CHAPTER 3

200 20 0
                                    

Hai gais, apa kabar?
**
Vote and coments kalian yourebun
**
Follow nurkadriana
**

**Happy reading**

DUK..BRAKK..DUK

"VALEEE,  APA KAU TIDAK MENDENGARKU?? APAKAH SEKARANG TELINGAMU BERMASALAH? INI SUDAH MENUNJUKKAN PUKUL 11 SIANG, APA KAU SENGAJA TIDAK INGIN KULIAH"Teriak mamanya sambil menggedor-gedor pintu Vale tak sabaran.

Sedangkan di sisi lain Vale dengan lemas membuka perlahan matanya, badannya menggigil kedinginan dan suhu tubuhnya saat ini sangat tinggi, mungkin karena terlalu lama di balkon semalam sehingga membuatnya terkena angin malam mengakibatkan ia demam tinggi sekarang.

"VALE KAU—

CEKLEK..

mamanya seketika terdiam saat pintu kamar putrinya itu terbuka menampakkan Vale dengan wajah pucatnya.

"Aku tidak melupakan kuliahku, hanya saja hari ini aku demam, apakah boleh aku tidak berkuliah hari ini saja?"tanya Vale

"Tidak,kau harus tetap berkuliah lagi pula demam itu sakit biasa tinggal minum obat saja kau pasti sembuh "ujar mamanya tegas.

"Tapi badanku sungguh lemas ma"lesuh Vale sambil menatap memohon mamanya.

"Tidak tetap tidak, mengapa kau sangat lemah sekarang kau hanya demam biasa dan kau sudah tidak ingin kuliah, lihatlah adikmu meskipun ia punya penyakit ia terus berkuliah tanpa mengeluh sedikitpun tidak seperti dirimu"ujar mamanya acuh.

Lagi, ia dibandingkan dengan adiknya bagaimana Vale bisa menjelaskan keadaanya sekarang, pusing di kepalanya semakin bertambah dan sempat ingin oleng kebelakang tapi untungnya tubuhnya bisa menjaga keseimbangan nya.

"Aku dan dia berbeda ma"tekan Vale kepada mamanya.

"Memang, kau lemah dan adikmu kuat"ujar mamanya lagi.

"Tidak usah bertele-tele, pergi bersihkan dirimu lalu turunlah sarapan kemudian kuliah, tidak ada kata izin hari ini mengerti?"tekan mamanya berlalu pergi meninggalkan Vale yang memegang kepalanya saat pusing gadis itu kian semakin menjadi-jadi.

Vale kembali masuk ke kamarnya, menutup pintu spontan bersandar di balik pintu, gadis itu kembali terisak lirih, memegang kepalanya lagi yang semakin berdenyut.

"Entah sampai kapan kau membandingkan diriku dengan ya, apakah saat aku mati kau akan sadar ma?"gumam Vale disertai desisan lirih yang keluar dari mulutnya.

TES..TES..

Darah lagi?, Vale segera beranjak ke kamar mandi saat darah dari hidung nya kembali keluar, entahlah Vale juga tak mengetahui mengapa akhir-akhir ini hidungnya sering mimisan.

Setelah Vale bersiap-siap ia segera melangkahkan kakinya ke bawah ruang makan untuk mengisi perutnya.

TAP..TAP..TAP.

langkah kaki terdengar membuat ketiga orang itu mengalihkan pandangannya dan menatap Vale yang tak menatap mereka sama sekali gadis itu langsung duduk dan mengambil sarapannya tanpa mengeluarkan sepatah katapun dari bibirnya..

El yang memang sadari tadi memperhatikan kakaknya seketika merasa bersalah ketika mengigat malam tadi ketika ia membentak kakaknya,apalagi ketika melihat wajah vale yang sembab dan juga pucat membuatnya semakin merasa bersalah.

"Kak apa kau baik-baik saja?, Wajahmu pucat"ujar El sembari ingin menyentuh wajah kakaknya tapi lagi-lagi tangannya ditepis oleh kakaknya yang menatapnya tajam.

"Tidak usah sok perhatian kepadaku, aku tidak membutuhkannya"tekan Vale sambil melanjutkan sarapannya yang tertunda.

"Adikmu khawatir kepadamu, apa kau tidak bisa menghargainya mengapa malah kasar kepadanya"bentak ayahnya.

"Kalaupun dia khawatir kepadaku, aku tidak peduli ayah, karena dia hanya bersandiwara"tekan Vale sinis.

"Vale—

"Sudahlah ayah, biarkan kakak sarapan terlebih dahulu setelah selesai barulah ayah berbicara dengannya"sela cepat El sembari memakan sandwich nya.

BRAKK..

"tidak usah berperilaku baik dihadapan ku badebah, aku muak"tekan Vale menggebrak meja makan kemudian gadis itu berlalu pergi begitu saja meninggalkan sarapannya yang hanya masuk 1 suap saja ke dalam perutnya.

***

"IM back honey"ujar pria tampan itu tersenyum.

"Hai mom, im back siapkan aku spaghetti aku merindukannya"ujar pria itu disertai dengan kekehan beratnya.

"Ohoo, kau hanya merindukan spaghetti mu dasar anak sialan"sindir mommy nya.

"Come on mom, aku hanya bercanda, im really really Miss you mom"tawa pria itu menggelegar.

"Mommy juga sangat merindukanmu, cepatlah Ken spaghetti mu  menanti"ujar mommy Ken, ya pria itu adalah Kenneth gerova galaksi.

"Baiklah mom, aku ingin bertanya tentang dia"ucap Kenneth.

"Bodyguard Daddy sering memantaunya, dan seperti ekspetasi mommy dia tumbuh menjadi gadis yang cantik dan mandiri, satu yang mommy kasihan kepadanya  ia selalu tak dianggap keluarganya"jelas mommy Ken, sendu

"Tenanglah mom, aku telah kembali dan kupastian ia tak akan pernah menangis lagi, jika itu terjadi maka aku akan mencelakai diriku sendiri"ucap Kenneth tajam.

"Yayaya, dan secepatnya kalian harus segera menikah, mommy ingin cucu, teman arisan mommy sudah mempunya cicit semua, tinggal mommy yang belum."sindir mommy Ken.

"Sabar mom, setelah aku menikah dengannya aku akan memberikanmu 10 cucu hm?"goda Kenneth kepada mommy nya.

"Kau benar-benar mirip Daddy mu"balas mommy terkekeh.

"Baiklah mommy tutup dulu, dan ingat berhati-hatilah mengemudikan mobilmu"peringat mommy nya yang hanya diangguki Ken walau tak dilihat oleh mommy nya.























***

Vote and coments kalian.

See you di next chapter selanjutnya.

Bay.

Salam dari author ✨

OUR DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang