44. We'll End Your Long Suffering Soon

13 3 0
                                    

Oke vote terus bang ....
.
.
.
.
.
.
*Alam bawah sadar

Duughh!

Kau memang kuat, Reino. Aku bangga dapat berada dalam tubuhmu, karena kaulah yang paling cocok untuk menggunakan kekuatanku. Aku harap kau segera membunuh penyihir keparat itu.
Tutur Damko dalam benaknya.

"Hiyaa!" Reino mengangkat kakinya dan menendang kepala Damko dengan tendangan kapak¹ yang dapat melumpuhkannya.
(¹: tendangan dari atas kebawah menggunakan bagian belakang kaki)

Dug brakk!

Reino akan mengakhirinya dengan tendangannya namun Damko menghindarinya dan menepuk pundaknya dari belakang.

"Sudah cukup! Aku mengaku kalah darimu" ucap Damko santai.
"Sebenarnya aku dan ayah Taulany itu adalah sahabat. Namun ayahnya mati dalam insiden tabrakan kereta tahun 1970"

"Aku membawa anaknya yang masih bayi bersamaku. Karena istrinya pun sudah lama tiada" jelas Damko.
"Lalu Taulany itu, seperti muridku sendiri. Aku mengajarkannya banyak teknik dan strategi membunuh untuknya membela diri"
"Lalu di tahun kematianku, 1978. Taulany sudah berusia 8 tahun. Namun tak kusangka dia seorang kepala desa sekarang"
"Lalu, dia selalu mengintai para penyusup di organisasimu dan membunuhnya kalau perlu"

"Begitu, ya?" Ucap Reino sekaligus menutup pertemuan mereka waktu itu.

...

"Hah!" Imbuh Reino terkejut.

"Ah shirei! Kau terkejut hanya karena aku tepuk?" Ucap Reijika.

"Reijika" ucapnya
"Aku minta maaf"

"Apa!? Maaf untuk apa? Kau bahkan tak memiliki kesalahan apapun terhadapku" balas Reijika.

"Aku minta maaf, tapi apa kau yakin kita akan menaklukan planet ini tanpa korban jiwa?" Ucap Reino.

"Kau ini ngelantur mulu, kau yang membangun semangat itu dan kau sendiri yang menghancurkannya? Itu tidak bagus Shirei!" Terang Reijika.
"Apakah mentalmu ciut karena jumlah kita yang bahkan 10 orang saja belum mencapai? Kemana Shirei yang aku kenal? Shirei yang tak mengenal kata menyerah dan terus berkorban untuk teman-temannya, sepertinya jiwa itu telah hilang darimu, Santander-sama"

"Heh hahahaha, kau benar, kau benar, kau benar sekali, aku tidak yakin jika dengan jumlah segini kita dapat meruntuhkan bahkan satu desa saja kurang cukup" Ucap Reino.

"Jadi, apa yang akan kita lakukan selanjutnya?" Tanya Reijika.

"Kita rekrut 5 petarung jenius Kaloidphere lalu kita berangkat" Ucap Reino.

...

*Alam bawah sadar tingkat 2

"Aaaahhh!" Teriak Reino lantaran kaget.

"Hey, tenanglah Santander! Ini aku!"
Reimo membuka matanya dan terlihatlah sosok cantik yang pernah dilihatnya, yaitu kekuatannya sendiri.

"Aahh!? Earthmaster? Kenapa kau memanggilku kesini malam malam? Mengganggu tidur saja" Ucap Reino tidak nyaman.
"Keluarkan aku cepat!" Pintanya paksa.

"Hey apa-apaan!? Aku sudah berusaha untuk membuatmu menemaniku, Santander!"

"Ah kau ini! Aku mau tidur!" Bantah Reino. Gadis itupun menggenggam tangan Reino dan tidak mau membiarkannya pergi.

"Temani aku dulu, Santander. Kumohon"
Ucapnya memelas. Merasa iba, Reino pun menuruti apa yang ia pinta. Ia pun duduk disebelah gadis itu.

"Kenapa? Kau punya masalah?" Tanya Reino lembut.

"Umm ... Tidak" ucap Earthmaster sambil menitikkan air mata.

"Umm ya Earthmaster, boleh aku memberimu sebuah nama agar aku dapat memanggilmu dengan lebih enjoy" Ucap Reino

The Trinity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang