19: Lebih Dekat

30 2 0
                                    

Henry melakukan hal yang belum pernah ia lakukan sepanjang karirnya. Meminta libur.

Mungkin terdengar biasa saja dan sedikit tak masuk akal bagi beberapa orang. Namun, Henry sama sekali tak pernah meminta libur untuk waktu yang cukup lama pada agensi. 1 bulan. Ia meminta jadwalnya dikosongkan selama 1 bulan.

Banyak orang yang ia debat sebelum benar-benar mendapatkan 1 bulan liburnya. PD-nim, beberapa orang di agensi, manager-nim, Hyeri, dan Yura. Semua tak mengerti maksud dan tujuan Henry atas permintaan anehnya itu.

PD-nim orang pertama yang ia temui saat itu. Ia beralasan bahwa keadaannya tidak cukup baik, terlalu penat, tak bisa bekerja dengan baik, juga kurang liburan. Awalnya PD-nim dengan senang hati memberi izin. Kau bisa ambil 3 hari untuk berlibur, itu cukup aku rasa. Namun saat Henry menyebutkan berapa lama waktu yang ia butuhkan, PD-nim dibuat naik darah.

Memakan waktu hampir 3 jam untuk Henry bicara dengan PD-nim sebelum akhirnya membuat kesepakatan yang bisa menguntungkan dua sisi: PD-nim setuju untuk melonggarkan jadwal Henry 1 bulan kedepan, dengan catatan jika ada hal mendesak, mau tak mau Henry harus mengerjakannya.

Selesai dengan PD-nim, Henry memberitahu manager-nim tentang liburnya. Yang semula hanya untuk memberitahu, malah berakhir dimarahi. Manager-nim yang sudah mengetahui tentang Yura berakhir dengan menyalahkan wanita itu. Ia menyebut Yura yang membawa pengaruh atas keinginan Henry—untuk menghancurkan karir Henry. Henry sedikit tak percaya dengan jalan pikir manager-nim, mereka hampir bertengkar hebat sebelum akhirnya Hyeri melerai mereka.

Hyeri menanyakan anak masalah pertengkaran Henry dan manager-nya. Ia mendengarkan dengan baik sampai akhirnya terkejut dengan keinginan Henry atas masa liburnya. Wanita itu juga baru mengetahui bahwa manager-nim sudah mendapat informasi mengenai Yura. Hyeri tidak memihak pada Henry atau manager-nim saat itu. 3 kubu berdebat. Hyeri yang sudah memiliki hati pada Yura membantu Henry membela wanita itu yang sedikit dijelekkan oleh manager-nim. Di sisi lain, Hyeri membantu manager-nim menentang keputusan Henry atas keinginannya. Tidak disangka, mereka menghabiskan hampir 1 jam berdebat hanya untuk sesuatu yang sudah diputuskan sebelumnya. Henry jelas menang—sangat jelas karena kekeraskepalaannya.

Dan inilah saatnya. Ini saatnya Henry menghadapi wanita yang ia culik.

"Ini keputusanku, Yura. Aku memang perlu untuk mengambil istirahat panjang." Katanya sambil berusaha fokus pada jalanan di depannya.

Yura mengangguk tanpa bicara. Ia masih mengarahkan pandangannya ke luar jendela. Pemandangan yang ia lihat sedikit jarang ia temukan sehari-hari. Hijau dan menenangkan.

"Lihat aku." Pinta Henry. Ia meraih tangan Yura dengan satu tangannya. "Jangan marah, Yura." Katanya dengan nada begitu lembut.

Mau tak mau, Yura menoleh pada Henry. Pria itu menahan tangannya yang ingin ia bebaskan. "Tidak ada yang marah."

"Jinjja?" Henry memastikan. Ia melihat Yura mengangguk kecil dari sudut matanya. "Pergi ke Jepang?"

Yura menghela napas. Henry sudah membahas itu sejak semalam.

Yura baru mengetahui fakta mengenai 1 bulan yang Henry inginkan tadi pagi. Pria itu tiba-tiba saja bilang mendapat libur sangat panjang dan mengajaknya pergi ke Jepang untuk menghabiskan waktu liburnya di sana. Tepat sebelum ia diculik saat ini, Hyeri meneleponnya dan bercerita mengenai marahnya manager-nim pada Henry dan ia mengetahui fakta lain bahwa Henry memaksa agensi memberinya waktu libur. Perdebatan terjadi.

"Aku tidak bilang begitu." Yura berhasil menarik tangannya. "Kau terlalu berlebihan. Kau tidak butuh 1 bulan penuh untuk menenangkan dirimu sendiri dari pekerjaan. Kau ju—"

Not Too Late [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang