Jam sudah menunjukan pukul enam pagi. Kini seluruh murid kelas 12 Sma Lambang Negara High School sudah berada di kebun teh.
Semuanya tampak antusias, ingin sekali mereka langsung menjelajahi kebun teh itu. Udaranya yang sejuk pula membuat badan mereka menjadi lebih segar dan pikiran yang menjadi tenang.
Sesampainya dikebun teh, Kenzo memberikan instruksi terlebih dahulu. Setelah itu Adara dan Hanip menyimpan handphone seluruh murid kelas 12 dan Rania pun mulai membagikan kelompok dan ketua kelompok.
Siapa sangka, Rania, Kenzo, Qilla beradq dalam satu kelompok. Sedangkan Nathan, Bulan, Althan, Adara, Aril satu kelompok. Lalu Zelvin dan Abel. Sebagian dari mereka berpikir bahwa ini sudah direncanakan.
Banyak murid yang gembira karena berada dikelompok yang sama dengan Kenzo. Tetapi tidak dengan Qilla, wajahnya murung sejak pagi, bukan tidak senang kalau satu kelompok dengan Kenzo, tapi masalahnya ada Rania.
Lihatlah, mereka satu kelompok saja, Kenzo tetap masih fokus mengobrol dan bercanda ria dengan Rania. Sepertinya ia sudah tidak dianggap ada oleh Kenzo.
"Lo kenapa sih Ken," gumam Qilla.
Disisi lain, Nathan dan Bulan sedang berjalan menyusuri perkebunan teh yang ada di Bali. Bukan hanya berdua, tetapi ramai orang dibelakang mereka.
"Lan, cape enggak?" tanya Nathan.
"Enggak, " jutek Bulan.
"Idihh sok jutek lo," ucap Nathan terkekeh.
"Bodo amat terserah gua, lagian kenapa sih gua harus pisah kelompok sama Qilla dan Abel, dasar Rania sialan," ucap kesal Bulan.
"Ngomongnya Lan, udahlah gausah nyalahin Rania."
"Apansih Nath, lo kok malah bela Rania, suka lo ya?" tuding Bulan.
"Yakali gua suka sama Rania, mending suka sama lo," ucap Nathan tersenyum
Bulan terkejut dengan perkataan Nathan. Ia pun menaikan satu alisnya, Nathan yang mengerti bahwa Bulan merasa bingung pun tertawa. Karena merasa terlalu gemas dengan wajah Bulan, Nathan mencium pipi sebelah Bulan.
"Gemes banges sih," ucap Nathan tertawa, dn Bulan membeku ditempatnya.
"CIEE ..."
Nathan dan bulan menoleh ke belakang. Mereka lupa jika ada orang dibelakang mereka. Bulan hanya tersenyum canggung didepan teman-temannya yang sepertinya sudah berpikir bahwa ia dan Nathan memiliki hubungan. Lalu Nathan ia hanya menggaruk tengkunya yang tak gatal.
"Nathan sialan."
- batin BulanBerbeda dengan yang lainnya, kini kelompok Zelvin dan Abel sedang mencabuti daun teh yang berwarna hijau. Abel yang melihat Zelvin pun langsung menghampirinya.
Seulas senyuman terpancarkan dari wajah Abel yang tengah menatap Zelvin dengan penuh kekaguman. Tidak ingin hanya sekedar menatap, Abel pun memutuskan untuk membuka suara.
"Zel, kamu lagi apa?"
Dan Zelvin hanya melirik Abel sekilas lalu kembali fokus ke dalam kegiatannya. Hal itu membuat Abel merasa kesal sekaligus malu. Ia tidak menyangka bahwa mengajak ngobrol Zelvin saja sesulit ini, apalagi membuatnya jatuh cinta dengan dirinya.
"Ihh kok aku dicuekin Sih, aku bosen tau. Jalan-jalan aja yok," ajak Abel lalu menggandeng lengan tangan Zelvin.
"Lo apa-apaan sih Bel?" Zelvin pun menyentakkan tangannya yang digandeng Abel.
Abel pun terkejut dengan perlakuan dari Zelvin lalu ia pun menunduk, "M-maaf."
"Gausah nunduk, gua yang salah" datar Zelvin lalu mengangkat dagu Abel, "Maaf."
KAMU SEDANG MEMBACA
3 pasutri [END]
Fiksi RemajaBagaimana jadinya jika tiga orang yang tak lain bersahabat dijodohkan dengan lelaki yang satu sekolah dengan mereka? Kenzo Almaraja, ketua osis di sekolah SMA LAMBANG NEGARA HIGH SHCOOL. Lelaki yang memiliki sikap friendly kepada siapa pun. Ia juga...