6. Lo Lupa?

504 126 22
                                    

Selain memiliki Sei'Ra Meats, restaurant daging asap yang terkenal dengan rice bowl-nya dan sekarang akan memiliki 4 anak cabang. Seira juga memiliki usaha franchise minuman berbahan dasar cokelat yang sudah tersebar di seluruh penjuru negeri, serta jangan lupakan juga W Corp dan anak-anak perusahaannya yang juga ia pegang. Tanggung jawabnya sangat besar untuk menjaga kualitas semua perusahaan yang ia pegang.

"Kenapa ini kamar mandi nggak layak? Musholla juga! Itu taman juga lebih cocok jadi tempat pembuangan sampah," omel Seira saat dadakan mendatangi salah satu tempat pengisian bahan bakar milik keluarganya. "Di laporan keuangan ini ada dana yang dikeluarkan untuk biaya pengurusan fasilitas, kemana perginya uang itu?"

Dengan langkah tenang dan tangan yang bersidekap, perempuan itu terus menelusuri pom bensin seluas 900 meter itu. Seluruh fasilitas yang tersedia, laporan keuangan, serta data-data keluar masuknya barang ia periksa dengan tuntas.

"Sekarang pom ini ada di tangan saya, Anda nggak bisa seenaknya seperti saat dipegang oleh Haruto," balas Seira dengan suara dingin dan tatapan tajamnya terus mengintimidasi manajer di sana. "Lagipula kalau Anda profesional, ada tidaknya Haruto atau Om saya ke tempat ini, fasilitas dan segala dana yang ada harus dipergunakan sebagaimana mestinya."

Seira mode mata tajam, mulut berbicara fakta meskipun terdengar menyakitkan, serta tubuh yang berdiri tegap seakan tak ada yang bisa menjatuhkannya itu sangatlah menyeramkan. "Senin nanti, saya nggak mau tau semua fasilitas sudah sesuai dengan standar."

"Baik, Mbak."

Menjelang akhir pekan ini tiba-tiba saja Sei melakukan sidak ke beberapa tempat yang menjadi tanggung jawabnya. Tadi pagi ia sudah mendatangi studio lukisan mending papanya, lalu lanjut mampir ke hotel bintang lima di kota, dan sekarang di perjalanan menuju beberapa mitra waralabanya, Sei sekalian mampir ke tiga pom bensin milik keluarga.

"Si Jidi sibuk, Si Ruto nggak guna," gumam Sei saat memasuki mobilnya, masih sempat ia menyebut nama paman dan adiknya, "gini banget idup gue."

GR Yaris putih yang Seira kemudikan mulai keluar dari Pom Bensin terkahir yang ia sidak. Waktu sudah menunjukkan lewat dari pukul 2 siang dan ia harus bergegas ke kota sebelah untuk memeriksa franchise minumannya. Seorang diri mengemudi, berkeliling kota untuk melakukan inspeksi, itu hal biasa bagi Seira.

"Eh, gue belum makan siang, ya?" gumam Seira saat sudah melihat gerbang tol. "Nanti aja, deh. Sekalian kulineran di sana." Dia yang bertanya, dia juga yang memberi solusi.

Hal itu memang sudah biasa terjadi pada Seira. Semenjak memilih untuk hidup mandiri dan menjauh dari keluarga baru sang mommy serta mendiang papanya. Sei hanya memiliki dirinya sendiri sebagai teman berdiskusi.

Watanabe Seira memang sudah tak asing dengan dunia bisnis. Terlahir dari seorang papa yang merupakan seorang pengusaha membuatnya tak asing dengan hal-hal berbau kerja sama, taktik negosiasi dan mendapatkan keuntungan dengan cara yang baik atau salah. Selain itu, saat mommy-nya memiliki keluarga baru, Sei juga dipaksa untuk ikut andil dalam bisnis keluarga, membuatnya semakin tak asing dengan dunia bisnis, bahkan yang dunia gelapnya.

Namun, satu hal yang Seira pegang dalam prinsipnya menjalankan bisnis. Yaitu mengikuti standar operasional. Saat ia membangun restoran daging asap pun, standar operasional adalah hal yang paling ia pikirkan dengan sangat matang. Dan standar operasional itu harus dipatuhi oleh restorannya, tidak ada pengecualian.

Tak hanya untuk restorannya, bisnis frenchies yang sudah ia buka sejak tahun 2019 juga tak luput dari SOP. Bahkan salah satu peraturan tegas yang ia berikan pada para mitra adalah 'tidak melanggar SOP' baik dalam prosedur pembuatan minuman, hingga sistem kepegawaian.

FAKE FIANCE [Jihoon-Sei]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang