46. The Effort to Free Gramonticus

15 3 0
                                    

Vote and comment are so valuable for me
.
.
.
.
.
22 Februari

"Meng-hilang?" Ucap Turboy terkejut

"Sepertinya dia kembali ke markasnya di Shiniya. Kita tak bisa mengejarnya sekarang" Ujar Reino.

"Commander, aku menemukan sesuatu" Flogrin sontak menunjukkan benda temuannya dan memperlihatkannya ke semua orang.

"Ah ...? Apa ini?"

Benda itu berbentuk bola energic yang susah dijelaskan bentuknya oleh author. Pokoknya itu bulat dan di kelilingi cincin bulat lagi. Mengeluarkan cahaya biru terang yang menyeruak dari inti bola tersebut.

"Ini kan ...." Pikir Octavia.

Octavia terbelalak membuat banyak mata terpandang padanya. Seakan dia mengetahui sesuatu yang sangat penting. Dia pun mengangkat suara.

"Ini adalah—"

Beeeepp!!

Tiba-tiba terdengar bunyi ringtone yang sangat mengganggu. Rupanya itu berasal dari Reino melalui jam tangannya.

"Eh maaf ya, bentar ini dari Avan" Reino menjawab panggilan itu.

"Commander!"

"Ya ... Apa?"

"Dingin sekali, kau mau tahu atau tidak?"

"Tahu apaan ini teh?"

"Markas .... Hancur"

Reino terbelalak menganga akan kabar yang diterimanya. Dia memegang dadanya yang padahal sakit aja enggak. Bumbu amarah pun memupuk deras dalam dirinya.

"BAGAIMANA BISA HANCUR?!" Bentak Reino dirinya seakan tak percaya tentang apa yang diucapkan perwira muda itu.

"Ini bohong kan?"
"KATAKAN PADAKU INI BOHONG!"

"Maaf Commander aku sudah berusaha semaksimal mungkin"

Reino mengambil nafas dalam dan tersenyum.

"Baiklah, sepertinya kau harus bertanggungjawab atas itu, Avan!"
"Aku tidak mau tahu. Jika saat aku kembali markas belum di bangun kembali dan jumlah pasukan dibawah standar, ku gorok lehermu dan kutarik urat nadimu sampai benar-benar keluar semuanya"
"PAHAM!"

"Paham Commander!"

...

"Wah gawat Commander beneran ngamuk dong" Ucap Avan

"So Avan, apa yang harus kita lakukan sekarang?"

"Sepertinya kita hanya bisa memantau, Granger"

"Tuan Letkol!"

"Ah kau datang juga ya"

"Aku menunggu kedatanganmu, Pak"

...

"Kita harus secepatnya sampai ke Gramonticus sebelum matahari terbenam"
"Untungnya desa itu hanya 1 kilometer lagi"

"Waah ... Sugooi"
"Aku akan mencari teman lagi, te-hee!" Ucap Reijika antusias.

Mereka pun berjalan menyusuri jalan yang berliku mencapai tujuan yang hendak dicapainya. Sebuah desa kecil penuh kegembiraan, sebuah desa kecil yang penuh potensi dan kekuatan yang sangat luar biasa, Gramonticus.

Tak lama berselang, karena satu kilo bukanlah sebuah perjalanan yang panjang yang mengakibatkan waktu terbuang mereka pun sampai di desa itu dengan selamat sentosa.

Tapi masalah bukanlah sesuatu yang dapat dihindari. Ia tak kan selesai jika selalu dihindari namun akan menghasilkan ending yang baik jika dihadapi dengan penuh aksi. Begitulah deskripsi apa yang terjadi pada mereka di desa kecil ini.

The Trinity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang