49.1 Past Histories Of Meteorite Village

6 3 0
                                    

Scroll ke atas untuk membaca
Jarimu geser ke atas maksudnya :v
.
.
.
.
.
.
July 1969

"Dengan rahmat tuhan yang maha esa, dan di dorong oleh usaha rakyat yang bersatu mulai hari ini, 12 Juli 1969, Desa Albandaria resmi berdiri." Pidato peresmian telah diutarakan, maka desa baru pun selesai diresmikan.

Para warga menghabiskan hari dengan pesta makan makan hingga matahari tenggelam di ufuknya, bukan karena tidak bisa berenang tapi karena memang takdirnya tenggelam untuk kembali menyapa di hari esoknya.

Kepala desa sekaligus pendiri desa, Avordes Chromius mencoba untuk mulai menjalankan peraturan dan undang-undang negara di desa baru tersebut. "Sepertinya tidak akan menjadi mudah," tuturnya.

Desa Albandaria hidup damai dan tenang dengan seribu dua ratus penduduknya. Lalu pada tahun berikutnya, Sebuah industri pertambangan meminta sedikit lahan untuk membuka pertambangan di daerah situ. Lalu yang mencengangkan adalah fakta bahwa dari seluruh tanah di Quess, tanah Albandaria adalah yang paling tinggi kandungan intan dan kristalnya. Pemerintah pun kembali meminta lahan lagi untuk pertambangan, namun ditolak.

17 tahun berlalu, dan kondisi ekonomi di Albandaria semakin meningkat pesat, baik di sektor pertanian maupun pertambangan daerah situ. Kemudian sebuah takdir terjadi, Avordes dinyatakan wafat sebab penyakit yang di deritanya. Lalu di situ, seorang pemuda karismatik sekaligus sekretaris desa, Vanjaya Verehoven mengambil kemudi kepemimpinan dan mengangkatnya setinggi tingginya.

Jabatan yang ia mulai sejak tahun '87 ini membuahkan kemajuan bagi Albandaria. Ia memegang kemudi dengan baik selama masa kepemimpinannya. Ia bahkan berkata, "aku bukanlah yang terbaik tapi mencoba untuk berbuat baik sebaik yang bisa aku sebut baik semampuku."

Disini mulai tampak pembangunan infrastruktur dan berbagai konstruksi mulai dijalankan. Dengan kegigihan dan keteguhan hatinya, Vanjaya mampu membuat kota ini menjadi lebih megah daripada sebelumnya. Semua hidup tenteram dan damai sampai sebuah malapetaka tiba ....

11 Juli 1995

Semua warga desa sedang terlelap dalam tidur nyenyaknya. Sedangkan Vanjaya sedang bangun malam untuk mengamati keadaan desa. Desa tampak sangat indah saat malam hari.

Namun Vanjaya melihat sebuah keanehan saat melihat Bintang-bintang. "Hah! kok bintangnya mendekat?" "Jangan bilang itu ...."

Boom!

Tak disangka sebuah meteor mendarat dengan keras di pinggiran desa, menghasilkan kerusakan yang tak sedikit. Meteor itu memporak-porandakan desa yang awalnya asri dan damai itu. Beberapa rumah warga mau tak mau harus menerima di ratakan dengan tanah karena kehendak tuhan. Beberapa keluarga harus tertimbun di reruntuhan itu dan banyak dari mereka tidak selamat.

Namun itu bukanlah pertama dan terakhir kalinya bagi Albandaria. keesokan harinya di saat para warga sedang fokus pada pekerjaannya disiang hari, sebuah meteor jatuh di persawahan milik salah satu warga, menghancurkan hasil panennya dan membangkrutkan sang petani dengan hancurnya lahan pertaniannya.

Namun itu belum juga berakhir, seminggu kemudian meteor jatuh di hutan dekat desa. Hal itu membuat hewan hewan endemik harus mengalami kemalangan. Akibatnya, warga harus hidup berdampingan dengan hewan hutan yang berkeliaran di kediaman mereka. Tapi, dengan izin Tuhan tak ada kasus predasi yang mengakibatkan warga terbunuh walaupun di desa hidup banyak sekali hewan buas.

Lalu kemudian Vanjaya mengutarakan pada warganya untuk senantiasa berhati-hati, karena belum ada hal yang bisa diandalkan untuk menanggulangi bencana ini.

Satu bulan berlalu, tak ada lagi meteor yang turun, namun baru saja warga menduga, muncullah sebuah petaka yang mematahkannya. Suara dentuman keras kembali terdengar, kali ini di sebelah timur desa. Kemudian tak ada yang terjadi lagi sampai tahun depan.

Setiap bulan Juli selalu terjadi meteor jatuh di desa. Hal ini bahkan sampai menjadi event tahunan desa tersebut. Sudah tiga tahun berjalan namun meteor-meteor itu tak kunjung berhenti, malah mereka semakin sering muncul.

Juli 1998

"Ya, baiklah saya akan menanganinya."

"Semoga tuhan memberkatimu, Pak Vanjaya."

"Wah sudah pertengahan Juli, ya," ucap Vanjaya sambil memandang indahnya langit. "Aku harap itu bukan pertanda buruk," tutupnya.

Vanjaya semakin terlarut dalam pesona langit malam yang memikat hati. Sehingga suatu ketika hal yang buruk kembali terjadi. Dan kali ini lebih parah lagi.

Vanjaya terbelalak kaget, "Hah! Gawat! Ini bisa lebih berbahaya." Vanjaya mendapati bahwa, lebih dari 10 bintang jatuh akan mendarat disana. Vanjaya sontak mengambil pengeras suara dan meneriakkan dari atas kantornya.
"Selamatkan diri kalian! Meteor akan kembali datang!"

Vanjaya mengulang-ulang seruannya pada warga untuk segera meninggalkan desa. Namun ...
Bruuk!
Nahas, sebuah meteor jatuh tepat di atasnya. Menewaskan seorang pemimpin yang baik dari desa yang baik. Seorang yang sangat disegani warga desa melebihi perdana menterinya sendiri. Tapi kali ini suatu insiden telah menyebabkan dirinya minggat dari dunia ini.

Meteor pun tiba, meteor yang lebih dari sepuluh biji berukuran kelereng itu menghantam bumi begitu dahsyatnya. Perumahan warga mau tak mau harus hancur akibatnya. Korban-korban berjatuhan mati di kawah yang tak biasa melanda di desa yang penduduknya baik semua.

Keesokan harinya, warga menemukan bahwa Vanjaya telah mati langsung berkerumun dan mencari siapa yang akan memimpin desa ini kedepannya.

Tak disangka-sangka, datang ke kerumunan mereka seseorang. Ia memakai baju kemeja putih dengan celana coklat. Jas coklat mencocokkan warna dengan celana dan sebuah peci putih yang terpasang di kepalanya. Dengan berani dia menyatakan, "saya siap menjadi kepala desa!"

Dialah Ahmad Taulany, seorang diplomat hebat dari ibukota. Datang ke Albandaria untuk sebuah tugas yang mulia. Dia pun menyatakan siap untuk bergadang setiap malam hanya untuk memantau meteor yang mendekat. Dia siap untuk kembali membangun desa dengan infrastruktur dan konstruksi.

Lalu satu tahun berjalan, kembali dibulan yang sama. Namun tak ada lagi meteor yang mendekat. Taulany pikir ini adalah pertanda baik, dan benar saja ini adalah pertanda yang baik bagi desa.

Lalu dalam pidatonya di akhir Juli, ia mengatakan,
"bahwa sesungguhnya desa ini memiliki sejarah yang dalam dam kelam, dengan banyaknya kejadian yang membuat hati tidak tenang. Desa ini adalah sejarah dunia, pahatan dan ukiran Tuhan yang maha kuasa atas dunia. Maka mulai hari ini, desa ini sudah saya daftarkan ke UNESCO, dan mengganti nama desa ini Desa Meteorite."

Jelaslah sudah sejarah yang selama ini terpendam, bahwa desa ini terbentuk dari insiden-insiden dan tragedi alam yang mendalam. Berawal dari sebuah meteor yang menjadi meteorit. Dan itu lah "Sejarah Meteorite Village"

End tape ....
*Thumbnailnya gambar bendera Quess

The Trinity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang