"Rumah sakit ini punya ruang jenazah?"
Jihoon yang sedang menikmati nasi uduknya jelas langsung melempar kerupuk pada Seira yang duduk di sampingnya. "Lo cuma mau CT Scan, bukan suntik mati."
Kerupuk yang sebelumnya mendarat di kepala kini Seira lempar kembali pada Jihoon. "Lo yang gue suntik mati!" balasnya dengan tidak bersahabat. "Tau gue lagi puasa, malah makan nasi uduk di sini."
Bukannya berhenti sarapan, Jihoon justru dengan sengaja menyuapkan nasi uduk dan telur baladonya tepat di depan wajah Seira. "Enak banget sumpah, Ei .... Euuum ...." Lelaki itu bahkan mengunyah nasi uduk yang memenuhi mulutnya masih tetap di depan wajah Seira.
Sebagai manusia yang memiliki kesabaran setipis ubun-ubun bayi baru lahir. Seira dengan kurang ajarnya mukul leher Jihoon tepat saat lelaki itu menelan makanan. Alhasil ruangan rawat inap VIP itu seketika dipenuhi oleh suara batuk Park Jihoon.
"Mampus!" sindir Seira yang memilih beranjak dari sofa dan kembali ke tempat tidur pasien.
Setelah perdebatan panjang semalam, Seira akhirnya bersedia melakukan CT Scan. Sebelumnya juga ia sudah diambil darah, dan pukul 8 nanti ia akan menuju ruang radiologi. Negosiasi Jihoon akhirnya berhasil menghancurkan kerasnya ego Seira.
"Btw, abis CT Scan gue mau langsung ke Sei'Ra Meats yang baru."
Jihoon hanya bisa mengangguk. Janjinya semalam akan mengantar Seira kemanapun perempuan itu pergi, asalkan CT Scan dulu. "Abis dari resto terus mau ke mana?"
"Balik kayaknya," jawab Sei yang sudah mulai memejamkan mata, "gue mau tidur."
"Balik ke rumah gue--"
"Nggak!" Dengan cepat Seira menyela pendapat Jihoon. "Perjanjian semalem kan bilang kalo yang tau masalah tabrakan ini cuma gue sama lo, bonus orang-orang di bengkel."
Itu memang perjanjian Jihoon dan Seira saat malam. Namun kalau dipikir-pikir, ini mereka ada di rumah sakit militer, sedangkan papanya Jihoon itu salah satu jendral berpangkat di angkatan laut. Ya, pasti cepat atau lambat salah satu staff akan ada yang melapor pada Park Hyunbin.
"Ya di rumah gue nginep aja, nggak bilang kecelakaan. Biasanya juga nginep tinggal nginep," balas Jihoon yang sudah selesai dengan sarapannya. Lelaki itu bahkan beranjak untuk membuang bungkus nasi dan mengambil segelas air mineral di dispinser. "Abis Scan nanti, lo mau makan apa?"
Seira hanya mengedik, saat ini tujuannya bukanlah makan apa, tetapi segera menyelesaikan prosedur CT Scan agar bisa ke Sei'Ra Meats untuk melakukan meeting grand opening cabang terbaru. "Gue lebih mikir ke Sei Meats pake baju apa, sih. Abis dari sini mau langsung ke resto, tapi sekarang aja gue pake baju lo yang kegedean banget."
"Syukur di bagasi gue ada baju ya," sewot Jihoon tak terima saat Seira menyindirnya. "Atau gue suru Haruto bawa baju lo aja--"
"Perjanjian semalem apa?" sindir Seira melirik Jihoon yang ikutan duduk di atas tempat tidur pasien.
Jihoon tak banyak peduli, lelaki itu sudah duduk bersila, berhadapan dengan Seira. "Haruto doang, elah. Atau abis dari sini lo mau ke apartemen dulu?"
Masalahnya dari rumah sakit ke apartemen itu jalannya muter, lebih deket langsung ke Sei'Ra Meats. "Beli aja, deh. Nanti anterin ke butik terdekat," balas Seira yang lebih memilih untuk mengeluarkan uang daripada Haruto tau kalau ia kecelakaan.
"Dih, bilang aja mau belanja," sindir Jihoon berhasil membuat Seira siap melakukan tindakan anarkis. Untung saja kekerasan itu tidak terjadi karena ketukan pintu dan seorang perawat yang muncul.
Jihoon sendiri langsung melompat dari tempat tidur pasien, dia tersenyum lebar pada perawat tersebut. "Ada apa, Sus?"
"Ini buat Mbak Seira silakan ganti baju dulu, nanti setengah jam lagi saya ke sini buat antar ke Radiologi." Perawat itu memberikan baju yang harus Seira pakai untuk masuk ke ruangan radiologi. "Saya pamit lagi ya, Mbak, Mas."
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE FIANCE [Jihoon-Sei]
FanficSejak malam pertunangan, sejak Jihoon melihat Seira muncul dari balik pintu ballroom. Sejak saat itu dia tahu kalau Watanabe Seira memiliki arti sendiri untuk hidupnya. Jihoon tak pernah menjalin hubungan serius dengan perempuan manapun. Sayang, saa...