PART 51 . alasan tersenyum

2.3K 72 28
                                    

"Rania dan Kenzo, udah resmi pacaran. Dan bahkan, hubungan mereka udah diketahui satu sekolah."

Deg

    Satu kalimat yang dilontarkan oleh Adara mampu membuat butiran air mata Qilla membasahi pipinya. Walaupun begitu, ia tetap berusaha untuk tersenyum.

"Lo lagi enggak bercandakan?" tanya Abel memastikan.

   Adara menggeleng kuat, "Ngapain gua bercanda, gua serius. Soalnya tadi gua baru aja dari ruangan osis, terus anak-anak osis pada ngucapin selamat ke Rania dan Kenzo."

"Jadi maksud perkataan Rania dikelas tadi, itu ada hubungannya sama hal ini, dia enggak mau kalau dianggap sebagai perusak hubungan, dasar licik, " ucap Bulan dengan perasaan kesal.

"Tapi, yang perusak hubungan itu sebenarnya gua, bukan Rania." Qilla berbicara dengan menatap ketiga temannya dengan tatapan sendu.

"Enggak!! Itu enggak bener Qil," bantah Abel tegas.

"Itu bener!! Jangan bela gua karena gua sahabat lo Bel, ini kenyataannya, yang punya hubungan duluan itu Kenzo dan Rania, bukan gua dan Kenzo, jadi semua ini salah gua."

    Bulan dan Abel terdiam mendengar ucapan dari Qilla. Mereka saling pandang sejenak, lalu tersenyum kearah Qilla.

"Gua dan Abel memang sahabat lo, tapi bukan berarti gua selalu bela lo karena lo sahabat gua. Gua bela lo, karena ini memang bukan kesalahan lo. Kalau aja lo tau Rania punya hubungan dengan Kenzo sejak awal, pasti lo enggak bakal maukan nikah sama Kenzo? jadi ini salah Kenzo karena dia enggak kasih tau tentang hubungan lo dan Rania. Paham?" Bulan menjelaskan dengan pelan dan juga tenang.

"Gua saranin, lebih baik lo akhiri hubungan lo dan juga Kenzo, emang lo mau selamanya tersiksa kayak gini karena hubungan lo sendiri dengan Kenzo? lo berhak bahagia Qil," Abel menggenggam kedua tangan Qilla dengan niat meyakinkan.

"Kalau gua akhiri hubungan gua dan Kenzo, gimana dengan perasaan daddy gua?"

"Gua yakin, kalau daddy lo tau masalah ini, dia pasti ngerti dan bakal nyuruh lo buat mengakhiri hubungan lo dengan Kenzo, percaya sama gua, " ucap Bulan.

"Nanti gua pikir-pikir lagi, " Qilla mengangguk lalu menghembuskan nafasnya pelan.

   Adara tersenyum menatap Qilla, "Lo harus kuat ya Qil, ini memang enggak mudah, tapi gua yakin, lo pasti bisa melewati ini semua."

"Iyaa."

"Udah-udah, mending kita pergi ketaman belakang sekolah aja, " ajak Abel tersenyum gembira.

  Mereka semua menuruti keinginan Abel untuk pergi ketaman belakang sekolah. Sesampainya disana, terlihat Zelvin, Aril, Nathan, dan Althan tengah berbicara serius.

"Ada apa nih? Serius banget kayaknya," curiga Bulan menatap keempat lelaki tersebut secara bergantian.

"Qilla, lo udah tau kabar tentang hubungan Kenzo dan Rania? " tanya ragu Althan.

  Qilla hanya diam mendengar pertanyaan dari Althan. Rasa nyeri dihatinya kembali menggerogoti. Mendengar nama Kenzo saja, membuat butiran air matanya ingin tumpah.

"Qilla udah tau, jangan dibahas lagi ya. " tegur Adara.

  Abel menggenggam kuat tangan Qilla. Ia mengangguk nganggukan kepalanya sembari tersenyum meyakinkan.

"Are you okay? nangis aja Qil kalau memang itu sakit, " ujar Abel.

"I'm fine, " singkat Qilla.

   Abel hanya menatap sendu kearah sahabatnya. Begitu pentingnya sosok Kenzo didalam hidup Qilla, sampai-sampai Qilla menjadi jarang tersenyum dan bahkan sifatnya menjadi berubah drastis.

3 pasutri [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang