Hyundai Creta merah langsung menyambut Seira yang baru saja keluar dari Sei'Ra Meats cabang terbaru. Sebenarnya Hyundai Creta itu tak akan menjadi fokus Seira kalau saja tak ada Jihoon yang berdiri dengan tubuh setengah bersandar di kap mobil. "Parkir, tuh, yang bener! Ngalangin pintu masuk resto gue!"
Jihoon memanyunkan bibir bawahnya. Padahal lelaki itu sudah siap menyombong, namun respons Seira tidak begitu kooperatif. Resek banget, udah gaya sombong di depan mobil baru, tapi malah dibilang ngalangin jalan. "Bagus nggak mobil baru lo?" tanyanya.
Jangan berharap Seira akan menatap tidak percaya bahkan hingga terharu. Perempuan itu justru menatap sinis pada Jihoon. "Merah banget ini warna?" nyinyirnya mengomentari mobil baru itu.
"Merah itu berani!" bela Jihoon berlebihan. Tangannya terkepal dengan wajah berubah serius dan berbicara menggebu-gebu. "Berani, gagah, keren!"
Seira berdecak sebal, perempuan itu memilih untuk melangkah menuju pintu samping kemudi. Sedangkan Jihoon, ia juga ikut menyusul dan duduk di jok balik kemudi. Hari ini mereka kan membeli beberapa keperluan kuliah di sebuah mall.
"Anjir! Ini, mah, mobil lo!" sewot Seira saat menghirup aroma mobil barunya yang sudah didominasi oleh bau khas Jihoon. "Elah, nggak kayak mobil baru."
"Elah! Minimal kaget, kek! Terharu, kek! Takjub, kek!"
Bibir Seirnya bergerak cepat, perempuan itu mengikuti perkataan Jihoon dengan versi nyinyir. Beneran bales dendam sama tingkah Jihoon. "Ini ceritanya lo mau ngasih surprise?" tanya Seira dengan nada terdengar meledek.
Sekarang bagian Jihoon yang berdecak, rencanya terlalu mudah terbaca oleh Seira. Mana semua bayangan indah yang terlintas di otak Jihoon tak ada satupun yang terwujud. Jangankan menerima tatapan haru Seira, senyum saja tak ada.
"Ck! Lo mau ngasih surprise, tapi konfirmasi pembayaran notifnya masuk ke gue," nyinyir Seira dan berhasil membuat Jihoon semakin manyun. "Mana nyopet dompet gue pula. Sekarang dompetnya mana? Balikin!"
Jihoon akhirnya menyerahkan dompet yang tadi pagi ia ambil. "Gue gagal, ya, jadi copet?" tanyanya yang justru meminta review dari bakat tebarunya. "Padahal gue udah khatam nonton Preman Pensiun tau."
"Nggak gagal, sih," balas Seira setelah mengambil alih dompetnya, "tapi masalahnya tadi siang gue butuh, pas dicari kagak ada."
"Berarti cocok ya gue jadi copet?"
Mata Seira melirik sekilas pada Jihoon. "Cocok, cocok. Emang lo mau nyolong apa lagi, hah?"
"Nyolong hati lo?"
"Kayak bisa aja," balas Seira datar, namun terdengar seperti menantang.
Senyum miring Jihoon terbit, lelaki itu menoleh sekilas ke arah Seira. "Kalo ternyata gue bisa?"
"Nggak akan bisa."
🌱
Sebenarnya tujuan utama Seira dan Jihoon itu hanya Gramedia. Namun, hanya lima menit mereka di sana. Seira yang membeli beberapa alat tulis dan keperluan lainnya untuk kuliah, sedangan Jihoon fokus memilih Hot Wheels dan mencari mobil langka.
Hanya lima belas menit Seira dan Jihoon di toko buku dan alat tulis. Namun, keduanya sudah sejam di toko alat olahraga. Dari memilih sarung tinju yang Seira ingin, hingga drama memilih sepatu olahraga untuk keduanya. Ini harunya Jihoon sama Seira jadi atlet, bukan menjadi mahasiswa.
"Ini bagus, Ei. Nomor buat gue juga--"
"Apaan, sih? Harus banget gue sama lo pake sepatu kembar? Kayak Upin-Ipin anjir!" Seira masih terus menolak pilihan Jihoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE FIANCE [Jihoon-Sei]
FanfictionSejak malam pertunangan, sejak Jihoon melihat Seira muncul dari balik pintu ballroom. Sejak saat itu dia tahu kalau Watanabe Seira memiliki arti sendiri untuk hidupnya. Jihoon tak pernah menjalin hubungan serius dengan perempuan manapun. Sayang, saa...