Jihoon tak bisa menahan tawanya saat melihat Seira memarahi anak bulu mereka. Perempuan itu semakin terlihat seperti ibunya Golden karena mewarnai rambut menjadi oranye. Potret ibu dan anak yang kompak, kan?
"Golden ayo pulang! Udah malem ini!" Sei sampai berjongkok untuk membujuk Golden.
Sedangkan Jihoon, lelaki itu hanya bisa tertawa melihat tingkah Sei dan kucing oren itu. Bagaimana humornya tidak anjlok, tingkah Golden gemesin. Dia cuma diem pas diomelin Seira, tapi pas dideketin dia juga menjauh beberapa langkah. Cuma beberapa langkah, nggak lari atau kabur.
Kan Jihoon makin gemes sama Golden, jadi pengen peluk maminya, dah.
"Dua betina keras kepala sedang adu kekuatan," komentar Jihoon sembari memotret Seira dan Golden. "Kita liat siapa yang jadi juara."
Jihoon masih terus berdiri dengan tubuh sedikit bersandar pada motornya. Ia benar-benar tak berencana membantu Seira. Memang dasar jenis bapak tidak berguna.
"Bodo, ah! Udah nggak usah pulang sekalian!" sentak Seira, jaakhirnya memilih bangkit dari posisi jongkok dan beranjak begitu saja.
Namun, marahnya Seira itu justru membuat tawa Jihoon semakin pecah. Sebenarnya tingkah Golden sih yang bikin Jihoon makin ngakak. Kucing betina yang tadi jual mahal itu, sekarang malah berjalan mengejar Seira.
"Yoyeeen," panggil Jihoon yang kini sudah berjongkok dan sudah membuka pet carrier, "masuk sini."
Tanpa ada drama Golden masuk ke dalam tas ransel transparan itu. Jihoon juga langsung memakainya setelah memastikan Golden aman. Dan setelah memastikan anak bulunya aman, kini bagian mami dari anabul itu yang Jihoon pakaikan helm.
Malam ini Jihoon sedang membawa Honda CBR-nya untuk menjemput Seira. Niatnya sih mau jalan-jalan malem dulu bareng Sei, tapi Jihoon lupa sekarang mereka punya anak bulu yang harus dibawa juga. Jadinya malah kerepotan harus gendong Golden di punggung dan gagal dipeluk Seira dari belakang.
"Mau beli makan dulu nggak?"
"Beli sate dulu, Ji. Tapi makan di tempat ya," pinta Seira dan langsung mendapatkan anggukan dari Jihoon. "Sate yang di deket pangkalan militer papa."
Lagi dan lagi, Jihoon menyetujui permintaan Seira. Ia tak peduli kalau tempat penjual sate itu lumayan jauh. Toh Seira memakai jaket, jadi aman-aman saja. Lagipula Jihoon kan sedang dalam misi berjuang agar menang, jadi ia harus memberikan semua hal terbaik yang ia punya.
Udah kayak nyaleg aja emang Park Jihoon ini.
.
.
.Ibu kota memang tak pernah tidur, namun setidaknya di malam hari suasana tak begitu ramai dan riuh. Dan entah mengapa Seira selalu suka suasana tenang di malam hari. Duduk memperhatikan jalanan yang lenggang dengan tatapan kosong sembari menunggu pesanannya.
"Menurut lo cinta itu nyata nggak?" tanya Seira tiba-tiba.
Jihoon yang sedang bermain dengan Golden jelas langsung menoleh pada Seira. "Cinta Laura?" tanyanya dengan suara bingung, "atau Cinta anaknya Uya Kuya yang bisa hipnotis?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE FIANCE [Jihoon-Sei]
FanficSejak malam pertunangan, sejak Jihoon melihat Seira muncul dari balik pintu ballroom. Sejak saat itu dia tahu kalau Watanabe Seira memiliki arti sendiri untuk hidupnya. Jihoon tak pernah menjalin hubungan serius dengan perempuan manapun. Sayang, saa...