PART 34 . sebuah pilihan

2.7K 67 0
                                    

    Suara tawa terdengar dari mansion milik keluarga aril. Malam ini mereka merayakan kemenangan nathan dirumah aril dengan mengadakan acara makan makan. Anggap saja acara kecil kecilan antara mereka berlima, tetapi mereka tidak hanya berlima, melainkan ada abel.

    Zelvin mengajak abel dikarnakan abel mengeluh bosan berdiam diri dimansion. Tidak mau abel bersedih, zelvin pun mengajaknya tentunya dengan persetujuan teman temannya.

"than, adara gamau ikut? " tanya abel menatap althan.

   Althan menggeleng, "dia lagi ada urusan keluarga katanya."

"lo yakin adara ga bohong sama lo? mungkin aja adara nolak ajakan abel dan lo kesini tuh gara gara dia ada dipihak qilla sama bulan, dan ikut musuhin abel" ujar nathan menebak nebak.

"apa iya nath, gue ga yakin" gumam abel bingung.

"jangan libatin adara kedalam masalah ini, dia gatau apa apa" ucap althan tak suka.

"gue setuju, lagian keluarganya kan lebih pentinglah dari pada ajakan abel" ucap aril, tetapi pandangannya tak lepas dari game dihandphone nya.

   Abel terdiam mendengar ucapan aril, lalu ia pun tersadar saat tangan kekar melingkar dipinggangnya.

"gausah dipikirin ucapan aril" bisik zelvin ketelinga abel, abel tersenyum dan mengangguk mendengar bisikan dari zelvin.

"oy zel, jangan bucin didepan kita kita aelah, jadi kangen adara gue" ujar althan melirik tangan zelvin tegah melingkar dipinggang abel.

"suka suka gua" datar zelvin.

   Kenzo tertawa mendengar ucapan althan, "makanya cepet halalin adara" ujarnya.

"selow geh, bakal gua halalin kok, tapi nanti, bukan sekarang, tunggu lulus kuliah" jawab althan lalu memasukan satu kue kedalam mulutnya.

"cakepp!!! patut ditiru, ga kayak tiga orang ini, udah nikah sebelum waktunya" ucap aril. Sama seperti awal, tetap fokus kelayar handphonenya.

"kalau ga dipaksa dan ga dijodohin, gua juga gabakal mau buat nikah sekarang" jawab nathan melempar bantal kearah aril, dan dengan cepat aril menghindar.

"oh iya nath, btw lo masih marahan sama bulan? " tanya althan mengubah topik.

   Nathan pun mengangguk, "ga segampang itu buat maafin dia, gua paling benci sama kebohongan" jawabnya.

"dia bohong juga ada alasannya kali nath, mungkin menurut bulan belum waktunya buat kasih tau lo, dia nunggu waktu yang tepat maybe" ujar abel.

"betul tuh, lagian orang berbohong tuh pasti ada alasannya nath" ucap kenzo.

   Nathan nampak berpikir sebelum akhirnya ia menatap kearah abel.

"oh ya bel, tapi kenapa lo masih bela bulan? bukannya  lo benci sama dia? " tanya bingung althan.

   Abel memutar bola matanya malas, "sebenci bencinya gua sama bulan, tapi dia tetep sahabat kecil gua kali, lagian nih ya, gua cuman bantuin sadarin nathan doang aelah, biar dia tuh bisa jadi suami pengertian kayak suami gua."

    Ucapan terakhir abel membuat keempat lelaki itu memandang datar kearahnya, tetapi berbeda dengan zelvin, zelvin justru tersenyum tipis mendengar ucapan abel.

"bel, sumpah gue udah serius loh tadi" ujar althan memandang datar kearah abel.

"gila zel, istri lo mau diseriusin sama althan wah parah" ujar aril.

"tau nih althan, tadi mah ngomongnya mau seriusin adara, eh sekarang bini temen lo mau lo embat juga" ucap kenzo geleng geleng kepala.

"sasimo lo huh, gua aduin nanti ke adara" sahut nathan.

3 pasutri [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang