5. Ikan yang Bermimpi bisa Terbang

558 131 31
                                    

Sore ini Jihoon dan Seira terdampar di tribun lapangan sepak bola. Sebenarnya tak hanya berdua, karena di antara keduanya terdapat Naeun dan Jinwoo. Keempat manusia itu fokus memperhatikan lapangan, menonton pertandingan sepak bola yang salah satu pesertanya adalah Gunhoo. 

"PARK GUNHOO! GUNHOO! ACIEL PARK, LET'S GO!" Jihoon yang memang memiliki jiwa-jiwa suporter Persib Bantung jelas sudah berteriak heboh, dia dengan antusias  memberi semangat pada adik sepupunya. "TENDANG GUNHOO! TENDANG BOLANYA, BUKAN LAWANNYA!"

Benar-benar minim rasa malu, Park Jihoon terus berteriak, tak peduli kalau orang tua dari peserta lainnya melirik dengan tatapan aneh. Seira dan Naeun bahkan sudah sedikit menggererkan posisi duduk mereka untuk menjauh dari Jihoon, sedangan Jinwoo, bocah kematian paling kecil sudah melompat-lompat tidak jelas dan ikut memberi semangat pada kakak ketiganya. 

Seira dan Jihoon mendapatkan tugas untuk menjaga Naeun, Gunhoo dan Jinwoo karena Tante Anna sedang menjalani kemoterapi dan Om Johoo tentu saja menemani sang istri. Bahkan, Jeongwoo si anak sulung keduanya juga ikut menemani sang mama di rumah sakit. Jadi di sinilah Seira dan Jihoon berada, cosplay menjadi orang tua yang sedang menemani anak tengannya sekolah sepak bola

"I thik whitout Papa or Mas Jeong aku bisa duduk tenang tanpa nahan malu," gumam Naeun menghela napas lelah saat melihat abang sepupunya sudah berdiri dan melompat-lompat tidak jelas saar Gunhoo mencetak gol, "ternyata aku salah. Ini bahkan lebih parah."

Seira ikut menghela napas lelah. "Harusnya tadi kita nggak ikut, tau gitu kita nunggu di resto aja," balasnya sembari menatap sinis pada Jihoon yang kini sudah menggendong Jinwoo di pundak. Keduanya sibuk merayakan kekalahan tim Gunhoo. 

"Park Jihoon hati-hati!" Sei dengan cepat bangkit dari posisi duduk dan mengejar Jihoon yang sudah lebih dulu menuruni tribun dengan Jinwoo yang masih di pundak. "Park Jihoon, ih!"

Berbeda dengan Seira, Naeun justru tak lagi heran. Dia udah biasa liat begituan sejak Gunhoo bocah dan sekarang turun ke Jinwoo. Hidup dengan para sepupu laki-laki gila membuat Naeun lebih kuat untuk menghadapi dunia yang gila ini.

"Biarin aja, Kak. Jinwoo udah biasa digituin, Bang Jihoon juga udah biasa gendong bocah kayak gitu," jelas Naeun yang menahan Seira untuk bergegas mengejar Jihoon. "Kita turunnya nunggu yang lain bubaran aja."

Park Naeun, siswi sekolah dasar yang Senin nanti akan duduk di kelas 2. Menjadi satu-satunya anak perempuan diantara 3 saudara laki-laki membuat Naeun terbiasa hidup di alam liar. Syukurnya ia tak ikutan liar, Naeun bahkan menjadi lebih pendiam sejak masuk SD.

Padahal Seira sudah bisa dibilang lama mengenal keluarga Park, tapi masih ada saja culture shock yang ia dapat. "Pantesan Jinwoo keliatan santai, dia malahan kayak seneng gitu," ucap Sei yang masih tetap mengawasi Jinwoo.

"Kak, abis ini kita makan yaa," pinta Naeun saat ia dan Seira sudah siap menuruni anak tangga menuju lapangan. "I'm so hungry."

Seira mengangguk, "Mau makan di mana? Naeun mau makan apa?"

Sejujurnya Seira tak pernah bisa dekat dengan anak kecil, tapi entah mengapa ia dapat nyaman berbincang dengan Naeun, Gunhoo atau bahkan Jiwoon. Padahal dulu setiap ada bakti sosial ke panti, Sei lebih memilih untuk membatu area dapur daripada harus bermain dengan anak-anak. Pokonya Seira sangat tidak suka anak kecil, terutama sejak ia memilki adik bernama Haruto. Yups, asal mula Sei tidak suka anak-anak itu karena si kecil Haruto. 

"Ji, Naeun udah laper. Mending sekarang langsung cari tempat makan," saran Seira yang kini sudah berada di dekat Jihoon. Perempuan itu bahkan langsung mengambil alih Jinwoo yang sebelumnya duduk di pundak Jihoon.

FAKE FIANCE [Jihoon-Sei]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang