🤍 20. Laura sakit

6.8K 201 3
                                    

-----------

Tuan Marchel sedang membahas kerja sama dengan client nya di salah satu kafe. Dan secara tidak sengaja, tuan Marchel dan sekretarisnya meeting dengan client di kafe tempat Varen bekerja.

"Suatu kehormatan bisa bekerja sama dengan perusahaan anda pak Marchel"

"Tidak usah terlalu formal. Aku ini temanmu" kekeh tuan Marchel pada client yang merupakan teman sekolahnya

"Kau benar - benar mewujudkan mimpimu, membangun perusahaan yang sangat besar" ujarnya

"Aku masih ingat saat kau tidak boleh masuk kelas karna terlambat" sambungnya

"Kalau mengingat jaman sekolah, banyak sekali yang kita bahas. Aku jadi rindu masa - masa itu" sahut tuan Marchel

Saat sedang bercerita dengan client nya, mata tuan Marchel tidak sengaja menangkap seseorang yang sangat ia kenal.

Karna penasaran, setelah kepergian client nya tuan Marchel langsung beranjak dan memcari seseorang yang begitu ia kenal tadi.

Dan akhirnya tuan Marchel ketemu dengan otang yang ia cari. Dugaannya ternyata benar, indra penglihatannya masih bagus.

"Daddy?" Varen mengerutkan alisnya melihat sang mertuanyang sudah berdiri dihadapannya

"Kamu kerja disini nak?"

"Iya dad. Varen udah nikah sama Azel, jadi sudah seharusnya Varen yang menafkahi Azel"

"Daddy gak mau kamu kerja disini. Mulai besok kamu akan kerja di perusahaan daddy, kamu akan jadi COO di perusahaan, daddy sendiri yang akan mengajarimu. Daddy juga akan kasih kalian rumah dan jangan bilang ke Azel kalau daddy yang ngasih. Bilang aja kamu nyicil rumah itu dengan gaji kamu sebagai COO di perusahaan daddy" ujar tuan Marchel panjang lebar

"Tapi dad......"

"Tidak ada penolakan"

"Kalau gitu, daddy pulang dulu. Jangan lupa, mulai besok kamu akan jadi COO" pamit tuan Marchel kemudian meninggalkan Varen yang masih mematung disana

~~~~~~~~


Waktu terus berjalan, siang pun berganti malam. Nyonya Elma dan tuan Risyan baru pulang ke rumah mereka. Sebenarnya kerjaan mereka sudah selesai sejak sore tadi, tetapi karna adanya meeting mendadak makanya mereka pulang malam.

Sesampainya di rumah, mereka langsung ke kamar. Hari ini begitu melelahkan, jadi setelah membersihkan diri langsung beristirahat dan tidak sempat untuk melihat keadaan Lauran yang sedang sakit.

Tengah malam Azel terbangun karna mera haus dan ingin ke dapur mengambil segelas air. Saat keluar kamar, samar - samar Azel mendengar suara tangisan di kamar Laura.


Cklek!


Saat Azel masuk, ia tertegun melihat pemandangan di depan matanya. Terlihat Laura sedang menangis didalam tidurnya. Tanpa berpikir panjang, Azel langsung menghampiri Laura.

"Lau....." Azel mengecek suhu tubuh Laura yang ternyata panas

"Laura buka matamu" Azel menepuk pelan pipi Laura agar membuka matanya

"Laura!" Azel langsung berlari ke kamarnya dan membangunkan Varen

"Kak Azel disini" Azel langsung mebawa Laura kedalam dekapannnya, sedangkan Varen menelfon dokter untuk segera datang ke rumah

Laura menatap Azel dengan tatapan sayu, dadanya naik turun ingin mengeluarkan sesuatu.

"Muntahin aja Lau, gapapa" tanpa berpikir panjang, Laura langsung memuntahkan isi perutnya dan mengenai piyama Azel

Tak menunggu lama, akhirnya dokter datang dan langsung memeriksa keadaan Laura. Setelah memuntahkan isi perutnya tadi, Laura tiba - tiba lemas dan ingin menutup matanya.


"Dengerin dokter, jangan tutup mata kamu" titah sang dokter

"Kak Azel......." Laura terkulai lemas, berusaha mempertahankan kesadarannya

"Iya kak Azel disini" Azel memeluk erat tubuh Laura

Dokter kemudian mengecek denyut nadi Laura lalu memasang infus di tangannya. Setelah infus terpasang dan Laura sudah meminum obatnya, barulah dokter pamit untuk pulang.

Saat Varen mengantar dokter ke depan pintu, nyonya Elma dan tuan Risya bangun karna mendengar ada yang membuka pintu tengah malam. Mereka akhirnya memilih untuk keluar dan melihat apa yang terjadi.

Varen yang melihat kedua orang tuanya, memejamkan mata dan mengepalkan tangannya.

"Varen, apa yang terjadi?"

"Kalian boleh menganggapku berlebihan dalam menjaga adikku. Laura adalah orang yang berharga bagiku, dan aku udah berjanji pada diriku untuk menjaganya. Karena kalau bukan aku siapa lagi yang menjaganya? Kalian bahkan tidak tau apa yang terjadi pada adikku. Maaf jika melihat kondisi adikku membuat pekerjaan kalian terbengkalai"

Setelah mengatakan itu, Varen kembali keatas meninggalkan mereka yang terdiam disana. Mereka bagai dipukul bertubi - tubi dengan perkataan yang baru saja Varen lontarkan barusan.


Varen memang benar - benar bertanggung jawab dalam menjaga Laura, ia sangat menyayangi Laura. Sedangkan kedua orang tuanya? Mereka justru mengabaikan tugas dan tanggung jawab mereka sebagai orang tua.

Tak ingin larut dalam penyesalan lebih dalam, nyonya Elma dan tuan Risya memilih untuk ke kamar Laura melihat keadaan putri bungsu mereka.

Sesampainya di kamar, terlihat Laura sedang berbaring lemas dengan infus yang ada di tangannya. Jangan lupakan, Azel juga ikut berbaring disamping Laura.

Jangan lupa vote and comment😁

Klik👇

Play Girl is My Wife ||NIKAH SMA||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang