Tidak seperti sebelum-sebelumnya, pagi ini Jihoon membawa Mimi untuk menjemput Seira. Mio merah semi bodong yang sering mogok itu memang transportasi andalan Park Jihoon untuk berangkat ke kampus. "Sorry, ya pake motor. Soalnya mobil aku lagi dicuci," ucap Jihoon dengan nada suara dibuat-buat.
Seira sendiri jelas langsung menatap jijik pada lelaki itu. "Apaan, nih? Cosplay jadi pick me boy--" perkataan Seira langsung terhenti saat Jihoon memakaikan helm padanya.
Entah kenapa Seira langsung diam mematung. Padahal ini bukan hal aneh dan biasa Jihoon lakukan padanya. Memastikan Seira memakai helm atau sabuk pengaman dengan benar adalah tugas utama Jihoon.
"Udah cocok belum jadi pick me boy?" balas Jihoon. Kali ini ia menurunkan pijakan kaki motor untuk Seira. "Gue mau coba trik kayak tadi di Thunder ah."
Seira yang sudah duduk di boncengan langsung menoyor kepala Jihoon. "Thuner apaan? Tinder kali."
"Nah itu! Kok lo tau? Lo download ya?"
"Enak aja!" Dengan kencang Seira memukul pundak Jihoon. "Tau bukan berarti pengguna, ya!"
Motor mio carbu itu mulai ikut bergabung dengan jalanan ibu kota, bersama kendaraan-kendaraan lainnya yang juga berangkat ke kantor atau sekolah. Keduanya asik bercengkrama, membicarakan banyak hal. Menikmati sejuknya angin pagi yang menyapa wajah mereka.
"Hari ini lo ke kampus?" tanya Seira. Perempuan itu sudah menjadikan pundak kanan Jihoon sebagai tumpuan untuk dagunya. "Persiapan Pkkmb?"
Jihoon mengangguk. "Gue jaga bentar gantiin mentor yang kerja, tapi cuma sampe jam 4-an kayaknya," jelasnya sembari fokus mengemudikan motor. "Lo balik jam berapa? Biar gue jemput."
"Gue hari ini mau ke Naka's Hotel," balas Seira menceritakan agendanya, "nanti baliknya paling sama Mara. Lo nggak usah jemput."
"Gue jemput aja, emang beres jam berapa?"
Kepala Seira menggeleng pelan, "Nggak tau, soalnya mau ngobrol bareng kuasa hukum hotel sama tim legal W Corp," jelasnya dengan suara lesu. Menceritakan apa yang akan ia lakukan hari ini saja sudah membuat otaknya merasa lelah.
"Tadi udah sarapan?"
"Ini mau sarapan dulu di Sei'Ra Meats, terus nunggu Mara jemput juga. Lo mau sarapan juga-Eh, lo udah sarapan ya?"
"Udah, sih. Tapi, kayaknya gue mau makan lagi," balas Jihoon cepat. Ia tak peduli kalau nasi goreng di perutnya belum tercerna dengan benar. Yang penting Seira tidak makan sendiri, Jihoon ingat betul cerita Seira yang merasa kesepian kalau makan sendiri. "Mumpung masih ada waktu juga, acara nanti jam 10."
Tak ada balasan dari Seira. Tadi sebelum berangkat ia sempat melihat story Mama Yejin--mamanya Jihoon--memposting video kedua putranya yang sedang sarapan. Seira mendengar dengan jelas kalau Jihoon tidak mau nambah nasi goreng karena sudah kenyang, tapi kenapa sekarang lelaki itu malah minta sarapan lagi?
Dipakaikan helm, menurunkan pedal pijakan kaki di motor, memaksa untuk menjemput, hingga menemani Seira sarapan. Sebenarnya semua itu biasa saja, tapi kenapa sekarang berhasil mengusik pikiran Seira? Bahkan berhasil membuat degup jantung perempuan itu berdetak lebih cepat dari biasanya.
🌱
Meeting kali ini tak ada satupun yang dapat otak Seira tangkap. Tidak seperti biasanya Seira seperti ini. Sepanjang diskusi dengan pihak Naka's Hotel yang akan diakuisisi oleh W Crop, perempuan itu hanya diam melamun.
"Kak, lagi banyak pikiran banget, ya?" Mara--perempuan yang digadang-gadang sedang diincar Haruto--mengantarkan Seira kembali ke Sei'Ra Meats. "Aku baru kali ini liat Kak Sei nggak fokus pas lagi kerja."
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE FIANCE [Jihoon-Sei]
Fiksi PenggemarSejak malam pertunangan, sejak Jihoon melihat Seira muncul dari balik pintu ballroom. Sejak saat itu dia tahu kalau Watanabe Seira memiliki arti sendiri untuk hidupnya. Jihoon tak pernah menjalin hubungan serius dengan perempuan manapun. Sayang, saa...