🖤 32. Berantem

5.5K 147 1
                                    


--------------

Cklek!

Suara decitan pintu terdengar. Terlihat Varen yang baru pulang ke rumah setelah menemani Laura kemoterapi sore tadi. Varen menghampiri Azel yang sedang duduk bersandar di headboard tempat tidur.

"Belum tidur hmm?" Varen membelai lembut pipi sang istri

"Ini hp kamu" Azel memberikan benda pipih itu pada Varen dan langsung membaringkan tubuhnya membelakangi Varen

Veren melihat hp itu sekilas, dan terlihat dua panggilan tak terjawab dari asisten pribadinya di kantor ditambah lagi notifilasi chat dari asistennya. Itu berarti Azel sudah tau kalau ia tidak ke kantor.

"Ngambek lagi?" Varen menghela napas kasar sebelum melanjutkan kalimatnya

"Aku capek Azel, kalau kamu begini terus. Apa - apa dicemburui" ucap Varen dan langsung membuat emosi Azel membara

Azel langsung bangkit dari tidurnya dan berdiri dihadapan Varen

"Kalau gak ke kantor kamu kemana? Kenapa harus bohong sama aku kalau memang gak ke kantor? Kamu rela bohongin aku agar kamu bisa keluar dan bebas dari aku" tangisan Azel pecah. Azel merasa dibohongi

"Aku lama - lama bisa stress dan depresi kalau kamu gini terus. Aku gak kuat, aku gak sanggup dibohongi. Lebih baik kita pisah aja" ucap Azel dengan isakannya

"Cuman gara - gara aku bohong gak ke kantor kamu minta pisah? Jangan kayak anak kecil Azel"

"IYA AKU ANAK KECIL YANG SELALU CEMBURUAN, ANAK KECIL YANG SELALU OVERTHINKING SAMA KAMU!" Teriak Azel

"CUMA GARA - GARA HANDPHONE INI KITA BERANTEM?!!" Ucap Varen kemudian membanting handphone nya sehingga handphone itu mati

Varen memutuskan ke luar dari kamar dan pergi ke ruang tamu untuk meredakan emosinya. Jujur, Varen sangat menyesal setelah membentak Azel. Seharusnya ia tidak membentak Azel. Azel sedang hamil, wajar kalau ia cemburuan dan selalu overthinking.


Huh~

Entah yang keberapa kalinya Varen menghela napas. Beberapa menit kemudian, Varen memutuskan untuk kembali ke kamar.

Sesempainya di kamar, Varen langsung duduk di meja belajarnya sedangkan Azel masih memainkan hp nya dengan mata yang bengkak. Hening. Itulah yang mereka rasakan saat ini di dalam kamar. Keduanya masih enggan untuk membuka suara.

Hingga pukul 24.00 malam, Varen masih setia duduk di meja belajarnya sedangkan Azel masih memainkan handphone nya sesekali melirik Varen.

"Lama benget sih!" Gerutu Azel dan melirik Varen, ternyata ia menunggu Varen agar tidur dengannya

Azel mimilih untuk meletakkan handphone di nakas kemudian berbaring. Varen yang sudah selesai dengan buku - bukunya, berjalan ke kasur dan ikut berbaring disamping Azel.

"Varen pasti masih marah" batin Azel merasa bersalah dan matanya mulai berkaca - kaca. Azel menyesal setelah perkelahian tadi, seharusnya ia tidak terlalu overthinking pada Varen

Varen menoleh ke arah Azel yang membelakanginya. Varen tau kalau Azel belum tidur hingga terdengar suara isakan kecil dan tentu membuat hati Varen sakit .

"Kanapa nangis hmm?" Veren memeluk Azel yang membelakanginya

"Tidur ya cantik" Azel langsung menyentakkan bahunya ketika Varen memeluknya

Selang beberapa menit, Azel sudah tertidur dengan mata yang bengkak dengan pipi yang masih basah. Varen kemudian mengubah posisi tidur Azel menjadi telentang dan menghapus jejak air mata Azel.

Play Girl is My Wife ||NIKAH SMA||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang