Sirkuit kualitas internasional yang selalu menjadi langganan untuk event nasional dan internasional itu kini sudah dipenuhi oleh banyak orang. Bangku penonton bahkan terlihat sangat ramai, begitupun dengan area official di setiap tim.
Salah satunya adalah area official PJ Team yang sudah dipenuhi oleh beberapa orang di dalam tim Jihoon yang sibuk dengan tugasnya masing-masing.
Begitupun dengan sang pembalap yang juga sibuk pada ponselnya. Serta dua orang anak Trejo yang memiliki hobi menghasut hubungan Park Jihoon dan Seira, mereka sibuk memperhatikan gerak-gerik Jihoon.
"Kagak jadi dateng kali, Bang," sahut Mashiho yang asik menikmati es kopinya sembari menonton Jihoon yang duduk dengan kepala masih tertunduk pada layar ponsel. "Sekarangkan weekend, pasti Kak Ei lagi sibuk ngurusin restoran."
Jihoon jelas berdecak sebal, "Orang dia janji mau datang," sewotnya tak terima mendengar perkataan Mashiho.
"Ya, nggak semua janji harus ditepati, kan?" Mashiho masih terus mengusik Jihoon, hobinya memang mengganggu Park Jihoon hingga sewot. "Apalagi kalo orang itu nggak penting-penting banget."
Hyunsuk langsung menyenggol salah satu adik Trejo-nya itu. Meskipun ia dan Mashiho menjadi sekutu untuk mengusik pikiran Jihoon tentang Seira, namun kali ini ia harus membatasi perkataan Mashiho. Bukannya apa-apa, ini Jihoon mau balap, ngeri ngelamun di sirkuit.
"Lagi di jalan kali, Ji, jadi Seira datangnya telat."
Belum ada balasan dari Jihoon. Ia masih terus mengirim banyak pesan pada Seira. Kepalanya bahkan terus menunduk, lelaki itu juga tak memikirkan tentang balap yang akan dimulai setengah jam lagi.
Suasana hati mendung pembalap di kelas ITCR 1500 itu seketika sirna saat mendengar suara perempuan yang sedari tadi ia tunggu. Kepala Jihoon juga tak lagi menunduk, matanya masih terus mengikuti pergerakan dari perempuan berkaus putih pendek yang berpadu dengan jeans bermodel straight leg.
"Udah pada sarapan belum? Gue bawa Sei'Ra Meats, niiiih." Dengan ramah Seira menawarkan nasi dan daging sapi asap yang sengaja ia bawa banyak. Perempuan itu juga memaksa beberapa anggota team Jihoon untuk makan terlebih dahulu.
Jihoon yang hanya memperhatikan dari jauh tentu saja tak bisa menahan senyum, sedangkan Hyunsuk dan Mashiho yang sebelumnya duduk di dekat Jihoon memilih untuk beranjak menjauh. Mereka ngeri liat senyum cowok bucin yang dari tadi rungsing.
Namun, senyum Jihoon seketika pudar kala Seira menoleh ke arahnya. Lelaki itu berlagak ngambek, bibir bawahnya bahkan sedikit maju dan ia langsung membuang muka kala Seira mendekat ke arahnya.
"Elah, ambekan," ledek Seira yang kini sudah berdiri tepat di hadapan Jihoon yang masih tak mau menatapnya. "Tadi tuh nunggu makanan buat sarapan yang lain dulu."
Jihoon masih tetap menolehkan wajahnya, lelaki itu sekan tak mau mendengar penjelasan Seira.
Sedangkan Seira yang syukurnya sedang dalam suasana hati bagus kini hanya tersenyum tipis. Tangan kanannya bahkan terulur ke arah Jihoon, jemari perempuan itu dengan jail bergerak tidak jelas di bawah dagu Jihoon. Seakan lelaki yang duduk di hadapannya ini sejenis kucing oren peliharaan mereka yang area bawah kepalanya sering mereka uwel-uwel.
"Tangannya aman, kan?" tanya Seira saat Jihoon mendongakkan kepalanya hingga mata mereka saling bertatapan. "Jangan terlalu dipaksa, lo nggak perlu jadi juara."
Senyum Jihoon seketika terbit, ia melihat dengan jelas sorot khawatir di tatapan Seira. "Amaaan, kan kemarin kualifikasi aja bisa," balas Jihoon berusaha menenangkan Seira.
Seira menjadi manusia paling khawatir sejak kemarin. Ah, ralat! Sejak tahu Jihoon akan mulai kembali terjun ke sirkuit dengan kondisi lengan lelaki itu yang kurang baik. Sei bahkan selalu meluangkan waktu untuk memantau Jihoon latihan. Perempuan itu juga memaksakan diri untuk ikut memantau babak kualifikasi kemarin, meskipun fokusnya terbagi dua karena ia harus mendengarkan presentasi mengenai progres pembangunan W Hotel & Resort melalui media conference.
Begitupun dengan hari ini, seharusnya Sei datang ke galeri seni milik almarhum papanya yang akan menyelenggarakan sebuah event di hari valentine nanti. Namun, perempuan itu meminta untuk reschedule di keesokkan harinya. Ya! Manusia yang memegang prinsip teguh pekerjaan nomor satu ini mulai melonggarkan prinsipnya.
