PART 50 . pendiam

2.5K 80 15
                                    

  Sinar matahari menyinari seluruh penjuru sekolah. Banyak siswa dan siswi berdatangan dengan membawa tas dipunggung mereka.

   Semakin jam berjalan, sekolah sudah mulai ramai dipenuhi oleh seorang pelajar. Kegiatan mereka semua masing-masing berbeda beda, ada yang mengobrol dengan teman mereka, ada juga yang sedang membaca buku dibawah pohon yang teduh, dan sebagainya.

   Qilla menatap kosong kearah jendela kelasnya. Ia menatap setiap murid yang berdatangan melewati gerbang utama sekolah. Satu senyuman terlukis diwajahnya saat melihat lelaki yang ia tunggu-tunggu datang.

   Lelaki tersebut adalah ketua osis disekolahnya. Memiliki sifat yang sangat ramah dan juga menawan. Bahkan sampai-sampai Qilla terpukau dan tertipu oleh kedua sifat yang dimiliki oleh Kenzo.

   Satu peristiwa dimana Kenzo mengatakan bahwa ia hanya mencintai Rania muncul dibenaknya. Satu tetes air mata kembali membasahi pipinya.

  Tiba-tiba, seseorang datang lalu menyeka air mata milik Qilla dengan menggunakan tangan putih milik orang tersebut. Ia juga menampilkan senyuman hangat sebagai sapaan untuk Qilla.

"Selamat pagi, jangan menangis untuk orang yang bahkan sama sekali tidak mempedulikan lo."

"R-rania," Qilla memandang Rania dengan wajah terkejut.

   Qilla segera mungkin bangkit dari duduknya. Lalu memandang tidak suka kearah Rania.

"Santai aja Qil, gua disini enggak bakal macam-macam kok."

"Gua lagi males berdebat. Lebih baik lo pergi dari sini." Qilla menunjuk pintu kelasnya yang berada tak jauh dari mereka.

   Tiba-tiba datang Bulan dan Abel. Mereka berdua lantas langsung berlari menghampiri Qilla. Bulan mendorong pelan bahu Rania.

"Mau apa lo kesini? Mau nyari ribut lagi lo?"

   Untung saja keadaan kelas mereka sedang sepi. Dikarenakan murid dikelas mereka setiap paginya selalu pergi kekantin.

"Gua ada perlu dengan Qilla, sebagai wakil ketua osis, bukan Rania kekasih Kenzo."  Rania menekan perkataan terakhirnya.

   Hal tersebut membuat Bulan naik pitam. Ia hampir saja ingin menjenggut rambut panjang yang dimiliki Rania. Kalau saja tidak dihalangi oleh Abel, mungkin rambut Rania sudah botak saat ini juga.

"To the point." datar Abel.

"Buset slebew, Abel bisa datar juga, pasti ketularan Zelvin nih."
- batin Bulan

"Qilla, gua minta, lo harus rahasiain tentang hubungan lo dan Kenzo yang berstatus udah menikah."

   Bulan, Abel, dan Qilla terkejut dengan perkataan yang dilontarkan Rania. Sejenak mereka terdiam, tapi pada akhirnya mereka bertiga mengukir senyuman dibibir mereka. Senyuman seperti meremehkan.

"Lo siapanya Qilla sampai nyuruh-nyuruh dia kayak gitu? Jangan lupa, lo cuman sebatas perusak hubungan orang." Bulan menatap sinis Rania yang tengah tertawa kecil.

"Gua? Perusak hubungan Kenzo dan Qilla? Sejak awal, gua dan Kenzo udah punya hubungan duluan sebelum Qilla datang. Jadi disini yang perusak hubungan itu bukan gua, tapi Qilla. Dan gua tegasin sekali lagi, gua enggak mau nyari ribut, jadi gua minta tolong, jangan mancing keributan."

"Kalau Qilla enggak nurutin apa kemauan lo?" Abel bertanya dengan tangan yang ia lipat didepan perutnya.

"Berita tentang pernikahan kalian bertiga bakal gua sebar, dan otomatis kalian semua bakal dikeluarin, kalau Kenzo, mungkin tidak, karena dia itu murid berprestasi, jadi masih bisa dipertimbangkan. Gimana? Apa sesusah itu Qilla buat jaga rahasia? Selama ini juga kalian menutupinya kan." Rania menaikan satu alisnya keatas merasa bingung.

3 pasutri [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang