap asal suara itu dengan pandangan bingung.

"Ada apa?"tanya Vale bingung dengan raut wajah Kenneth yang terlihat emosi.

"Apa yang kau katakan pada El tadi?"tanya balik Kenneth.

Gerakan tangan Vale berhenti saat dengan geram Kenneth menanyainya balik, dengan raut bingungnya lagi Vale beranjak mendekati Kenneth pelan.

"Kejelekan apalagi yang gadis itu katakan kepadamu tentang diriku?,belum puaskah dirinya membuat diriku sehancur ini?"sentak Vale menatap tajam netra Kenneth.

"Vale dia adikmu!"tegur Kenneth.

"Dia bukan adikku, aku tidak mempunyai adik, yang aku miliki hanya musuh di dalam rumah ini. Bukan adik tapi musuh,dengar?"bentak Vale.

"Apa yang dia katakan sehingga rautmu begitu emosi menatapku?"tanya Vale lagi

"Apa kau mengatakan ingin membatalkan pernikahan kami dan mempermalukan kedua orang tuamu sendiri?"tanya Kenneth dengan alis menukik tajam.

"Iya, aku memang mengatakan kalimat yang pertama, tapi untuk kalimat kedua aku tidak pernah mengatakan hal itu, gadis itu bersandiwara lagi untuk mendapatkan empati dirimu, apa kau lupa kemarin dia melihat kita bercumbu?,apa kau lupa atau kau pura-pura tidak mengingatnya?, Kau ditipu lagi olehnya dengan mudahnya kau percaya dengan perkataannya."jelas Vale dengan raut wajah dinginnya.

"Meskipun mereka tidak memperdulikan ku, aku masih menyimpan rasa belas kasihanku untuk mereka, mustahil mempermalukan mereka dihadapan semua orang, dan membuat diriku dipandang cemooh lagi karena menjadi anak kandung dan  tertua di keluargaku"jelas Vale.

"Vale kumohon, jangan mengatakan apapun padanya jika kau menyakiti hatinya--

"Hatimu juga sakit?, Kau,,,,..sungguh telah mencintainya?, Maaf, maaf bila aku menyakitinya dengan perkataanku lain kali aku akan lebih berhati-hati lagi"sesal Vale, sedetik kemudian Vale mendengus geli.

"Kau pikir aku akan berhenti menyakitinya?, Itu hanya perkataan tapi lihatlah gadis itu begitu terluka, hanya perkataanku saja telah membuat dia sakit bagaimana jika aku melukainya secara fisik, aku yakin dirimu akan begitu murka kepadaku!"bentak Vale.

"Penderitaannya tak sebanding dengan luka yang kualami saat ini, masalah ini begitu sepele tapi lihatlah,, gadis itu memperpanjangkan masalah ini dengan sandiwara yang tak masuk akal"geram Vale.

"Vale., El itu berbahaya untukmu kumohon jangan mempersulit semuanya, El adalah gadis yang nekat dan bisa saja langsung menusukmu tanpa kau sadari sekalipun"jelas Kenneth dengan raut wajah lelahnya.

"Lalu?, Jadi maksudmu aku harus tetap diam seperti patung saat gadis itu melukai hatiku?, Begitu?, Hanya diam tanpa melakukan apapun dan menatapnya bagai orang bodoh, begitukah maksudmu?"balas Vale dengan membentak.

OUR DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang