50. Real Fiance [End]

512 84 14
                                    

From : Om Jidi
Ei, keputusan kontrak tunangan kamu sama Jihoon buat satu tahun kedepan gimana?

Mommy menatap datar pada layar ponsel Seira yang nempilkan notifikasi chat dari seseorang yang ia kenal. "Emang udah satu tahun ya kamu sama Jihoon?" 

Seira paham maksud pertanyaan Mommy dan dengan santai mengangguk. "Bulan ini satu tahun," jawabnya yang masih terus menikmati nasi gorengnya. "Dari kemarin Om Jidi nanyain mulu mau lanjut gimana."

Tidak ada ekspresi apapun dari Mommy, wanita itu bahkan tidak terkejut mengenai fakta pertunangan putrinya. "Terus mau gimana? Kamu tuh tunangan bohongan tapi kenapa mendalami peran banget," komentarnya menganalisis tingkah Seira dan Jihoon. "Hubungan kalian tuh sebenernya apa?"

Kunyahan Sei seketika terdiam, perempuan itu memikirkan pertanyaan Mommy. "Iya, ya?"

"Lah?" Mulut Mommy terbuka lebar, ia menatap heran pada putrinya. "Gimana ceritanya. Mommy kira kamu sama Jihoon emang beneran pacaran, tapi di publik kamu sama Jihoon ala-ala pasangan tunangan gitu."

Seira masih tetap terdiam, ia masih memikirkan tentang status hubungannya dengan Jihoon. Dibilang tunangan, tapi itu cuma karena bisnis. Dikira pacaran, namun tidak ada ungkapan kata 'kamu pacar aku' dari keduanya. Sialnya Jihoon dan Seira selalu bilang orang-orang kalau mereka tidak pacaran, tapi manggilnya udah sayang-sayangan. 

"Apa ya?" tanya Seira masih bingung dengan hubungannya dengan Jihoon.

Menu sarapan pagi ini adalah nasi goreng keju dan jus jeruk, serta ditambah toping sebuah pembicaraan serius gara-gara pesan masuk dari Om Jidi. 

"Terus kamu mau gimana? Kalo endingnya nggak nikah, berarti harus mulai jaga jarak, kan?" Mommy jelas sangat paham dengan template perjodohan bisnis yang sudah menjadi rasahia umum. "Kalau nggak mau jaga jarak, kamu ada rencana nikah sama Jihoon dalam satu tahun ke depan?"

Sepagi ini Seira sudah mendapat pertanyaan yang begitu berat. Namun hebatnya, obrolan ini tidak memberikan efek berlebih seperti sebelum-sebelumnya. Padahal beberapa bulan lalu, Seira sudah langsung kalang kabut hanya karena memikirkan pernikahan. 

"Rencana nikah sama Jihoon ada," jawab Seira dengan percaya diri, tak ada sedikitpun ragu yang menyertai perkataannya, "tapi nggak tau kalau dalam waktu satu tahun. Dan, aku maunya nikah benerana, cukup cincin tunangan aja yang palsu."

Mommy memahami keinginnya putrinya, namun ia juga paham pola pertunangan bisnis seperti apa. "Om kamu tau keinginan kamu?"

"Aku request nggak menjauh, tapi tahun depan nggak nikah aja diomelin," cerita Seira dan berhasil membuat tawa Mommy pecah.

Permintaan Seira memang terlalu aneh, dikira kontrak perjanjian bisnis dua belah pihak dapat dia atur suka-suka. "Terus Jihoon maunya gimana?"

"Ya itu, sama kayak aku."

Mommy mengangguk paham, wanita itu ikut membantu putrinya mencari jalan keluar. "Harusnya bisa, sih. Kedua belah pihak setuju. Tapi bisnis keluarga Jihoon nggak kena dampak kan?"

"Keluarga Jihoon nggak ada bisnis apa-apa," jawabnya dengan santai, "bahkan kayaknya selama ini juga Keluarga Park nggak nerima keuntungan apapun kecuali jadi punya anak cewek."

Kening Mommy sedikit berkerut, bagaimana bisa ada keluarga yang tidak mengharapkan keuntungan tertentu dalam sebuah ikatan bisnis. "Masa nggak ada keuntungan apapun." Sepertinya Mommy masih tidak percaya kalau di dunia ini ada orang-orang yang hidupnya bukan hanya untuk keuntungan di dunia bisnis.

"Kalau buat Mamah sih, keuntungannya jadi ada temen buat bikin kue," jawab Seira santai, seakan kehadirannya adalah sebuah keuntungan untuk keluarga Park. Kesannya agak sombong sih, tapi kenyataannya emang benar.

FAKE FIANCE [Jihoon-Sei]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang