Aril memasuki kamarnya dengan badan yang lelah. Ia bersyukur malam ini ayahnya sudah tertidur. Jadinya ia tidak perlu menghabiskan tenaga untuk bertengkar.
Walau tubuhnya sudah merasakan lelah, tetapi rasa mengantuk belum muncul didalam dirinya. Ia berdecak sebal, padahal ia sudah berusaha untuk tidur tetapi tetap saja hasilnya tidak bisa.
Akhirnya Aril memutuskan untuk pergi berendam dengan air hangat. Supaya badannya terasa lebih baik.
Satu jam sudah Aril habiskan untuk berendam. Tetapi, Aril rasa tetap saja tidak ada yang berubah.
Aril tidak mengerti apa yang sedang terjadi dengan dirinya. Tiba-tiba saja wajah Giselle muncul didalam pikirannya. Seulas senyum terbit dibibirnya.
Saat sibuk memikirkan Giselle, Aril teringat dengan perkataan yang dilontarkan oleh Giselle. Hal itu sontak membuat senyuman hilang dibibirnya.
"lo harus menjauh dari gua."
Aril tersenyum miris, "Hal apa yang aku lakukan sampai kamu setega itu sama aku?"
"Apa yang kemarin benar-benar menjadi pertemuan terakhir kita?"
Aril berjalan menaiki atas kasur kamarnya. Lalu ia bersender kepada sandaran kasur dan meletakkan satu bantal diatas kakinya yang ia bentuk sila.
Aril merogoh laci yang berada disamping kasurnya lalu mengambil satu buku dan pulpen. Ia mulai menulis dan mengukir kata perkata diatas kertas tersebut dengan menggunakan pulpen.
Hai giselle, ini aku Aril.
sahabat kecil kamu.
Saat ini, aku sedang merindukanmu.
Kata orang, kalau kita merindukan seseorang lalu mengungkapkan rasa rindu tersebut lewat tulisan dan kata-kata yang indah, maka akan mengurangi rasa rindu yang sedang kita alami.
Setiap harinya, aku merasakan rindu yang begitu dalam untuk dirimu.
Aku pun tidak tahu apa penyebab timbulnya kerinduan itu.
Aku disini berharap, kamu selalu tersenyum dan bahagia disana.
Ingin rasanya aku menghampirimu lalu memelukmu dengan mengatakan bahwa aku sangat merindukan dan mencintaimu.
Tapi, itu hanyalah angan-anganku.
Aku sadar, bahwa kita tidak bisa bersatu.
Cinta itu tidak bisa dipaksakan, aku setuju.
Tapi walaupun begitu, aku tetap akan selalu mencintaimu, walau kamu tidak bisa aku miliki sepenuhnya, setidaknya aku masih mampu melihatmu tersenyum.
Walau senyuman yang engkau pancarkan, bukan terlukis untuk diriku.
Aku ikhlas, asalkan kau bahagia dengan sosok lelaki yang kau cintai kelak.
Aku akan selalu menjadi sahabat kecilmu yang selalu ada disaat kau meneteskan butiran air matamu.
Aku juga berjanji akan melindungi dan menjagamu dari kejauhan.
Aku lakukan semua ini, hanya untuk dirimu.
Hanya untukmu, Giselle.Aril menutup bukunya. Lalu ia memandang langit lewat jendela kamarnya.
"Heran, kenapa kalau memandang langit, bawaannya lebih tenang. Tapi, akan lebih bagus lagi, jika yang dipandang setiap harinya adalah wajahmu. Pasti akan lebih menyenangkan." Aril terkekeh dengan ucapannya
Lihatlah, ia sekarang sudah seperti seorang gila yang tengah berbicara sendirian. Untung saja dikamarnya hanya ada dirinya sendiri, jika tidak, pasti ia sudah akan dipindahkan ke RSJ ( Rumah Sakit Jiwa).
Aril menoleh kearah salah satu bingkai fhoto yang ia pajang disebelah kasurnya. Lalu ia pun mengambil bingkai tersebut dan tersenyum.
Didalam fhoto Tersebut, ada seorang anak kecil perempuan dan laki laki tengah sedang bergandengan tangan. Aril tersenyum menatap bingkai fhoto ditangannya.
Flashback on
"Aril, orangnya rame banget. Gicel takut." seorang anak kecil perempuan bertanya ketakutan dengan sahabatnya.
"Gicel tenang aja, pegang tangan Aril yang kuat, biar kita enggak akan terpisah." Aril mengulurkan tangannya untuk menggenggam tangan mungil Gisele.
Akhirnya Giselle dan Aril saling bergandengan tangan. Mereka tertawa bersama dengan perasaan bahagia dan tanpa beban.
Orang-orang menatap gemas kearah dua anak kecil yang tengah bergandengan. Mereka seakan tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
"Gicel, janji ya enggak akan ninggalin Aril?"
"Aril tenang aja, kan Gicel sayang Aril."
Flashback off
Sungguh Aril sangat merindukan momen dimana ia dan Giselle bisa tersenyum dan tertawa bersama. Tapi ia sadar, waktu terus berjalan. Keadaan sudah mulai berubah, bahkan Gisellenya pun sudah berubah.
"Aku rindu Sel, aku rindu. Ayo kembali, aku lelah menahan rindu ini. Ingin sekali aku menghampirimu dan mengatakan berjuta juta kali bahwa aku merindukanmu."
Aril menundukkan kepalanya. "Ya tuhan, sejahat itu kah hamba, sampai-sampai dua perempuan yang hamba sayangi meninggalkan hamba?"
Aril selalu bermimpi setiap harinya untuk bisa menghabiskan waktu dengan keluarga yang lengkap dan harmonis. Terkadang ia merasa iri dengan teman-temannya yang memiliki keluarga yang lengkap.
"Ibu, putramu ini merindukanmu. Tapi, apa aku pantas untuk mengatakan kalimat itu kepadamu?"
"Aku tahu pasti jawabannya adalah tidak, karena aku adalah anak yang tidak di inginkan kelahirannya. Karena penyebab kelahiranku lah, karir ibu menjadi hancur."
"Sudah lama kita tidak bertemu bu, aku ingin sekali merasakan dekapan hangat darimu, seperti anak yang lain selalu mendapatkan pelukan hangat disetiap saat berangkat sekolah ataupun tidur. Aku berhak untuk iri kan tuhan?"
Aril merebahkan tubuhnya. Kedua bola matanya perlahan-lahan menutup.
"Aku lelah." lirihnya.
.
.
.
.
.
_________________________________"Merindukanmu disetiap malam adalah rutinitas setiap hariku yang tidak pernah tertinggal."
- Aril Zaxero Syah
____________________________________.
.
.
.
.
terima kasih sudah membaca sampai akhir.
kasihan yah jadi aril😢. Ada yang sama nasibnya dengan Aril? Kalau ada, temenan gih sama dia, biar bisa meratapi nasib bareng wkwk.
part selanjutnya akan ada sesuatu yang tidak terduga yahh. Tungguin terus pokoknya mah. Mulai besok updatenya enggak akan ada lagi dauble up, karena udah mulai hari sekolah, kegiatannya jadi semakin banyak, tolong dimaklumi.
Tapi enggak janji juga kalau besok akan update, tergantung mood 😥🙏.
Tapi juga, kalau banyak yang vote dan komen akan dipertimbangkan lagi, dan mungkin bisa dauble up 😦.
Ditunggu spam komennya dari kalian, jangan lupa untuk vote juga.
Tysm kalian yang terbaik pokoknya😍❤
KAMU SEDANG MEMBACA
3 pasutri [END]
Teen FictionBagaimana jadinya jika tiga orang yang tak lain bersahabat dijodohkan dengan lelaki yang satu sekolah dengan mereka? Kenzo Almaraja, ketua osis di sekolah SMA LAMBANG NEGARA HIGH SHCOOL. Lelaki yang memiliki sikap friendly kepada siapa pun. Ia juga...