🤍 9. Kekhawatiran

11.6K 325 1
                                    

-------

Sore harinya, Laura pulang ke rumah dan tidak melihat keberadaan Azel. Laura kemudian bertanya pada bibik pembantu dimana kakak iparnya itu.

"Kak Azel dimana bik?"

"Nona Azel dikamar karna tadi nona Azel sakit dan tuan Varen yang merawatnya" mendengar ucapan bibik, tanpa aba - aba Laura langsung melepaskan tas ranselnya dan berlari ke kamar Varen

"Jangan lari - lari" larai nyonya Elma sambil menggelengkan kepala, lalu pergi ke dapur untuk memasak. Sebab nyonya Elma memanfaatkan waktu senggangnya untuk memperbaiki hubungan dengan sang putra

"Kak Azel....." teriak Laura dari ujung pintu

"Ketuk dulu sebelum masuk" ucap Varen dan Laura hanya terkekeh dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

"Aish.....kak Varen jangan marah. Laura cuma khawatir sama kak Azel" balas Laura dan Azel ikut tersenyum mendengarnya

"Kak Azel masih sakit?" Laura kemudian mendekati Azel dan memeluknya

"Apa kutub selatan itu yang buat kak Azel sakit?" Sindir Laura dan Varen hanya memutar bola matanya jengah

"Kakak kamu yang rawat kak Azel tadi" balas Azel


Beberapa detik kemudian nyonya Elma membawa nampan berisi makanan untuk Azel. Nyonya Elma kemudian berjalan mendekati tempat tidur dan duduk disamping Azel yang dipeluk oleh Laura.

"Azel harus makan ya? Biar bertenaga. Ini mama udah siapin makanan buat kamu"

"Iya mah" sahut Azel

"Sayang....sini mama suapin" nyonya Elma kemudian menyuapkan sesendok ke mulut Azel

"Laura juga mau mah. Aaa....." nyonya Elma kemudian menyendokkan ke mulut Laura dan Azel hanya tersenyum

"Kamu gak makan?" Tanya Azel pada Varen yang berdiri melihat mereka disuapin oleh nyonya Elma

"Nanti"

"Kak Varen makan sana. Biar kak Azel Laura yang jagain" sambung Laura dan akhirnya Varen keluar dari kamar dan turun ke dapur untuk makan

Beberapa menit kemudian, Varen kembali ke kamar dan mendapati Azel yang sudah tertidur. Sedangkan Laura sudah kembali ke kamarnya. Varen kemudian mendekati Azel dan meletakkan punggung tangannya ke kening Azel

"Aku udah baikan. Jangan terus cek suhu tubuh aku" ucap Azel yang masih menutup matanya. Sedangkan Varen, jantungnya hampir copot karna terkejut. Refleks Varen mengangkat tangannya dari kening Azel

"Besok lo gak usah sekolah biar gue yang permisiin lo besok" ujar Varen dingin sedangkan Azel hanya menghela napas pasrah mendengar ucapan Varen yang terkesan memaksa

"Apa peduli kamu sama aku. Apa yang aku lakuin juga bukan urusan kamu" balas Azel

"Kalo lo sakit gue yang repot" ketus Varen

"Makasih udah ngurus aku yang nyusahin ini. Lain kali kalau aku sakit, antar aku ke rumah orang tua aku"

Varen merasa tertampar dengan ucapan Azel. Varen juga merasa bersalah atas ucapannya yang menyakiti hati Azel. Varen akhirnya memutuskan untuk berbaring disamping Azel kamudian memejamkan matanya, tidak butuh waktu lama untuk Varen menuju ke alam mimpi.

Tengah malam Azel terbangun karna perutnya terasa perih. Azel memutuskan untuk turun ke dapur dan mencari makanan di kulkas dan ternyata tidak ada makanan yang tersisa.

Azel kemudian mengambil dompetnya dan memutuskan untuk pergi ke minimarket dekat rumah. Meskipun tengah malam, suasana di luar sana masih ramai sehingga Azel tidak takut sama sekali.

Sesampainya di minimarket, Azel langsung membeli beberapa makanan dan langsung membawanya ke meja kasir untuk dibayar.

Varen yang terusik dan merasakan kalau Azel tidak ada disampingnya, Varen lalu berjalan kamar Laura karna pikirnya Azel disana. Dan ternyata Azel tidak ada disana.

Bugh!

Varen memegang pipinya yang lebam karna habis dipukul oleh tuan Risyan. Sedangkan tuan Risyan masih menatap marah pada Varen.

"SUAMI MACAM APA KAU INI!!! KAU BAHKAN TIDAK TAU DIMANA ISTRIMU?!!"

Varen menunduk, ia tak berani menatap wajah sang papa yang menatap kecewa padanya. Ini adalah pukulan pertama yang Varen dapatkan dari tuan Risyan selama hidupnya.

"Bagaimana jika terjadi sesuatu pada Azel?"

Varen melihat ke arah sang mama dan adiknya yang sudah menangis. Tanpa aba - aba, Varen langsung meninggalkan mereka dan pergi mencari Azel.

Belum sempat Varen membuka pintu mobilnya, Azel sudah terlebih dahulu sampai di halaman rumah. Varen yang melihat itu, langsung berlari dan memeluk Azel. Sedangkan yang dipeluk hanya mematung dan tidak membalas pelukan itu.

Nyonya Elma, Laura dan tuan Risyan memutuskan untuk ke luar dan menyusul Varen. Di halaman rumah mereka yang sudah melihat Azel tengah dipeluk Varen, langsung menghampirinya.

"Kak Azel....." Laura kemudian berlari ke arah Azel dengan air mata yang sudah membasahi pipinya

"Kak Azel kemana aja? Laura khawatir" isak Laura dalam dekapan Azel

"Maafin kak Azel ya? Tadi kak Azel laper. Karna gak ada makanan, kak Azel pergi ke mini market buat beli ini" Azel kemudian memperlihatkan kantong plastik yang ia jinjing

"Lain kali....suruh pak satpan aja nak" nasehat nyonya Elma

"Maafin Azel ya mah....pah....karna udah bikin kalian khawatir"

"Gapapa.....yang penting sekarang kamu udah sampai dengan selamat. Kita masuk yuk, diluar dingin" ujar tuan Risyan, mereka pun masuk dan kembali ke kamar masing - masing





Jangan lupa vote and coment😁

Clik
👇

Play Girl is My Wife ||NIKAH SMA||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang