🤍 8. Azel sakit

12.4K 344 1
                                    


---------

Sesampainya di rumah, Varen langsung membawa Azel ke kamar. Terlihat wajah Azel sudah dibanjiri keringat yang sangat banyak. Varen memeriksa suhu tubuh Azel dengan telapak tangannya, tubuh Azel begitu panas dan membuat Varen panik dan khawatir.

"Azel...." panggil Varen sedikit berbisik

"Mommy....disini sakit" lirih Azel memegang perutnya yang terasa nyeri

Varen segera menelfon dokter pribadi mereka agar segera datang dan memeriksa Azel.

"Mommy.....sakit" lirihnya lagi

"Sini aku elus ya?" Varen tidak memikirkan apa - apa lagi sekarang, yang terpenting sekarang adalah menenangkan Azel yang meringis kesakitan.

Selang 20 menit, dokter pun tiba di rumah. Bibik pembantu menuntun sang dokter untuk ke kamar Varen. Dokter telah masuk ke kamar Varen, dan langsung saja Varen berpindah agar dokter lebih leluasa memeriksa Azel.

"Kamu gak usah khawatir, maag nya tidak terlalu parah dan hanya demam. Tapi, kalau suhu tubuhnya semakin naik, sebaiknya membawa pasien ke rumah sakit" ujar sang dokter dan diangguki Varen.

"Terima kasih atas waktunya dok"

"Ini sudah menjadi tugas saya. Ini obat yang harus diminum oleh pasien. Kalau begitu, saya permisi" dokter itu pun keluar dari kamar Varen dan bibik pembantu membukakan pintu untuknya

"Aku haus....." intensi Varen tertuju pada Azel yang tengah berbaring lemas

Refleks Varen memberikan segelas air yang ada dinakas ke mulut Azel. Karna mata Azel tertutup, Azel tidak peduli siapa yang memberikannya air.

"Kamu makan dulu ya, dari pagi kamu belum makan" ujar Varen lembut

Varen menyendokkan nasi kemudian menyuapkannya ke mulut Azel.

"Buka mulut!"

Setelah selesai menyuapi Azel dan memberikan obat, Varen meminta Azel untuk tidur agar efek obatnya cepat bekerja. Tak butuh waktu lama, Azel akhirnya terlelap.

Varen menarik selimut hingga tubuh Azel tertutup sempurna. Merapikan helai rambut yang basah dan menyelipkannya ke belakang telinga sang istri. Varen memperhatikan wajah pucat Azel, hidung yang memerah dan raut wajah tidak nyaman meskipun sudah terlelap.

Huh~

Varen mengusap tengkuknya yang terasa pegal kemudian mengganti pakaian seragamnya. Setelah selesai mengganti seragamnya, Varen duduk di samping Azel dan menyandarkan punggungnya pada headboard tempat tidur.

Bohong kalau Varen tidak khawatir, Varen sangat khawatir melihat kodisi Azel saat ini. Pikirannya terus memutar pertanyaan yang diawali "bagaimana kalau...." .

"Semua akan baik - baik aja" Varen mengusap lembut puncuk kepala Azel dengan hati - hati agar Azel tidak terusik

Varen memutuskan untuk ke luar kamar dan ke dapur untuk makan. Setelah mengahabiskan makanannya, Varen kembali ke kamar untuk menjaga Azel.

Hampir setengah jam setelah kepergian dokter, Varen masih duduk disamping Azel memikirkan penjelasan dokter mengenai keadaan Azel.

"Maafin aku...." Varen menundukkan kepalanya tanpa sadar air matanya juga mengalir begitu saja

Varen bukanlah orang yang lemah kecuali tentang Laura dan sekarang, Varen menangis karna Azel.

Sedangkan di depan kamar Varen, terlihat seseorang melihat kejadian itu. Dia nyonya Elma. Nyonya Elma tau apa yang terjadi karna bibik pembantu yang memberitahunya. Nyonya Elma pulang lebih awal karna pekerjaannya sudah selesai.

Awalnya nyonya Elma terkejut melihat Azel yang berbaring lemah dengan Varen disampingnya. Nyonya Elma masih terdiam ditempatnya, ia sendiri merasakan bagaimana sedihnya Varen melihat keadaan Azel.

Ia tak menyangka kalau Varen yang notabennya cuek, bisa menangis hanya karna seorang wanita. Tetapi, nyonya Elma seakan tertampar oleh kenyataan. Ia sendirilah yang lepas tanggung jawab sehingga putranya itu cuek padanya.

"Mungkin Azel yang bisa merubah sikap Varen" lirih nyonya Elma matanya kini sudah memanas, siap menumpahkan segala perasaannya.

Nyonya Elma segera pergi ke kamarnya tidak mau Varen menyadari keberadaannya.

Play Girl is My Wife ||NIKAH SMA||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang