Senyum palsu yang menghiasi wajah Jihoon seketika sirna dan berubah menjadi tatapan terpana tanpa kedip. Bahkan, mulutnya sedikit terbuka saat melihat Seira melangkah memasuki ballroom dan menghampirinya.
Dress putih membentuk lekuk tubuh dengan model mermaid di bawahnya memberikan kesan berbeda pada Seira. Belum lagi rambut yang digelung, membiarkan bahu Seira terlihat sempurna tanpa terhalang apapun. Dan, riasan tipis tetapi memberikan kesan elegan semakin membuat Park Jihoon terpana.
"Aktingnya nggak usah berlebihan," bisik Seira masih dengan senyum yang bertengger di wajahnya, "gue cuma nyuruh senyum, bukan berlagak terpana."
Jihoon langsung menutup mulutnya dan kembali ke setelan akting. Ia tak ada niatan membalas perkataan Seira, meredam degup jantungnya yang menggila jauh lebih utama. Mana Seira semakin terlihat cantik dari jarak sedekat ini.
Pertunangan Watanabe Seira dan Park Jihoon akhirnya digelar, setelah mundur lebih dari sebulan. Diadakan di ballroom hotel milik keluarga Watanabe dengan tertutup. Hanya beberapa kolega bisnis saja yang diundang.
Prosesi tukar cincin sudah selesai. Syukur Jihoon tidak berulah dengan menelan platinum yang kini sudah ia sematkan di jari manis Seira. Dan, syukurnya juga mereka tidak ribut di atas podium mewah itu.
Padahal biasanya Seira dan Jihoon itu sejenis sama Ton and Jerry, ribut tak kenal waktu, adu omong setiap saat. Alhamdulillah, malam ini mereka kompak.
Seira yang andal dalam bersandiwara digabung dengan Jihoon yang sedang terpana dan mengendalikan desiran asing di dalam tubuhnya. Nggak apa-apa, deh, Jihoon terlihat seperti orang dongo, yang penting dia nggak berulah.
"Apa, sih? Bang Jihoon kayak orang kena hipnotis," bisik Jeongwoo pada Haruto. "Perasaan sebelumnya aman-aman aja itu manusia."
Hyunsuk yang berdiri di sebelah kanan Jeongwoo ikut menyahut. "Kena hipnotis pesona Seira," balasnya pelan, tetapi masih bisa didengar oleh Jeongwoo dan Haruto, "Abang lo mulai terpana, benih-benih cintanya udah muncul, tuh."
"Sok tau banget mantan homoannya," balas Haruto yang tiba-tiba saja nimbrung, "itu masuk skenario aktingnya."
Dengan sebal Hyunsuk menoyor kepala Haruto, meskipun dengan susah payah karena tubuhnya tidak terlalu tinggi. "Masih aja nggak terima kalo Jihoon jadi abang ipar lo," sindir Hyunsuk membalas perkataan Haruto.
Dari 12 manusia anggota Trejo. Hanya 3 orang yang bisa hadir ke acara private ini. Haruto sebagai adik laki-laki Seira, Jeongwoo si adik sepupu Jihoon dan Hyunsuk yang ternyata memiliki ikatan bisnis dengan W Corp. Sedangkan sisanya hanya bisa menunggu cerita dari tiga saksi itu.
"To, kalo kata gue, sih, lo harus mulai ikhlas," Hyunsuk kembali meberi wejangan pada Haruto. "Tatapn Jihoon ke Seira sekarang beda, kayaknya itu manusia udah mulai tau perasaannya ke Seira kayak gimana."
Jeongwoo ikut mengangguk, lelaki itu memang berdiri di antara Haruto dan Bang Hyunsuk. "Sedikit tambahan informasi yang kayaknya lo juga tau, To. Bang Jihoon kalo udah suka sama sesuatu, dia akan kejar dan berusaha buat dapetin itu," balasnya menceritakan tentang fakta Park Jihoon yang sebenarnya semua anak Trejo ketahui. "Apalagi ini kayaknya jatuh cinta pertama Bang Jihoon, deh. Sebelumnya, kan, dia cuma ngintilin Bang Hyunsuk."
Decakan sebal Hyunsuk tak bisa tertahan, untung mulutnya masih bisa menelan semua kata-kata kasar yang hampir keluar. Sebagai laki-laki yang sering direcokin Jihoon sejak SMA, Hyunsuk jelas sangat akrab dan dengan Jihoon dan mudah membaca tingkah laku lelaki itu.
"Abis ini, lo pada bahkan liat mode Park Jihoon bucin yang sesungguhnya," bisik Hayunsuk pada dua manusia di sebelah kirinya.
Hyunsuk bilang yang sesungguhnya, karena sebelumnya juga mode Bucin Jihoon pada Seira sudah aktif, tetapi tidak disadari oleh lelaki itu. "Jadi, tipe lo jenis-jenis Miss Independent, Ji?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE FIANCE [Jihoon-Sei]
FanficSejak malam pertunangan, sejak Jihoon melihat Seira muncul dari balik pintu ballroom. Sejak saat itu dia tahu kalau Watanabe Seira memiliki arti sendiri untuk hidupnya. Jihoon tak pernah menjalin hubungan serius dengan perempuan manapun. Sayang, saa...