"Yang membuat kisah cinta itu menjadi rumit adalah diri kita sendiri"
•
•
Di kisahkan Vega adalah putri raja langit yang pandai menenun, yang jatuh cinta dengan Altair seorang pengembala sapi. Karna Altair merupakan pengembala yang rajin, sehingga sang raja langit memperbolehkan Altair untuk mempersunting putrinya.
Selama mengarungi bahtera pernikahan Altair dan Vega hidup bahagia, hingga mereka lalai dengan pekerjaannya masing-masing, Altair tidak lagi rajin mengembala sapi begitu juga dengan Vega yang tidak lagi rajin menenun. Mengetahui hal itu sang raja langit murka, dan memisahkan keduanya dengan bentangan galaksi bimasakti.
Raja langit hanya memperbolehkan keduanya bertemu setelah keduanya melaksanakan pekerjaannya masing-masing selama satu tahun. Mereka hanya boleh bertemu pada tanggal 7 di bulan ke-7 di setiap tahunnya, dengan bantuan burung kasasagi (bintang Deneb)
Namun jika hujan turun pada tanggal tersebut sungai akan meluap dan dua sejoli ini tidak bisa bertemu.
Jika Altair dan Vega di pisahkan oleh bimasakti, maka Atlas dan Azura di pisahkan oleh takdir.
Jika Altair dan Vega dapat bertemu dengan batuan Deneb, lantas bagaimana dengan Atlas dan Azura?
•••
Oktober berlalu begitu cepat, ku hirup udara pagi di hari pertama november dalam-dalam. Cuaca pagi ini sangat cerah dan membuatku semakin semangat untuk menggandeng tas ku menuju sekolah, aku menaiki bus saat baru saja tiba di halte. Menunggu dengan tidak sabar untuk cepat-cepat sampai di halte kedua, lebih tepatnya menanti kemunculan lelaki dengan blazer hijau serta topi coklat tua yang bertengger di kepalanya.
Atlas tiba di hadapanku sembari membungkukkan tubuhnya dengan mengangkat singkat topinya--seperti ala-ala warga kerajaan, aku tersenyum melihat tingkahnya.
Anak itu duduk di hadapanku sambil meletakkan sebuah buku sketchbook di atas pangkuannya, sejak pertama kali bertemu, tak pernah sekalipun ia absen untuk membawa buku gambar itu.
Dan dari pertama kali bertemu pula, aku tidak pernah bertanya perihal isi dari bukunya.
"Kenapa?" Atlas mengangkat sebelah alis lalu melirik buku gambarnya singkat, lelaki itu mengangkatnya "mau lihat isinya?"
Kenapa Atlas selalu tau apa yang aku pikirkan sih? Atau memang dia mempunyai kekuatan untuk membaca pikiran serta membaca keadaan sekitar?
Konyol, mana bisa begitu.
Aku hanya tersenyum dengan cengiran, lalu mengambil buku itu dari genggamannya "kamu suka menggambar?"
"Kamu masih tidak yakin peta bintang waktu itu aku yang gambar?"
Aku percaya memang Atlas yang menggambar, membuat peta bintang juga harus punya niat yang besar serta keterampilan dalam bidang seni. "Aku kan hanya basa-basi bertanya seperti itu"
"Aku kan juga cuma bercanda" ucapnya mengikuti gaya bicara ku.
Atlas kembali pada mode menyebalkan.
Aku membuka sampul dari sketchbook itu dan kedua mataku di suguhkan dengan sebuah gambar sketsa pemandangan desa, warna hitam putih mendominasi.
Tapi, sesuatu yang janggal terjadi.
Aku seperti pernah melihat gambar ini!
Tunggu, tunggu. Ini kan gambar yang sama dengan gambar yang waktu itu ku dapati melayang ke arahku di depan gerbang sekolah selepas pulang, aku masih menyimpan gambarnya.
"Ini.."
"Itu aku menggambarnya dua kali, gambar yang pertama hilang entah kemana. Jadi aku gambar ulang, hasilnya memang tidak sebagus yang pertama" lagi, Atlas seperti bisa membaca isi pikiranku.
"Kertasnya.. Terbang ke arahku, aku masih menyimpannya. Besok aku bawa!" ucapku dengan semangat, tapi satu hal yang membuatku merasa aneh. Dia menggambarnya ulang? Se-niat itu?
Atlas mengerutkan alis terkejut, sepertinya lelaki itu keheranan karna--mengapa kertasnya bisa terbang kearahku?-- sekebetulan itu.
"Jangan, ambil saja untukmu. Azura"
"Loh kenapa? Kamu kan kehilangan gambarmu, jadi itu masih menjadi hak milikmu dan aku harus mengembalikannya"
"Tapikan aku memberikannya untukmu? Atau jangan-jangan kamu tidak suka ya?" ucapnya pelan.
Sungguh, aku tidak bermaksud membuatnya tersinggung "tidak bukan begitu, kamu kan sudah memberikan jaketmu dan sekarang kamu memberikan gambarmu yang bagus itu. Semuanya terlalu berharga untuk di berikan padaku"
"Karna aku punya banyak barang berharga makanya aku ingin memberi nya padamu" ucapnya sombong. Huh, tadi tersinggung sekarang sombong, lalu setelahnya apa lagi?!
Aku membuka lagi lembar demi lembar dan aku terus saja di buat terpana dengan gambarnya, sangat indah. Ada banyak pemandangan desa yang dia gambar, kenapa dia tidak mencoba menghambar kota dengan gedung-gedung pencakar langit? Atau menggambar pasar yang ramai dengan hiruk pikuk pembeli?
Tanpa aba-aba Atlas mencekal pergelangan tanganku yang hendak membuka lembar selanjutnya, "jangan di buka!" perintahnya cepat.
Aku terkejut, "emang kenapa?"
Atlas menggeleng dan mengambil alih sketchbook nya secara paksa, "ada sesuatu di sana, rahasia" ucapnya berbisik pelan. Dari wajahnya dia seperti keringat dingin dengan segala kecemasannya, memang dia gambar apa?
Keheningan menyambut kami, kira-kira masih ada waktu tujuh menit lagi untuk sampai di pemberhentian terakhir.
"Jadi, yang kamu maksud tentang persamaan kita dengan kisah Altair dan Vega apa?"
Tepat setelah mengatakannya bus berhenti, dan itu membuatku menggerutu dalam hati. "Nanti kita lanjutkan ya obrolannya" Atlas berdiri dari kursi dan hendak berjalan sebelum aku mencekal tangannya "jawab pertanyaanku sebentar saja, kita duduk di halte dulu ya?"
"Jawabannya sedikit rumit, nanti kamu telat ke sekolahnya" anak itu mencubit hidungku pelan, untuk sedang tidak flu, aku tidak bisa membayangkan kalau dia memencet hidungku yang penung dengan lendir di dalamnya, pasti nanti langsung keluar dari persemayamannya.
Euh, menjijikkan.
Aku kembali mencekal tangannya selepas turun dari bus, "ayolah.."
"Tidak bisa Azura, aku duluan ya" tolaknya lembut, sebelah tangannya terangkat menepuk-nepuk puncak kepalaku pelan, dan hal itu berhasil membuat ku mematung.
Atlas hilang dalam sekejap mata dari pandanganku, aku berdecak lantas berlari menuju sekolah berusaha menghilangkan debaran jantung yang malah semakin membuatnya memompa dengan cepat akibat berlari.
Dasar bodoh.
•
•
•
Azura 💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Universe Sky
Fantasy"Ketika Langit mempertemukan kita di langit fajar dan mengakhirinya pada langit senja" "Aku pecinta Langit biru, dan kamu pecinta Langit malam" hanya di saat matahari terbit dan terbenam kita bisa bertemu bercerita tentang Langit tertawa bersama alu...