"Kan, dokter bilang nggak apa-apa, Yang," Jihoon berusaha meyakinkan kalau ia akan baik-baik saja. "Kemarin lo denger sendiri, kan?"
Iya, Seira memang mendengar langsung dari dokter yang menangani Jihoon bahwa kondisi lelaki di hadapannya ini sangat baik. Namun itu tak berhasil mengusir rasa khawatirnya. "Tapi--"
"Janji kalo mulai kambuh, gue akan langsung minggir, nggak peduli kalau itu bakalan bikin gue kena pinalti atau bagaimana sampe diskualifikasi." Dengan cepat Jihoon menyela perkataan Seira, lelaki itu bahkan menggenggam tangan kanan Seira yang sedari tadi masih nyaman bergerak secara abstrak di bawah dagunya.
"Janji?"
Jihoon mengangguk, lelaki itu mencium singkat punggung tangan Seira yang ia genggam. "Janjiii," balasnya dengan tatapan tertuju pada mata Seira.
"Dunia emang milik mereka berdua, kita cuma tuna wisma," balas Mas Gege, salah satu bagian dari PJ Team saat melihat Hyunsuk dan Mashiho yang menjadi penonton drama roman picisan ala dua manusia di pojok Official Room PJ Team.
🌱
Ajang balap yang diselenggarakan oleh sirkuit tempat dilakukannya balapan ini memang sudah menjadi event tahuan dan masuk ke dalam kategori kejuaraan bergengsi tingkat nasional. Di kelas ITCR 1500 sendiri Jihoon sudah sering naik podium, meskipun belum sampai juara 1 yang masih dipegang oleh seorang pembalap senior. Namun dengan usia yang cukup muda, Jihoon dapat dikategorikan sebagai pembalap yang luar biasa.
Sekarang saja Honda Jazz merah bernomor 14 itu memulai start dengan cukup baik di posisi ke dua dan di putaran pertama Jihoon berhasil menyalip ke posisi pertama serta memimpin jalannya balapan. Sang senior sebagai juara bertahan bahkan tertinggal jauh di urutan ke dua. Jihoon cukup tampil prima.
Sei yang menonton dari official room PJ Team tentu saja tak bisa menahan senyumnya. Perempuan itu masih terus memperhatikan layar televisi yang tersedia, matanya fokus mengikuti pergerakan mobil merah yang tersorot kamera dari atas. Namun meskipun senyum Seira berseri, sorot mata khawatir Sei justru terbaca dengan jelas oleh Mashiho.
"Tenang aja, Kak. Bang Jihoon nggak akan kenapa-kenapa, kok ...."
Baru saja selesai Mashiho berusaha menenangkan Seira, namun perkataan lelaki dengan tinggi badan hampir sama seperti Seira itu justru bertolak belakang dengan fakta yang ada. Honda Jazz merah yang Jihoon kemudikan tersenggol dari belakang oleh mobil pembalap senior hingga mengakibatkan kehilangan kendali.
"JIHOON!" pekikan Seira seketika memenuhi official room RJ Team saat melihat mobil Jihoon menabrak pagar pembatas lalu terpental kembali ke area tengah dengan posisi mobil terbalik.
Seira langsung keluar dari area official room saat mendengar sirine ambulans. Tubuh perempuan itu bergetar cukup hebat, tatapannya bahkan kosong, ia terlihat seperti orang linglung. Hyunsuk yang menyadari kalau Seira tak lagi melihat kejadian Jihoon di layar kaca jelas langsung menyusul.
"Ta-tadi naik yang ambulans itu Jihoon?" Dengan linglung Jihoon bertanya pada salah satu anggota PJ Team yang berjaga di depan official room. "Di-dia di-diba-wa ke--"
"Ayok ikut gue," ajak Hyunsuk menyela pertanyaan Seira. Lelaki itu sedikit menuntun Seira untuk mengikutinya, sedangkan Mashiho berada di belakang Hyunsuk dan Sei. Ketiga manusia itu masuk ke dalam SUV hitam milik Hyunsuk dengan Mashiho yang duduk di samping kemudi dan Sei di jok belakang.
Suasana mobil itu terasa sangat hening. Apalagi Seira yang hanya diam mematung dengan tatapan kosong ke jalanan di depan. Sedangkan Mashiho dan Hyunsuk sesekali saling bersitatap melalui spion di tengah mobil.
"Kak, Bang Jihoon baik-baik aja--"
"Baik-baik aja gimana? Mobil dia sampe kebalik gitu lo bilang baik-baik aja?" Seira dengan cepat menyela perkataan Mashiho, suara perempuan itu bahkan terdengar cukup tinggi.
Dan sisa perjalanan menuju rumah sakit yang bekerja sama dengan event balapan itu dihabiskan dengan suasana hening. Hyunsuk berusaha tetap fokus dengan kemud, sedangkan Mashiho sesekali menoleh memperhatikan Seira melalui sepion di tengah mobil. Lelaki itu cukup terkejut saat menyadari Seira menangis, meski dengan cepat perempuan itu menghapus air matanya.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE FIANCE [Jihoon-Sei]
FanficSejak malam pertunangan, sejak Jihoon melihat Seira muncul dari balik pintu ballroom. Sejak saat itu dia tahu kalau Watanabe Seira memiliki arti sendiri untuk hidupnya. Jihoon tak pernah menjalin hubungan serius dengan perempuan manapun. Sayang, saa...