43. Earthmaster (1)

15 3 0
                                    

Let's go
.
.
.
.
.
.

21 Februari

Hari itu adalah hari dimana semuanya berawal. Ya, itu ialah hari dimana rencana Expedition of Alacuhuyo atau disingkat "EA" dimulai.

"Baiklah semua telah berkumpul disini, aku akan memulai perencanaan ini dengan sedikit presentasi" Ucap Reino mode serius.

"Pertama adalah kita harus mencari orang berbakat dan terampil di desa ini untuk menambah kekuatan kita"
"Oleh karena itu, kami membutuhkanmu Octavia".

"Lalu kita akan berkelana dan mencari desa lain di Alacuhuyo".

Lalu seseorang mengangkat tangannya.
"Baiklah, Shirei aku telah memiliki beberapa kenalan di desa ini, mereka sangat terampil dalam bertahan hidup dan bertarung"

"Baiklah, Reijika. Jika mereka mau, ajak mereka untuk berkorban bersama kita" jawab Reino dibalas anggukan oleh Reijika.

"Baiklah, mungkin segitu saja. Aku juga lagi males buat serius. Oke see you next meeting"

Meeting pun ditutup dan anggota kembali ke tempat mereka masing-masing.

"Ini akan sulit, tapi lambat laun aku akan berhasil melakukannya" gumam Reino.

Tetelelolot....

Ringtone di swartwatch nya menyala menunjukkan adanya panggilan. Ia pun mengangkatnya dan ...

"Apa lagi yang akan kau laporkan, Taulany?"

"Aku menemukan markas MMUC diserang, apa baik-baik saja?"

"Oh"

-0-

Reino : "dibilangin susah, orang dia nelepon gua"

Damko : "ya kan siapa tahu"

Reino : "punya kakek teh gini gini banget ya!"

-0-

"Iya pak, ada apa?"ucap Reino santai.

"Markasmu diserang, Reino" jawab Taulany.

"Markasku ya ..."
"Hah?! Masih belum berakhir?" Ucap Reino sedikit kaget dan cemas.

"Iya, oleh karena itu aku sedikit cemas" Tutur Taulany.
"Oh ya, Reino. Bisa aku bicara dengan Tn. Santander?"

"Apa yang akan kau bicarakan?" Ucap Reino sinis.

-0-

"Damko, sepertinya ada yang kau sembunyikan dariku" Ucap Reino sinis.

"Tidak ada" Ucap Damko santai.

"Sepertinya aku harus membuka mulutmu untuk tahu, ya" Ucap Reino sambil melebarkan cengkeraman tangannya. Lalu tiba-tiba muncul semacam energi petir biru saling mengikat ditangannya dan perlahan membuat sebuah pedang.

"Mau duel lagi? Reino!" Ucap Damko sambil menguatkan kepalan tangannya.

Di alam bawah sadar mereka, mereka kembali berduel untuk yang kedua kalinya. Untuk senjata Damko memunculkan parang ditangannya dan mengambil posisi untuk ancang-ancang.

Reino dengan pedang tingkat satunya berusaha berdiam dan mengumpulkan energi untuk menyerang Damko. Disaat inilah matanya berubah menjadi redblue eye.

Damko mengeluarkan energi gelapnya, tubuhnya pun tertutup kabut hitam hanya mata biru menyalanya saja yang terlihat dari balik kabut itu.

Fyi bang...

Damko disini memiliki sosok berusia 28 tahun. Itu dikarenakan Damko mati di usia tersebut dan jiwanya berpindah dari anak haramnya menuju keturunannya yang selanjutnya hingga mencapai Reino Santander, keturunannya yang kelima.

The Trinity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang