⚠️17: Jigeum Wae?

64 3 0
                                    

Pembuatan musik video untuk perilisan lagu terbaru adalah salah satu hal yang memakan proses sangat panjang dan cukup melelahkan. Banyak hal yang perlu disiapkan dan banyak tenaga yang perlu dibutuhkan untuk hasil yang maksimal.

Hari ke-6 dari 7 hari yang disiapkan, pekerjaan Henry hampir selesai. Cuaca memang menjadi tantangan sendiri saat melakukan pengambilan gambar di ruang terbuka. Hari pertama dan ke-2 sedikit terhambat karena itu. Beruntungnya, utang pengambilan gambar bisa dibayar di hari selanjutnya.

Henry sedang bersiap menggunakan pakaiannya dibantu noona-stylist untuk pengambilan gambar terakhinya. Ah ia senang, ini akan cepat berakhir.

"Aku rasa ini pengambilan gambar terlamamu."

Henry mengangguk kecil pada noona yang memoles wajahnya. "Benar." Katanya. "Biasanya hanya 4 hari saja meskipun dilakukan di beberapa tempat."

Noona itu tersenyum. "Dan sepertinya kau bersemangat hari ini."

Henry sedikit mendongak menatap noona itu. "Karena sudah hampir selesai." Jawabanya dengan senyuman. "Aku ingin cepat pulang."

"Wow, wow. Baru kali pertama aku mendengar itu sejak mengenalmu." Noona itu menjauhkan tangannya dari wajah Henry untuk mengambil produk lain. "Sepertinya ada yang menunggumu. Atau kau menunggu sesuatu?"

Henry terkekeh. "Tidak begitu. Hanya ingin cepat pulang saja." Jawabnya dengan senyuman.

Seorang staf memberitahu Henry untuk bersiap mengambil gambar. Henry langsung bergegas dan mengikutinya.

Meskipun ini bukan kali pertama atau kedua Henry mengerjakan musik video, setiap kali ia melakukannya selalu menjadi tantangan tersendiri mengingat setiap lagu memiliki konsep yang berbeda.

Di mulai saat matahari belum di atas kepala, pengambilan gambar berjalan sangat lancar hingga matahari sudah mulai menandakan hampir tenggelam.

Pengambilan gambar untuk musik video resmi selesai lebih cepat.

Seperti sebuah perayaan kecil untuk keberhasilan pengambilan gambar, orang-orang yang terlibat dalam proses tersebut merayakan dengan makan bersama dan tentu menikmati minuman. Henry tentu saja menjadi salah satu dari orang penting yang harus ikut.

Di sebuah restoran terkenal, beberapa meja sudah dipenuh oleh staf dan kru serta beberapa orang lain yang mengambil andil besar pada proyek yang baru saja selesai. Makanan-makanan di piring besar dijajarkan dengan minuman khas yang dipesan masing-masing.

Henry tidak akan mengikuti orang-orang di sekitarnya. Ia tidak akan menyentuh alkohol.

"Punyamu biarku habiskan." Bisik manager-nim sebelum menenggak segelas wine yang disiapkan untuk Henry. "Pesan lagi atas namamu, aku yang habiskan."

Henry melirik pria di sampingnya dari ujung mata. "Ingat umur, hyung. Jangan lupakan asam lambungmu."

Manager-nim mendesis. Ia tak mendengarkan perkataan Henry dan mengambil tegukan lain pada wine-nya. "Nikmati selagi ada."

Canda tawa sekaligus dentingan gelas-gelas yang saling beradu untuk bersulang menjadi penutup hari. Beberapa staf dan kru mengundurkan diri lebih dulu untuk kepentingan masing-masing. Tersisa beberapa orang saja yang masih ingin memanfaatkan waktu.

Henry bertukar tugas dengan manager-nim di saat-saat seperti ini.

Jika biasanya manager-nim yang bertugas menjaga Henry, mengingatkan banyak hal, mengatur dan mempersiapkan apa yang Henry perlukan, kali ini terbalik. Manager-nim hampir mabuk dan tentu saja perlu orang untuk menjaganya.

Not Too Late [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang